Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

12 Mei 2017

Fixed Income Notes 12 Mei 2017

  • Berlanjutnya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 10 Mei 2017 ditengah koreksi harga Surat Utang Negara jelang rilisnya data inflasi Amerika Serikat
  • Perubahan tingkat imbal hasil masih relatif terbatas, berkisar antara 2– 8 bps dengan dimana perubahan yang cukup besar terjadi pada tenor panjang. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun)  mengalami perubahan tingkat imbal hasil hingga sebesar 2 - 8 bps setelah mengalami koreksi harga berkisar antara 10 - 30 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) cenderung mengalami kenaikan berkisar antara 4 - 7 bps setelah mengalami koreksi harga hingga sebesar 40 bps. Sementara itu Surat Utang Negara dengan tenor panjang (diatas 7 tahun) bergerak bervariasi dengan mengalami perubahan imbal hasil berkisar antara 2 - 8 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 60 bps. 
  • Kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh katalis dari dalam dan luar negeri yang mempengaruhi perdagangan Surat Utang Negara. Dari dalam negeri, investor tidak cukup aktif juga menjadi katalis yang mempengaruhi koreksi harga Surat Utang Negara yang cukup dalam, aksi Ambil Untung yang dilakukan oleh pelaku pasar menyebabkan volume pada perdagangan kemarin tidak begitu besar dibandingkan dengan pada perdagangan di hari Selasa. Adapun koreksi harga Surat Utang Negara yang cukup besar pada perdagangan kemarin turut mendorong kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara, harga Surat Utang Negara terkoreksi cukup dalam seiring dengan harga Surat Utang Negara yang secara teknikal telah berada pada area jenuh jual (oversold) pada beberapa tenor. Pelaku pasar mencoba mencari katalis lain yang mampu menjadi faktor pendorong kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Dengan adanya kenaikan imbal hasil pada perdagangan kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 5 tahun ditutup pada level 6,794% mengalami kenaikan sebesar 6,5 bps dengan didorong koreksi harga sebesar 30 bps, tenor 10 tahun ditutup pada level 7,194% mengalami kenaikan sebesar 10 bps mengalami koreksi harga sebesar 70 bps , tenor 15 tahun ditutup pada level 7,719% (naik 20,1 bps) dengan koreksi harga sebesar 180 bps dan tenor 20 tahun ditutup pada level 7,735% (naik 11,5 bps) dengan didorong koreksi harga sebesar 115 bps. 
  • Sedangkan dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan harganya terlihat terbatas yang berdampak terhadap minimya perubahan tingkat imbal hasilnya tidak lebih dari 1 bps untuk seluruh tenor. Perubahan harga yang terjadi berkisar pada 1 - 6 bps dimana untuk INDO-20 imbal hasilnya ditutup pada level 2,501% dan imbal hasil dari INDO-27 ditutup pada level 3,854%. Adapun untuk imbal hasil dari INDO-37 dan INDO-47 ditutup masing - masing pada level 4,834% dan 4,798%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp6,02 triliun dari 26 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,53 triliun. Obligasi Negara seri FR0056 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp1,39 triliun dari 41 kali transaksi di harga rata - rata 107,60% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp919 miliar dari 78 kali transaksi di harga rata - rata 99,56%. Sedangkan Obligasi Negara seri FR0074 dan FR0072 menjadi Surat Utang Negara yang paling sering diperdagangkan dengan jumlah transaksi 170 dan 80 kali transaksi. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,42 triliun dari 30 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.  Obligasi Berkelanjutan II Indomobil Finance Tahap III Tahun 2016 Seri B (IMFI02BCN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp200 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II JAPFA Tahap II Tahun 2017 (JPFA02CN2) senilai Rp200 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%.
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup melemah terbatas di level 13359,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 7,00 (0,03%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak terbatas pada kisaran 13346,00 hingga 13373,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah terjadi di tengah bervariasinya arah perubahan mata uang regional terhadap dollar Amerika. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional diikuti oleh Peso Philippina (PHP) dan Rupiah Indonesia (IDR). Sementara itu Yen Jepang (JPY) dan Yuan China (CNY) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah penantian pelaku pasar pada data inflasi Amerika yang akan dirilis hari ini. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak terbatas dengan masih berpeluang untuk mengalami kenaikan didorong oleh katalis dari pasar surat utang global. Imbal hasil dari surat utang global kembali mengalami penurunan di tengah pelaku pasar yang menanti data inflasi Amerika yang akan dirilis hari ini serta menurunnya Imbal hasil dari surat utang global. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun di level 2,41% begitu pula dengan tenor 30 tahun yang ditutup turun pada level 3,03%. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun masing - masing ditutup naik pada level 0,43% dan 1,16%. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara berada pada tren penurunan. Hal tersebut dalam jangka pendek masih akan menjadi katalis yang mendorong penurunan harga di pasar sekunder. Hanya saja, kami meliat bahwa penurunan harga Surat Utang Negara akan dibatasi oleh kondisi harga Surat Utang Negara yang berada pada area jenuh jual (oversold) setelah bergerak dalam tren kenaikan sejak pertengahan bulan Maret 2017. 
  • Rekomendasi, Dengan pertimbangan tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan strategi trading jangka pendek di tengah mulai terbatasnya tren koreksi harga atau melakukan pembelian bertahap untuk tenor panjang. Beberapa seri Surat Utang Negara yang kami lihat relatif lebih mahal dibandingkan dengan seri lainnya dengan tenor yang mendekati sama diantaraya adalah seri FR0028, FR0056, FR0037 dan FR0059. Untuk seri - seri tersebut pelaku pasar dapat mulai melakukan profit taking dan menukarnya dengan seri - seri yang relatif masih memberikan imbal hasil yang menarik seperti seri FR0066, FR0069, FR0036, FR0072, FR0045, FR0031 dan FR0053.
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 0112017 (New Issuance), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 16 Mei 2017.
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia mengafirmasi peringkat PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk pada peringkat "idA".

 

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group