Beranda

RESEARCH

Monthly Highlight

31 Oktober 2017

Weekly Analysis 31 Oktober - 03 November 2017

Laju IHSG menguat selama sepekan. IHSG sempat  mencapai level 6.000 untuk pertama kalinya dan menyentuh level tertinggi di 6,042.45. Penguatan ini didorong oleh sentimen rilisnya laporan kinerja keuangan emiten big cap kuartal III 2017 yang rata-rata mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik. Disisi lain, DPR menyetujui RAPBN 2018 dengan adanya penambahan alokasi dana, salah satunya belanja infasturtur naik menjadi Rp411 triliun. Namun jelang akhir pekan, aksi profit taking dan pelemahan nilai tukar rupiah yang menembus keatas level Rp13,600/USD, membuat IHSG melemah. Beberapa sentimen akan mempengaruhi pergerakan IHSG pada pekan ini. Mendekati akhir bulan Oktober, banyaknya laporan kinerja  keuangan perusahaan kuartal III 2017 yang akan dirilis. Disamping itu, melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat menjadi perhatian pelaku pasar. Sementara dari data ekonomi dalam negeri, memasuki awal bulan pada hari rabu 01 November 2017 investor akan mencermati rilis data manufaktur dan inflasi bulan Oktober. BI memperkirakan inflasi di bulan Oktober 2017 tetap terkendali dengan perkiraan berkisar antara 0.08%-0.10%. Kami perkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang 5,932-6,030.

 

Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat meningkat pada tingkat tahunan 3.00% pada 3Q17. Kenaikan PDB riil pada kuartal ketiga mencerminkan kontribusi positif dari pengeluaran konsumsi pribadi, investasi persediaan swasta, investasi tetap non residensial, ekspor, dan pengeluaran pemerintah federal. Percepatan yang paling terlihat  tahun ini adalah bisnis investasi tetap dalam struktur dan peralatan.

 

 

Harga minyak mentah dunia semakin menguat seiring dengan dukungan para produsen untuk memperpanjang kesepakatan pemangkasan produksi dalam upaya mengatasi kelebihan pasokan global. Kenaikan harga juga didorong dari melemahnya dolar Amerika Serikat. Harga minyak mentah dunia telah mendekati level tertinggi untuk tahun ini di tengah tanda-tanda adanya penguatan pasar lantaran dukungan perpanjangan pemotongan produksi serta ketegangan di Irak. Organization of the Petroleum Export Countries (OPEC) dan produsen utama lainnya termasuk Rusia telah berjanji mengurangi produksi 1.8 juta barel per hari untuk menguras kelebihan pasokan global hingga Maret 2018 dan adanya wacana perpanjangan kesepakatan hingga akhir 2018. Pertemuan mengenai kebijakan ini akan diadakan pada 30 November mendatang.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group