Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

15 Maret 2018

Fixed Income Notes 15 Maret 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 14 Maret 2018 kembali mengalami penurunan di tengah menguatnya nilai tukar rupiah serta penurunan imbal hasil surat utang global. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 15 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 4,6 bps dimana keseluruhan tenor imbal hasil Surat Utang Negara terlihat mengalami penurunan dengan tenor panjanga yang mengalami penurunan yang lebih besar dibandingkan tenor jangka pendek. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 3 - 8 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 30 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan yang berkisar antara 5 - 8 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 50 bps. Adapun Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) tingkat imbal hasilnya ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan berkisar antara 1 - 15 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 110 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang masih bergerak dengan mengalami penurunan pada perdagangan kemarin kembali didorong oleh faktor pergerakan nilai tukar rupiah yang mengalami penguatan terhadap dollar Amerika serta pergerakan surat utang global yang cenderung bergerak mengalami penurunan di tengah rilisnya data retail Amerika. Adapun pelemahan dollar Amerika yang terjadi pada perdagangan kemarin didorong oleh  pemecatan Tillerson. Para investor khawatir pemecatan Tillerson adalah tanda bahwa pemerintah akan melembagakan kebijakan proteksionisme dan lebih agresif dalam menegosiasikan hubungan dagang dengan negara lain. Kebijakan Tarif secara histori menyebabkan melemahnya dollar Amerika selama masa kepresidenan George W.Bush dan Blill Clinton. 
  • Sehingga dengan adanya aksi pembelian oleh investor tersebut, harga Surat Utang Negara mengalami kenaikan dan mendorong terjadinya penurunan imbal hasil, dimana untuk Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami penurunan sebesar 5 bps di level 6,115%. Sementara imbal hasil 10 tahun dan 20 tahun mengalami penurunan sebesar 8 bps masing - masing di level 6,656% dan 7,275%. Adapun untuk tenor 15 tahun imbal hasilnya mengalami penurunan sebesar 6 bps di level 7,003%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya juga terlihat mengalami penurunan pada perdagangan kemarin seiring dengan penurunan imbal hasil US Treasury. Imbal hasil dari INDO-23 ditutup turun sebesar 2 bps di level 3,768% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 7 bps dan imbal hasil dari INDO-28 dan INDO-48 ditutup dengan penurunan sebesar 4,5 bps masing - masing pada level 4,107% dan 4,742% setelah didorong oleh adanya kenaikan harga berkisar antara 35 bps - 70 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-38 ditutup turun sebesar 2,5 bps pada level 4,801% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 35 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan kemarin senilai Rp14,28 triliun dari 40 seri Surta Utang Negara, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,04 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,57 triliun dari 109 kali transaksi di harga rata - rata 96,90% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp1,89 triliun dari 59 kali transaksi di harga rata - rata 102,26%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp483,21 miliar dari 30 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III BFI Finance Indonesia Tahap IV Tahun 2018 Seri A (BFIN03ACN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp100 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,05% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III BFI Finance Indonesia Tahap IV Tahun 2018 Seri C (BFIN03CCN4) senilai Rp80 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 100,02%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup menguat, sebesar 18,00 pts (0,13%) pada level 13734,00 per dollar Amerika setelah bergerak menguat sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13723,00 hingga 13749,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut sejalan dengan penguatan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah melemahnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia sebagai respon atas pemecatan Tillerson. Mata uang Baht Thailand (THB) memimpin penguatan mata uang regional yang dikuti oleh mata uang Won Korea Selatan (KRW) dan Dollar Singapura (SGD). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak bervariasi jelang rilisnya data neraca perdagangan. Namun berpotensi untuk kembali mengalami kenaikan didorong oleh katalis dari penurunan imbal hasil surat utang global. 
  • Imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami penurunan, dimana imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 2,819% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,844% jelang disampaikannya data retail Amerika. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan mengalami penurunan di level 0,591%, begitu pula dengan imbal hasil surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama ditutup turun pada level 1,426% dari posisi penutupan sebelumnya di level 1,474%. Hal tersebut kami perkirakan akan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini terutama pada Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang rupiah maupun dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada area jenuh jual, sehingga arah pergerakan dalam jangka pendek kami perkirakan akan cenderung naik dengan potensi adanya aksi beli oleh investor dengan imbal hasil dengan tenor pendek terlihat mengalami perubahan tren. 
  • Rekomendasi : Dengan beberapa kombinasi faktor tersebut kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga yang terjadi dalam beberapa hari terakhir dengan pilihan pada Surat Utang Negara seri FR0069, FR0053, FR0073, ORI013, FR0058, FR0074, FR0068 dan FR0072. 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menegaskan peringkat “idAAA” untuk Perusahaan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan obligasi perusahaan. 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menurunkan peringkat PT Surya Semesta Internusa menjadi “idA-” dengan outlook tetap negatif.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group