Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

16 Januari 2018

Fixed Income Notes 16 Januari 2018

  • Jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara, imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 15 Januari 2018 cenderung mengalami kenaikan. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 6 - 8 tahun. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 1 - 3 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami penurunan berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 2 - 20 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) ditutup dengan cukup bervariasi dengan perubahan imbal hasil yang terbatas berkisar antara 1 - 4 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 25 bps. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung bergerak dengan mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin terjadi di tengah liburnya perdagangan di Amerika Serikat. Terbatasnya perubahan imbal hasil juga didukung oleh volume perdagangan yang mengalami penurunan dibandingkan perdagangan di akhir pekan kemarin, mengindikasikan bahwa pelaku pasar menahan diri untuk melakukan transaksi menjelang lelang, dimana pemerintah mentargetkan penerbitan Surat Utang Negara senilai Rp17 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang akan ditawarkan kepada investor. 
  • Selain itu investor juga masih mencermati data neraca perdagangan periode Desember 2017 yang disampaikan Badan Pusat Statistik pada perdagangan kemarin dimana Badan Pusat Statistik melaporkan, ekspor Indonesia pada Desember 2017 mencapai 14,79 miliar dollar AS, sementara itu nilai impor Indonesia pada Desember 2017 mencapai 15,06 miliar dollar AS. 
  • Secara keseluruhan, terbatasnya perubahan imbal hasil pada perdagangan kemarin juga berdampak terhadap terbatasnya perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan, dimana untuk 5 tahun dan 20 tahun relatif bergerak terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 5,540% dan 6,901% sementara itu untuk seri acuan dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan 1 bps dilevel 6,052% dan untuk seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 1,5 bps di level 6,582%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya relatif tidak mengalami perubahan seiring liburnya perdagangan di Amerika. Imbal hasil dari INDO-23, INDO-28, INDO-38, INDO-48 tidak mengalami perubahan dibandingkan perdagangan sebelumnya masing - masing di level 3,054%, 3,536%, 4,401%, dan 4,336%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan di akhir pekan, senilai Rp10,02 triliun dari 38 seri Surat Utang Negara dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp1,06 triliun. Obligasi Negara seri FR0056 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,34 triliun dari 37 kali transaksi di harga rata - rata 114,48% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0053 senilai Rp1.01 triliun dari 13 kali transaksi di harga rata - rata 108,11%. 
  • Adapun Volume perdagangan Project Based Sukuk yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp1,44 triliun dari 4 seri Project Based Sukuk yang diperdagangkan. Project Based Sukuk seri PBS011 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp990 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 112,26% diikuti oleh Project Based Sukuk seri PBS014, senilai Rp289,46 miliar dari 13 kali transaksi di harga rata - rata 101,51%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp204,32 miliar dari 28 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Bank BRI Tahap III Tahun 2017 Seri C (BBRI02CCN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp42,88 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 104,08% dan diikuti oleh perdagangan Sukuk Subordinasi Mudharabah Berkelanjutan I Tahap II Bank Muamalat Tahun 2013 (BBMISMSB1CN2) senilai Rp21 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 93,66%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 22,00 pts (0,16%) di level 13332,00 per dollar Amerika setelah bergerak berfluktuasi sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13317,00 hingga 13342,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika seiring dengan pergerakan mata uang regional yang cenderung mengalami penguatan di tengah melemahnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Yuan China (CNY) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Yen Jepang (JPY) dan Ringgit Malaysia (MYR). 
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Pada hari ini pemerintah berencana untuk mengadakan lelang penjualan Surat Utang Negara dengan target penerbitan senilai Rp17 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor. Pada lelang dua pekan sebelumnya, pemerintah meraup dana senilai Rp25,5 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp86,20 triliun. Kami perkirakan pelaku pasar masih akan mencermati pelaksanaan lelang sebelum kembali melakukan transaksi di pasar sekunder. 
  • Adapun pergerakan harga Surat Utang Negara kami perkirakan akan bergerak terbatas di tengah pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung terbatas seiring dengan liburnya perdagangan di Amerika. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup tidak bergerak pada level 2,550% dari posisi penutupan di akhir pekan. Imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan di level 0,587% sedangkan imbal hasil surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama justru terlihat mengalami penurunan di level 1,326%. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada hari ini. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area jenuh beli, sehingga kami perkirakan pergerakan harganya akan cenderung terbatas dengan arah pergerakan yang cenderung mendatar (sideways). 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Bagi investor dengan horizon jangka panjang dapat mengiktui lelang penjualan Surat Utang Negara, dimana pemerintah menawarkan Surat Utang Negara dengan tenor panjang, yaitu FR0064 (2028), FR0065 (2033) dan FR0075 (2038).
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03180417 (New Issuance), SPN12190104 (Reopening), FR0064 (Reopening), FR0065 (Reopening) dan FR0075 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 16 Januari 2018.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group