Beranda

RESEARCH

Daily Highlight

23 September 2019

Early Bird 23 September 2019

Setelah selama seminggu lalu IHSG melemah sebesar -1.63% disertai Net Sell Investor Asing sebesar Rp -2.91 triliun, diawal pekan ini, IHSG masih cukup berat untuk menguat menyusul turunnya DJIA sebesar -0.59%, EIDO -0.8% & CPO -0.82% serta tajamnya kenaikan CDS Indonesia tenor 5 tahun sebesar +13.33%. Dilain pihak, harapan cuan datang dari sektor komoditas dimana diakhir minggu lalu harganya mengalami kenaikan seperti: Gold +1.19%, Nikel +0.53%, Tin +0.88% & Crude Oil +0.38%, sehingga kami merekomendasikan agar fokus trading di saham-saham berbasis komoditas tersebut, diantaranya: ANTM  INCO, TINS, DKFT & MDKA. Selain saham-saham berbasis komoditas tersebut, kami merekomendasikan untuk trading atas saham-saham di Sektor Konsumer, Telko, IT, Bank dan Coal untuk perdagangan dihari Senin ini. IHSG kami perkirakan bergerak pada 6,187 - 6,280. Adapun saham – saham yang kami rekomendasikan hari ini adalah ANTM INCO PZZA TINS TLKM MTDL DKFT MDKA BNLI ADRO.

Mayoritas bursa saham di developed economies bergerak bervariatif. Bursa saham benua kuning bergerak bervariatif pada perdagangan akhir kemarin. Indeks Nikkei ditutup menguat sebesar +0.16%, diikuti oleh Indeks Shanghai dan Indeks Kospi masing-masing menguat sebesar +0.24% dan +0.54%, namun Indeks Hang Seng melemah  sebesar –0.13%. Sementara itu, Dow Jones ditutup melemah sebesar –0.59% ke level 26,935, pelemahan tersebut seiring dengan pelemahan pada S&P 500 (-0.49%). Wall Street ditutup melemah sejalan dengan pembatalan kunjungan delegasi China ke peternakan AS di Montana dimana pejabat China kembali lebih awal dari yang direncanakan, padahal China dikabarkan akan meningkatkan pembelian produk pertanian AS sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan bilateral menurut pernyatan Trump.  Di samping itu, di pasar komoditi, harga minyak mentah WTI  melemah –0.07% ke USD 58.09 per barel.

Pada perdagangan 20 September, IHSG ditutup melemah sebesar –0.21% kelevel 6,231. Sejalan dengan hal tersebut, investor asing tercatat melakukan aksi net sell dengan nilai mencapai Rp  833 miliar. Pelemahan tersebut seiring dengan kekhawatiran pelaku pasar akan nada hawkish The Fed dimana pemangkasan suku bungan acuan The Fed bukanlah awal dari pemangkasan tingkat suku bunga acuan yang agresif untuk kedepannya meskipun Bank Indonesia kembali memangkas 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps dari 5.5% menjadi 5.25%.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group