Kombinasi kekhawatiran pasar atas Presiden Trump akan sulit merealisasikan janjinya untuk pemotongan pajak, kekhawatiran menjelang pemungutan suara terkait program kesehatan, berlanjutnya kejatuhan harga minyak WTI -1.87% kelevel US$47.50 dan tajamnya kejatuhan saham sektor keuangan terkait kecepatan kenaikan Fed Fund Rate menjadi faktor DJIA turun sebesar -237.85 poin (-1.14%) dihari Selasa, kejatuhan harian tertajam lebih dari 1% sejak 5 bulan terakhir.
Katalis pembagian dividen menjadi pendorong IHSG Selasa menguat 0.16% disertai Net Buy Asing sebesar Rp 392.52 miliar sehingga Net Buy Asing hingga hari ke-2 diminggu ke-13 mencapai Rp +5.50 triliun, kombinasi jatuhnya DJIA -1.14%, EIDO -1.17%, dan Oil -1.82% menjadi faktor IHSG diperkirakan turun ditengah jauh lebih mahalnya PER IHSG ketimbang PER Indeks Bursa Asia lainnya serta ancaman perlambatan ekonomi Indonesia di kuartal 1/2017.
Bukannya membaik, kinerja PT Bumi Resources Mineral (BRMS) justru menurun disepanjang tahun 2016 yang terlihat didalam rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US-315.45 juta (setara rugi bersih Rp 4.2 triliun) atau naik 632.75% YoY. Pendapatan BRMS disepanjang tahun 2016 juga turun -82.65% YoY tersisa menjadi US$2.17 juta. Mengetahui hal tersebut apakah jantung anda masih cukup kuat berspekulasi atas BRMS??