Setelah selama seminggu lalu IHSG menguat +0.17% disertai Net Buy Asing sebesar Rp 207.89 miliar, diawal pekan ini IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya didorong penguatan DJIA serta naiknya beberapa harga komoditas seperti: Nikel +1.43%, Timah +0.1%, Gold +0.54% & Oil +1%. Dilain pihak turunnya Bursa Asia pagi ini menjadi pemberat bagi perjalanan IHSG. Merujuk beragamnya faktor penggerak IHSG, kami tetap antusias merekomendasikan investor melakukan trading harian atas saham dari sektor Kimia/Energi, Logam, Oil, TI, Konstruksi, Telko dan Infrastruktur untuk perdagangan Senin ini. IHSG kami perkirakan bergerak pada 6,142 - 6,234 adapun saham – saham yang kami rekomendasikan hari ini adalah BRPT INCO ADRO MEDC MTDL WIKA PTBA AGII ISAT IPCC.
Mayoritas bursa saham di developed economies bergerak menguat Bursa saham benua kuning bergerak menguat pada perdagangan jumat kemarin. Indeks Hang Seng ditutup menguat sebesar +2.57%, lalu Indeks Shanghai ditutup menguat +1.78% dan Indeks Kospi ditutup menguat tipis sebesar +0.05%. Sementara itu, Dow Jones ditutup menguat tipis sebesar +0.01% di level 28,135 hal ini sejalan dengan penguatan pada S&P 500 sebesar +0.01%. Wall Street ditutup menguat tipis dikarenakan pasar masih menunggu dari kesepakatan dagang antara AS dan China pada hari jumat lalu, namun pada akhir minggu kemarin ada kabar baik bahwa kedua negara telah menyepakati kesepakatan tahap 1 dan menarik tarif impor AS yang dijadwalkan akan berlaku 15 Desember. Di samping itu, pasar komoditi, harga Coal yang melemah -0.30% , harga minyak mentah WTI Crude Oil menguat +1.50% dan harga nikel menguat +0.50%.
Pada perdagangan 13 Desember, IHSG ditutup menguat sebesar +0.94% kelevel 6,197 Sentimen penggerak pasar hari ini diantaranya kabar baik dari kesepakatan fase pertama damai dagang AS-China dengan ditariknya penambahan tarif impor kepada China, agenda dari pengumuman bank sentral beberapa negara mengenai data perkembangan ekonomi seperti Inggris, Jepang, dan China, lalu dari data manufaktur juga akan diumumkan hari ini di Jerman, Inggris, dan AS, inflasi Inggris, Uni Eropa, dan Jepang. Terakhir dari data neraca perdagangan Indonesia yang akan membuka pasar keuangan pada pekan ini.
