Minggu lalu, IHSG ditutup turun –27,06 poin atau –0,50% ke level 5.350,92. Sentimen negatif dari dalam negeri mendorong pelemahan tersebut. Tercatat dalam sepekan lalu, asing mencatatkan net sell hingga Rp900 miliar. Sehingga selama sepekan lalu, IHSG melemah sebesar –0,39%. Selain itu, pergerakan IHSG terpengaruh oleh adanya Pilkada DKI Putaran I. Selain sentimen dari dalam negeri, pernyataan ketua The Fed yakni Janet Yellen, yang menyatakan bahwa adanya kemungkinan suku bunga Amerika Serikat dapat meningkat lebih awal. Pada pekan ini, diprediksikan IHSG akan bergerak dalam rentang Rp5.292 - Rp5.399.
Bursa Wall Street kembali menguat pada perdagangan akhir pekan. Dalam sepekan Indeks Dow Jones naik hingga +354 poin atau +1,75% ke level 20.624,05. Bursa Amerika berhasil melanjutkan kenaikannya selama tujuh hari berturut-turut dan kembali mencapai rekor tertingginya . Penguatan tersebut didorong oleh optimisme dari tanda-tanda penguatan ekonomi Amerika serta antisipasi kebijakan fiskal Presiden Donald Trump terkait Pemotongan Pajak. Pernyataan Janet Yellen semakin memperkuat optimisme tersebut. Pasca pernyataan tersebut, pelaku pasar memprediksi kenaikan suku bunga Amerika Serikat pada bulan Maret mendatang.
Bursa regional bergerak bervariasi selama sepekan lalu dengan indeks Hang Seng yang mencatatkan kenaikan tertinggi yaitu +1,95%. Pernyataan ketua The Fed menjadi sebab pelaku pasar melukan aksi jual tidak hanya di Bursa Indonesia, namun di Bursa Asia pun terjadi hal serupa. Namun, sentimen positif dari dalam negeri mampu menopang aksi jual tersebut. Harga komoditas bergerak bervariasi dan harga CPO mengalami penurunan tertinggi hingga –5,55% disusul oleh penurunan harga batubara sebesar –3,82%. Sedangkan penguatan terbesar terjadi pada harga nikel yang naik sebesar +3,66% diikuti oleh kenaikan harga timah sebesar +1,28%.
