Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

18 Mei 2017

Fixed Income Notes 18 Mei 2017

  •    Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 17 Mei 2017 bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri. 
  •    Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 3 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor panjang. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) terlihat mengalami penurunan imbal hasil sebesar 1 bps dengan adanya kenaikan harga terbatas hingga sebesar 2 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) cenderung mengalami kenaikan hingga sebesar 1 bps yang didorong oleh adanya penurunan harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) cenderung mengalami penurunan berkisar antara 1 - 3 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 20 bps. 
  •    Terbatasnya perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh minimnya katalis dari dalam dan luar negeri yang mempengaruhi perdagangan Surat Utang Negara. Hanya saja, meskipun pergerakan imbal hasil yang terjadi relatif terbatas, investor cukup aktif melakukan transaksi di pasar sekunder yang tercermin pada volume perdagangan yang cukup besar. Setelah mengalami penurunan harga yang cukup besar pada pekan sebelumnya, harga Surat Utang Negara cenderung bergerak terbatas seiring dengan harga Surat Utang Negara yang secara teknikal berada pada area konsolidasi (sideways). 
  •    Dengan adanya kecenderungan penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 5 tahun ditutup pada level 6,715% naik kurang dari 1,0 bps, tenor 10 tahun ditutup pada level 7,002% (-1,0 bps), tenor 15 tahun ditutup pada level 7,504% naik 1,0 bps dan tenor 20 tahun ditutup pada level 7,760% tidak mengalami banyak perubahan dari perdagangan sebelumnya. 
  •    Sedangkan dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan harganya terlihat terbatas yang berdampak terhadap minimya perubahan tingkat imbal hasilnya. INDO-20 imbal hasilnya ditutup pada level 2,488% dengan kenaikan harga sebesar 3 bps dan imbal hasil dari INDO-27 mengalami penurunan sebesar 2 bps pada level 3,821% dengan didorong kenaikan harga 16 bps. Adapun untuk imbal hasil dari INDO-37 dan INDO-47 mengalami penurunan sebesar 1,5 bps masing - masing pada level 4,808% dan 4,764% dengan didorong kenaikan harga sebesar 25 bps. 
  •    Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp5,411 triliun dari 33 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,10 triliun. Obligasi Negara seri FR0072 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp1,14 triliun dari 63 kali transaksi di harga rata - rata 105,00% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0056 senilai Rp1,00 triliun dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 109,15%. Sedangkan FR0072 dan FR0074 menjadi seri Surat Utang Negara yang paling sering diperdagangkan sebesar 63 dan 46 kali transaksi. 
  •    Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp796,90 miliar dari 29 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.  Obligasi Berkelanjutan III FIF Tahap I Tahun 2017 Seri B (FIFA03BCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp115,9 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Panin Tahap II Tahun 2017 (PNBN02SBCN2) senilai Rp96,50 miliar dari 58 kali transaksi di harga rata - rata 100,50%.
  •    Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah di level 13324,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 24,00 dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak pada kisaran 13292,00 hingga 13325,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah terjadi di tengah bervariasinya arah perubahan mata uang regional terhadap dollar Amerika dengan kecenderungan seluruh mata uang regional mengalami pelemahan. Mata uang Rupiah Indonesia (IDR) memimpin pelemahan mata uang regional diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW) dan Peso Philippina (PHP). Sementara itu Yen Jepang (JPY) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah pelemahan dollar Amerika terhadap mata uang dunia. 
  •    Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak terbatas dengan masih berpeluang untuk mengalami kenaikan didorong oleh katalis dari pasar surat utang global. Imbal hasil dari surat utang global kembali mengalami penurunan. Penurunan US Treasury akan menjadi katalis positif bagi perdagangan Surat Utang Negara. 
  •    Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun di level 2,22% begitu pula dengan tenor 30 tahun yang ditutup turun pada level 2,91% ditengah penurunan permintaan kredit perumahan yang cukup besar dibandingkan periode sebelumnya. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun masing - masing ditutup turun pada level 0,37% dan 1,07%. 
  •    Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara sudah mulai mengalami perubahan tren, dari down trend menjadi up trend. Hal tersebut dalam jangka pendek masih akan menjadi katalis yang mendorong kenaikan harga di pasar sekunder. Hanya saja, kami meliat bahwa kenaikan harga Surat Utang Negara akan dibatasi oleh adanya aksi ambil untung yang dilakukan oleh pelaku pasar setelah bergerak dalam tren penurunan sejak awal bulan April 2017. 
  •    Rekomendasi, Dengan pertimbangan tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan strategi trading jangka pendek di tengah sinyal kenaikan harga. Kami sarankan untuk melakukan aksi buy untuk beberapa seri karna sudah menunjukkan sinyal kenaikan harga. Beberapa seri Surat Utang Negara yang kami lihat relatif lebih mahal dibandingkan dengan seri lainnya dengan tenor yang mendekati sama diantaraya adalah seri FR0028, FR0056 dan FR0059. Untuk seri - seri tersebut pelaku pasar dapat mulai melakukan profit taking dan menukarnya dengan seri - seri yang relatif masih memberikan imbal hasil yang menarik seperti seri FR0066, FR0069, FR0036, FR0031, FR0045, FR0050, FR0057, FR0062, dan FR0067.
  •    Kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara di pertengahan bulan Mei 2017 mengalami penurunan senilai Rp8,27 triliun dibandingkan posisi akhir April 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group