Beranda

RESEARCH
30 Agustus 2017

Fixed Income Notes 30 Agustus 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 29 Agustus 2017 bergerak bervariasi dengan kecenderungan masih mengalami penurunan di tengah kembali meningkatnya ketegangan geopolitik di wilayah semenanjung Korea. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil relatif terbatas, berkisar antara 1 - 4 bps dimana pada tenor pendek imbal hasilnya cenderung mengalami penurunan. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-3 tahun) mengalami penurunan antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 6 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) cenderung mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya penurunan harga hingga sebesar 5 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) cenderung mengalami penurunan hingga sebesar 3 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 20 bps. 
  • Terbatasnya perubahan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi kembali meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dengan Korea Utara di wilayah semenanjung Korea dimana pelaku pasar akan cenderung memasukkan dananya ke safe haven asset. 
  • Adapun dari pelaksanaan lelang penjualan Sukuk Negara, pemerintah meraup dana senilai Rp7 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp26,43 triliun. Jumlah penawaran yang masuk mengalami peningkatan dibandingkan dengan lelang sebelumnya yang senilai Rp17,56 triliun dengan nilai yang dimenangkan lebih tinggi dari lelang sebelumnya yang sebesar Rp5,71 triliun. Tingginya jumlah penawaran yang dilakukan oleh pelaku pasar dipengaruhi oleh faktor penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia, di tengah penurunan imbal hasil Surat Utang Negara. Investor cenderung memasukkan dananya ke Surat Berharga Syariah Negara yang menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan Surat Utang Negara dengan tenor yang sama. 
  • Secara keseluruhan, perdagangan kemarin telah mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun masing - masing sebesar 1 bps di level 6,744%, 7,221%, dan 7,395%. Sedangkan untuk tenor 5 tahun imbal hasilnya terlihat mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 6,345%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya cenderung mengalami penurunan terbatas di tengah pergerakan imbal hasil dari US Treasury yang mengalami penurunan di tengah pelaku pasar kembali memasukkan dananya pada safe haven asset. Imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-37 masng - masing mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 3,551% dan 4,477% setelah didorong oleh adanya kenaikan harga masing - masing sebesar 7 bps dan 15 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-47 terlihat mengalami penurunan sebesar 3 bps di level 4,463% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 50 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-20 relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan perdagangan sebelumnya pada level 2,102%. Terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika turut dipengaruhi oleh pelaku pasar yang masih menahan diri melakukan transaksi pada non safe haven asset di tengah ketegangan geopolitik. 
  •  Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp12,08 triliun dari 43 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan mencapai Rp3,19 triliun. Project Based Sukuk seri PBS013 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,04 triliun dari 17 kali transaksi di harga rata - rata 99,69% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0074 senilai Rp1,05 triliun dari 68 kali transaksi di harga rata - rata 102,71%. 
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,18 triliun dari 46 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi I Oto Multiartha Tahun 2017 Seri B (OTMA01B) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp193 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 100,38% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Adira Finance Tahap VI Tahun 2017 Seri B (ADMF03BCN6) senilai Rp186 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 100,39%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup pada level 13340,00 per dollar Amerika, tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan posisi penutupan sebelumnya setelah bergerak cukup terbatas pada kisaran 13335,00 hingga 13350,00 per dollar Amerika. Terbatasnya pergerakan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di saat mata uang regional cenderung bergerak bervariasi terhadap dollar Amerika, dimana penguatan dipimpin oleh Yen Jepang (JPY), Yuan China (CNY) dan Dollar Singapura (SGD). Adapun pelemahan dipimpin oleh Won Korea Selatan (KRW), Rupee India (INR), dan Peso Philippina (PHP). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas di tengah kembali meningkatnya ketegangan  geopolitik antara Amerika Serikat dengan Korea Utara di smenanjung korea yang mendorong pelaku pasar akan lebih memilih memasukkan dananya pada safe haven asset. Adapun peluang terjadinya aksi jual yang dilakukan pelaku pasar pada perdagangan hari ini membuka potensi adanya koreksi harga seri - seri Surat Utang Negara. 
  • Dengan meningkatnya ketegangan geopolitik, pelaku pasar cenderung memasukkan dananya pada safe haven asset mendorong penurunan imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup turun di level 2,129% begitu pula dengan tenor 30 tahun yang turun pada kisaran 2,739%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) juga terlihat mengalami penurunan masing - masing di level 0,349% dan 1,006%. Hal tersebut kami perkirakan masih akan berdampak positif terhadap pergerakan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada tren kenaikan harga sehingga masih terbuka peluang terjadi kenaikan harga dalam jangka pendek. Namun, adanya harga Surat Utang Negara yang telah berada pada area jenuh beli akan menyebabkan terbatasnya pergerakan Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Peluang kenaikan harga di pasar sekunder dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan strategi trading dengan pilihan masih pada Surat Utang Negara seperti seri FR0069, FR0053, ORI013, FR0070, FR0071, FR0058, FR0065, FR0068, dan FR0073. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp7,00 triliun dari lelang penjualan Sukuk Negara seri SPN-S 02022018 (reopening), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 29 Agustus 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group