Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

24 Juli 2017

Fixed Income Notes 24 Juli 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 21 Juli 2017 kembali mengalami penurunan di tengah          menguatnya nilai tukar rupiah serta penurunan imbal hasil surat utang global. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 5 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 1,5 bps dimana imbal hasil Surat Utang Negara dengan keseluruhan tenor terlihat mengalami penurunan. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan yang berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 10 bps. Adapun Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) tingkat imbal hasilnya ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan berkisar antara 1 - 5 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 45 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang masih bergerak dengan mengalami penurunan pada perdagangan di akhir pekan kemarin kembali didorong oleh faktor pergerakan nilai tukar rupiah yang mengalami penguatan terhadap dollar Amerika serta pergerakan surat utang global yang cenderung bergerak mengalami penurunan di tengah ketidakpastian kebijakan moneter yang diambil oleh pemerintah Amerika. Kondisi tersebut mendorong investor untuk melanjutkan akumulasinya terhadap Surat Utang Negara terutama pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang masih menawarkan tingkat imbal hasil yang cukup tinggi. 
  • Sehingga dengan adanya aksi pembelian oleh investor tersebut, harga Surat Utang Negara mengalami kenaikan dan mendorong terjadinya penurunan imbal hasil, dimana untuk Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 6,724%, 10 tahun mengalami penurunan sebesar 1,5 bps di level 6,894% dan 20 tahun mengalami penurunan sebesar 4,5 bps di level 7,545%. Adapun untuk tenor 15 tahun imbal hasilnya mengalami penurunan sebesar 5 bps di level 7,300%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya juga bervariasi, dimana untuk keseluruhan tenor mengalami penurunan pada perdagangan di akhir pekan kemarin. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup turun terbatas kurang dari 1 bps di level 2,245% setelah mengalami kenaikan harga terbatas kurang dari 1 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-27, INDO-37, INDO-47 ditutup dengan penurunan masing - masing sebesar 1 bps pada level 3,737%, 4,601%, dan 4,565% setelah didorong oleh adanya kenaikan harga masing - masing sebesar 10 bps, 15 bps, dan 20,5 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan kemarin senilai Rp10,46 triliun dari 39 seri Surat Utang Negara, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp5,49 triliun. Obligasi Negara seri FR0072 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,70 triliun dari 142 kali transaksi di harga rata - rata 106,18% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0074 senilai Rp1,39 triliun dari 141 kali transaksi di harga rata - rata 102,16%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,50 triliun dari 44 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Pupuk Indonesia Tahap I Tahun 2017 Seri A (PIHC01ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp325 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 100,04% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II PNM Tahap I Tahun 2017 Seri A (PNMP02ACN1) senilai Rp281 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,02%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup menguat, sebesar 21,00 pts pada level 13313,00 per dollar Amerika setelah bergerak berfluktuasi dengan mengalami penguatan pada kisaran 13309,00 hingga 13328,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut sejalan dengan penguatan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah melemahnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional yang dikuti oleh mata uang Yen Jepang (JPY) dan Peso Philippina (PHP). Dengan penguatan di akhir pekan tersebut, maka pergerakan mata uang regional di sepanjang pekan kemarin cenderung mengalami penguatan terhadap dollar Amerika dengan mata uang Won Korea Selatan mengalami penguatan terbesar (1,34%) dan diikuti oleh mata uang Yen Jepang (0,93%). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan pergerakan harga Surat Utang Negara akan bergerak berfluktuasi jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara pada hari Selasa, serta pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika yang akan dilaksanakan pada hari Selasa dan Rabu waktu setempat. Harga Surat Utang Negara masih berpeluang mengalami kenaikan yang didorong pergerakan positif dari pasar surat utang global merespon hasil dari Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Eropa serta afirmasi dari lembaga pemeringkat Fitch Rating terhadap peringkat Indonesia pada peringkat BBB- dengan prospek positif. 
  • Imbal hasil surat utang global pada perdagangan di akhir pekan kemarin ditutup dengan mengalami penurunan, dimana imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 2,24% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,27%. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan mengalami penurunan di level 0,18% yang merupakan posisi terendahnya sejak awal Januari 2017, begitu pula dengan imbal hasil surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama ditutup turun pada level 0,50% dari posisi penutupan sebelumnya di level 1,17%. Hal tersebut kami perkirakan akan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini terutama pada Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang rupiah maupun dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara beberapa seri sudah mulai mengalami tren kenaikan kembali, sehingga arah pergerakan dalam jangka pendek kami perkirakan akan cenderung naik dengan perubahan harga yang masih akan terbatas. 
  • Rekomendasi : Dengan beberapa kombinasi faktor tersebut kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga yang terjadi dalam beberapa hari terakhir dengan pilihan pada Surat Utang Negara seri FR0038, FR0048, FR0069, FR0036, FR0031, FR0034. FR0053, ORI013, FR0057 dan FR0067. 
  • Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara seri PBS-015 pada tanggal 21 Juli 2017 dengan cara private placement.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group