Kombinasi kekhawatiran akan naiknya FFR dibulan Juni tercermin dari naiknya yield US 10 year T-Bills kelevel 3.024% yang kemudian mendorong naik US Dollar Indeks dan berdampak atas melemahnya Rupiah dan munculnya kekhawatiran terjadi kepanikan di Bond Market yang pada akhirnya akan "memaksa" Bank Indonesia berpotensi menaikkan 7 days Reverse Repo menjadi faktor IHSG selama 4 hari turun tajam -4.34%. Reboundnya harga minyak mentah +0.52%, DJIA +0.25%, Nikel +0.7%, Timah +0.8% & Coal +0.2% berpeluang menahan IHSG tidak turun tajam dihari Kamis ini ditengah naiknya yield obligasi Indonesia 10 tahun yang mencapai level 7.1465% saat ini.
PT Vale Indonesia (INCO). Perseroan mencetak pendapatan senilai US$170,45 juta pada kuartal I/2018 atau setara dengan Rp2,35 triliun. Pendapatan perusahaan mencapai US$170,45 juta. Nilai itu meningkat 18,42% year on year dari kuartal I/2017 sebesar US$143,94 juta. Perseroan berhasil berbalik membukukan laba bruto US$16,27 juta dari rugi bruto US$2,45 juta pada kuartal I/2017. Perseroanpun membukukan laba US$6,84 juta atau Rp94,32 miliar. Nilai itu berbalik dari rugi US$6,16 juta atau Rp83,83 miliar. Laba per saham dasar dan dilusian pada kuartal I/2018 positif US$0,001. Sebelumnya pada kuartal I/2017, rugi per saham dasar sebesar US$0,001. Pada periode Januari-Maret 2018 perusahaan merealisasikan produksi nickel matte sejumlah 17.141 ton. Volume itu turun 11,25% year on year (yoy) dari kuartal IV/2017 sebesar 19.313 ton karena adanya aktivitas pemeliharaan sesuai perencanaan. Perseroan masih optimistis mencapai target produksi nickel matte pada 2018 sekitar 77.000 ton.
BUY: ACES, CPIN, TPIA, WTON
BOW: UNTR, BRPT, MARK, SRIL, ADHI, AKRA, APLN, ELSA, MDLN, MEDC, PGAS, SMRA, TLKM, WSKT, ADRO, BBTN, INTP, JPFA, PTPP, WIKA, WSBP, TINS, BBCA, BBRI, ICBP, PGAS, PTBA, PTRO, PWON, SMGR.
