Beranda

RESEARCH
02 Agustus 2018

Fixed Income Notes 02 Agustus 2018

  • Terkendalinya laju inflasi di bulan Juli 2018 dorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 1 Agustus 2018. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 5 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 2 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami penurunan yang berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 15 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) dan panjang (di atas 7 tahun) ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 40 bps. 
  • Pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung mengalami penurunan pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh faktor terkendalinya laju inflasi di bulan Juli 2018 yang sesuai perkiraan pelaku pasar. 
  • Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan bahwa pada bulan Juli 2018 terjadi inflasi sebesar 0,28%, melambat dari bulan lalu sebesar 0,59%. Laju inflasi di bulan Januari 2017 tersebut juga sesuai estimasi analis yang rata - rata memperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,24%. Perlambatan inflasi IHK terutama didorong oleh deflasi kelompok administered prices. Deflasi kelompok administered prices terutama didorong oleh penurunan tarif angkutan udara dan angkutan antarkota pasca-Idul Fitri.  Inflasi volatile food masih terkendali, yakni tercatat 0,90% (mtm) sama dengan inflasi bulan sebelumnya .  inflasi volatile food tercatat 5,36% (yoy), lebih tinggi dari 4,60% (yoy) pada bulan sebelumnya. 
  • Adapun pelaku pasar yang mencermati hasil dari pelaksanaan Rapat Dewan Gubenur Bank Sentral Amerika yang berakhir pada hari kemarin tidak begitu mempengaruhi pergerakan surat utang global maupun Surat Utang Negara sejalan dengan perkirakan suku bunga The Fed akan tetap pada Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika kemarin. 
  • Secara keseluruhan, koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 2,5 bps di level 7,588%. Adapun untuk tenor 10 mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 7,702%. Sementara imbal hasil  15 tahun turun sebesar 4,5 bps di level 8,070% dan 20 tahun mengalami penurunan sebesar 4 bps dilevel 8,093%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, imbal hasilnya ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah tren pergerakan imbal hasil surat utang global yang mengalami keniakan jelang disampaikannya data Payroll Amerika pada perdagangan kemarin. Imbal hasil dari INDO-23 ditutup naik sebesar 1,5 bps di level 3,971% setelah mengalami koreksi harga sebesar 6,5 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-28 mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 4,299% didorong oleh adanya koreksi harga yang sebesar 15 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-43 dan INDO-48 yang ditutup naik sebesar 3 bps masing - masing di level 4,888% dan 4,813% setelah mengalami koreksi harga sebesar 40 bps dan 45 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp10,65 triliun dari 32 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp6,35 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,83 triliun dari 91 kali transaksi di harga rata - rata 91,88% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0063 senilai Rp2,76 triliun dari 37 kali transaksi di harga rata - rata 92,15%. 
  • Dari perdagangan obligasi korporsi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp822 miliar dari 36 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap III Tahun 2018 Seri B (ISAT02BCN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp200 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,05% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Mandala Multifinance Tahap I Tahun 2018 Seri B (MFIN03BCN1) senilai Rp100 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah seebsar 20 pts (0,13%) di level 14440,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan kecenderungan mengalami pelemahan pada kisaran 14431,00 hingga 14455,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika terjadi di tengah cukup bervariasinya arah pergerakan mata uang regional terhadap dollar Amerika. Mata uang Baht Thailand (THB) memimpin penguatan mata uang regional diikuti oleh Yuan China (CNY) dan Rupee India (INR). Adapun mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Rupiah Indonesia (IDR) dan Yen Jepang (JPY) . 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan beregrak terbatas dengan berpeluang untuk mengalami menurun di tengah koreksi harga yang terjadi pada surat utang global. 
  • Di tengah minimnya katalis positif yang dapat mendorong terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder, pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini akan dipengaruhi oleh pergerakan harga surat utang global yang cenderung mengalami penurunan pada perdagangan kemarin sehingga mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil meskipun Bank Sentral Amerika memutuskan untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuannya pada kisaran 175% - 2,00% sebagaimana yang telah diperkirakan oleh pelaku pasar. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,005% dari posisi penutupan sebelumnya di level 1,156%. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan surat utang Inggris (Gilt) juga ditutup dengan mengalami kenaikan masing - masing di level 0,478% dan 1,391%. Tren koreksi hraga surat utang global tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara keseluruhan masih bergerak dengan tren kenaikan untuk tenor pendek sementara untuk tenor panjang harga Surat Utang Negara terlihat mengalami perubahan tren menjadi tren penurunan, sehingga membatasi peluang terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading dengan pilihan pada seri - seri FR0066, FR0071, FR0073, FR0058, FR0074, FR0065, FR0068, FR0075. 
  • Peringkat Obligasi PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk yang akan jatuh tempo tetap di “idAAA” 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group