Beranda

RESEARCH

Daily Highlight

31 Mei 2017

Early Bird 31 Mei 2017

Kembali jatuhnya harga minyak mentah WTI dibawah level US$50 akibat kekhawatiran pelaku pasar pemotongan produksi minyak tidak mampu mengimbangi kelebihan pasokan minyak saat ini serta kejatuhan saham sektor keuangan menjadi faktor DJIA turun -50.81 poin (-0.24%) ditengah belanja konsumsi masyarakat AD naik tertinggi selama 4 bulan April dan inflasi bulanan Amerika Serikat mengalami rebound mendorong tetap besar peluang Fed Fund Rate dinaikkan bulan Juni.

 

Minimnya sentimen positif dari dalam negeri menjadi faktor IHSG turun -0.3% disertai Net Sell Asing sekitar Rp -148.6 miliar sehingga net buy asing hingga hari ke-2 minggu ke-26 sebesar Rp 22.17 triliun, maka IHSG diperkirakan kembali berpotensi turun merujuk turunnya EIDO -0.11%, DJIA -0.24%, Oil -0.30% dan Gold -0.46% dalam perdagangan Rabu.

 

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) telah memulai penjualan bijih nikel kadar rendah (-1,7% Ni) ke luar negeri seiring dengan telah didapatkannya rekomendasi ekspor bijih mineral dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Perseroan sebagai langkah awal telah mengekspor 165.000 wet metric ton (wmt) bijih nikel ke China dan tengah mempersiapkan jadwal pengapalan selanjutnya. ANTAM telah mendapatkan izin ekspor sebesar 2,7 juta wmt bijih nikel dan 850.000 wmt bijih bauksit. Untuk komoditas bauksit, ANTAM masih berfokus pada rencana pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) yang bekerjasama dengan PT INALUM (Persero). Pabrik SGAR rencananya berkapasitas 1 juta ton SGA per tahun untuk tahap pertama. Melalui pengoperasian SGAR, ANTM dan INALUM dapat mengolah cadangan bauksit ANTM yang ada sehingga INALUM akan memperoleh pasokan bahan baku aluminium dari dalam negeri sehingga mengurangi ketergantungan terhadap impor alumina.

 

 

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group