Setelah diawal perdagangan DJIA sempat menguat lebih dari 70 poin, tetapi akibat perkembangan geopolitik yang kurang menggembirakan diantaranya tertembaknya hingga tewas Duta Besar Rusia di Ankara-Turki dan tewasnya 9 orang serta lebih dari 50 orang terluka setelah sebuah truk kontainer menabrakkan diri kedalam kerumunan massa di pasar Berlin menjadi faktor DJIA ditutup naik +39.65 poin (+0.2%), di tengah sepinya perdagangan Senin tercermin dalam volume perdagangan berjumlah 6.1 miliar saham (setara rata-rata 20 hari perdagangan terakhir yang berjumlah 7.5 miliar saham.
Dari dalam negeri, berlanjutnya net sell asing di hari pertama di minggu ke-17 mencapai Rp25.68 triliun membuat net buy asing turun -64.36% dari level tertingginya menjadi Rp14.22 triliun.
Kombinasi jatuhnya EIDO -0.76%, Oil -0.07%, Nickel -2.6%, Tin -0.14%, dan CPO -0.6% di tengah kenaikan DJIA +0.2% dan Gold +0.22% menjadi faktor IHSG diperkirakan akan berlanjut turun di hari Selasa.
Menguatnya harga timah menjadi rata-rata US$21,000 menjadi alasan PT Timah Tbk. (TINS) akan meningkatkan jumlah produksi timah sekitar 10% hingga 20% menjadi 30,000 ton di tahun 2017. Disamping itu TINS akan menambah capex 2017 diatas Rp600 miliar untuk membeli 2 kapal baru serta perawatan fasilitas yang sudah ada.