Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

23 November 2017

Fixed Income Notes 23 November 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 22 November 2017 ditutup dengan mengalami penurunan didorong oleh pelaku pasar yang melakukan aksi beli di tengah kembali menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1,6 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara bertenor pendek. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami penuurnan berkisar antara 2 - 4 bps setelah didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) ditutup dengan turun yang berkisar antara 1 - 3 bps setelah mengalami kenaikan harga sebesar 10 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan berkisar antara 1 - 4 bps setelah mengalami kenaikan harga hingga sebesar 30 bps. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dari awal perdagangan mengalami penurunan, didorong oleh katalis positif dari pasar surat utang global dimana pada perdagangan di hari Selasa ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan. Adapun, aksi beli pelaku pasar di tengah penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika mendorong terjadinya penurunan harga Surta Utang Negara hingga akhir sesi perdagangan, imbal hasil Surat Utang Negara mengalami penurunan dibandingkan dengan posisi penutupan sebelumnya. 
  • Sehingga secara keseluruhan, kenaikan harga pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun mengalami penurunan sebesar 2,5 bps masing - masing di level 6,157% dan 6,564%. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami penurunan sebesar 1,5 bps pada level 7,053% dan 20 tahun mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 7,273%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi dollar Amerika, mengalami penurunan pada sebagian seri, seiring dengan pergerakan imbal hasil US Treasury yang ditutup dengan mengalami penurunan pada pedagangan kemarin. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-27 relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan perdagangan sebelumnya masing - masing di level 2,248% dan 3,606% sementara itu imbal hasil dari INDO-37 dan INDO-47 ditutup turun sebesar 1 bps masing - masing di level 4,455% dan 4,516%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di hari Rabu, senilai Rp10,47 triliun dari 38 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,40 triliun. Obligasi Negara seri FR0075 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,28 triliun dari 137 kali transaksi di harga rata - rata 103,83% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0068 senilai Rp1,02 triliun dari 36 kali transaksi di harga rata - rata 109,76%.
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp490,9 miliar dari 35 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap I Tahun 2017 Seri A (WSKT03ACN1) masih menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp200 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,27% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Adira Finance Tahap III Tahun 2016 Seri C (ADMF03CCN3) senilai Rp35 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 106,80%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup menguat, pada level 13523,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan sebesar 6,00 pts (0,04%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak dengan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13506,00 hingga 13528,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah seiring dengan pergerakan mata uang regional yang juga cenderung mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. Namun mata uang Rupee India (INR) terlihat satu satunya mata uang regional yang mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika. Adapun mata uang Ringgit Malaysia (MYR) memimpin penguatan mata uang regional diikuti oleh penguatan mata uang Won Korea Selatan (KRW) dan Yen Jepang (JPY). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder akan cenderung bergerak terbatas terutama pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang jelang disampaikannya notulen Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Minutes). Notulen tersebut akan disampaikan pada hari Kamis waktu setempat. 
  • Sementara itu pasar surat utang global ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi, imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun di level 2,321% serta US Treasury dengan tenor 30 tahun juga ditutup turun di level 2,740%. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup naik terbatas di level 0,345% dan imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup naik terbatas di level 1,278%. 
  • Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara dengan tenor jangkla pendek masih terlihat mengalami tren kenaikan, sedangkan harga Surat Utang Negara dengan tenor jangka panjang sudah mulai bergerak pada area konsolidasi. 
  • Rekomendasi : Dengan minimnya katalis dari dalam dan luar negeri maka kami perkirakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini akan cenderung bergerak terbatas. Kami masih menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading di tengah harga Surat Utang Negara yang masih bergerak berfluktuasi. Kami juga masih merekomendasikan seri - seri Surat Utang Negara sebagai pilihan di tengah kondisi pasar yang masih berfluktuasi, yaitu seri FR0069, FR0053, FR0071, FR0073, FR0065, FR0068, FR0072 dan ORI013.
  • Pencatatan Obligasi I Kereta Api Indonesia Tahun 2017.
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menegaskan peringkat obligasi Astra Sedaya Finance yang akan jatuh tempo di “idAAA”.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group