Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

20 Agustus 2018

Fixed Income Notes 20 Agustus 2018

  • Minimnya katalis dari dalam dan luar negeri menyebabkan terbatasnya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Kamis, 16 Agustus 2018.
  •  Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 6 bps dengan arah perubahan tingkat imbal hasil yang cukup bervariasi meskipun dengan kecenderungan masih mengalami kenaikan. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan hingga sebesar 4 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 1 - 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan hingga sebesar 3 bps didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 15 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan yang berkisar antara 1 - 6 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 60 bps. 
  • Terbatasnya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh minimnya katalis dari dalam dan luar negeri dimana dari dalam negeri, defisit neraca perdagangan di bulan Juli 2018 yang sebesar 2,03 miliar dollar AS yang sudah diperkirakan oleh investor. Adapun keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Indonesia untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 5,25% tidak begitu banyak berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara, mengingat keputusan tersebut sesuai dengan perkiraan pelaku pasar sebelumnya. 
  • Sehingga secara keseluruhan, terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 7,770% dan 20 tahun sebesar 2 bps di level 8,392% serta menyababkan terjadinya penurunan imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 10 tahun sebesar 2,5 bps di level 7,935% dan 15 tahun sebesar 2 bps di level 8,314%. 
  • Adapun dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya mengalami penurunan untuk tenor pendek sedangkan tenor panjang mengalami kenaikan imbal hasil. Imbal hasil dari INDO-23 turun terbatas kurang dari 1 bps di level 3,998% setelah mengalami kenaikan harga yang terbatas kurang dari 1 bps. Sementara itu INDO-28 mengalami kenaikan sebesar 2,5 bps di level 4,380% didorong oleh adanya koreksi harga yang sebesar 20 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-43 terlihat mengalami kenaikan sebesar 1,5 bps di level 4,932% setelah didorong oleh koreksi harga sebesar 20 bps. Imbal hasil INDO-48 mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 4,800% didorong koreksi harga sebesar 30 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp12,59 triliun dari 30 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan Surat Utang Negara seri acuan yang dilaporkan senilai Rp5,36 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,65 triliun dari 58 kali transaksi di harga rata - rata 87,72% yang diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Negara seri FR0072, senilai Rp2,28 triliun dari 140 kali transaksi di harga rata - rata 99,7%. 
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp808 miliar dari 44 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Bank OCBC NISP Tahap II Tahun 2017 Dengan Tingkat Bunga Tetap Seri A (NISP02ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp236 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 99,99% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap III Tahun 2018 Seri C (ADMF04CCN3) senilai Rp125 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan di akhir pekan kemarin ditutup melemah sebesar 15,00 pts (0,10%) pada level 14615,00 per dollar Amerika setelah beregrak cukup bervariasi sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14580,00 hingga 14623,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditengah bervariasinya pergerakan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Yuan China (KRW) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Singapura (SGD) dan Baht Thailand (THB). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas dengan arah pergerakan yang masih bervaraisi. 
  • Peluang terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara dipengaruhi oleh faktor eksternal, dimana imbal hasil surat utang global pada perdagangan di akhir pekan kemarin ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun sempat diperdagangkan pada kisaran 2,864%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan penurunan masing - masing di level 0,312% dan 1,235%. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Hanya saja kenaikan harga masih akan dibatasi oleh faktor teknikal, dimana harga Surat Utang Negara yang masih bergerak dalam tren penurunan harga yang terjadi pada keseluruhan tenor. Kondisi tersebut akan membatasi peluang terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung beregrak berfluktuasi pada rentang perubahan harga yang relatif terbatas. Kami masih menyarankan beberapa seri Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah yang cukup menarik untuk diperdagangkan seperti seri FR0069, FR0073, FR0058, FR0074, FR0065, FR0068, FR0072, FR0075, FR0067. 
  • Pada sepekan kedepan terdapat tujuh surat uang yang akan jatuh tempo senilai Rp10,125 triliun.
  • Rencana Penjualan Saving Bond Ritel (SBR) Seri SBR004.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group