Seperti dugaan sebelumnya Bank Indonesia pada Selasa malam akhirnya menurunkan suku bunga acuan 7 days repo sebesar 0.25% dengan 4 alasan yakni: inflasi yang lebih rendah, terkendalinya current account deficit (CAD), perkiraan kenaikan Fed Fund Rate yang lebih kecil atau tertunda, dan harapan dapat mendorong penyaluran kredit. Diluar itu turunnya 7 days repo semakin mengonfirmasi terjadinya perlambatan ekonomi saat ini. Faktor penurunan suku bunga acuan BI tersebut menjadi katalis IHSG menguat +0.30% disertai Net Buy Asing sekitar Rp337.20 miliar sehingga Net Buy Asing YTD tersisa Rp2.16 trilun atau turun sebesar Rp-26.64 trilun atau sekitar -92.50% dari level tertinggi Net Buy Asing yang sempat tercatat Rp28.80 triliun. Untuk Rabu ini IHSG diperkirakan berpeluang menguat kembali merujuk faktor naiknya EIDO +0.6%, DJIA +0.9%, Oil +0 7%, Nikel +0 88% serta CPO +0.96% di level tertinggi 5 bulan terakhir yakni RM 2737.
PT Sri Rezeki Isman Tbk (SRIL) telah mulai mengoperasikan pabrik benang rayon sejak Juli 2017 sehingga dapat menghemat belanja impor bahan baku perusahaan yakni memperkecil impor rayon dengan berhemat bea masuk 5%. Lebih lanjut perseroan mengatakan kebutuhan Rayon bagi Sritex Group mencapai 60% dari total material produksi karena selama ini 50% didapat dari domestik dan 50% impor. Pabrik Rayon baru ini memiliki kapasitas mendekati 100 juta ton per tahun. Berada di lahan seluas 100 hektare, pabrik yang memiliki dua lini produksi itu menelan biaya hampir US$ 250 juta. Nantinya produksi rayon tidak hanya diserap untuk kepentingan grup saja. Sebab sekitar 30%-50% saja yang akan digunakan oleh Sritex, sisanya akan dijual ke industri tekstil dan garmen lainnya. Sampai akhir tahun nanti pabrik ditargetkan memproduksi 50% dari total kapasitas dan tahun depan sudah full capacity.