Penguatan pada bursa saham di developed economies merupakan katalis positif untuk bursa saham emerging markets. Sebuah sinyal positif yaitu pemerintah China akan merilis lebih banyak langkah stimulus. Namun demikian, kekhawatiran terhadap ketidakpastian politik global, seperti: ketidaksepakatan Brexit antara parlemen dan pemerintah Inggris. Perkiraan hari ini, IHSG berpotensi menguat dengan supp-resist: 6,379-6,453. Namun demikian, RSI dan Stochastic indicator telah menunjukkan overbought. Hal tersebut mengindikasikan sebuah risiko profit taking. Rekomendasi saham: TINS, INCO, ADRO, DMAS, dan ERAA.
Bursa saham Eropa menguat sebelum vote kesepakatan Brexit. FTSE100 dan DAX index masing-masing menguat +0.58 dan +0.33%. Begitu juga, bursa saham AS menguat di tengah sebuah sinyal China akan merilis lebih banyak langkah stimulus dalam waktu dekat untuk menghentikan perlambatan pertumbuhan. Dow dan & S&P500 masing-masing menguat +0.65 dan +1.07%. Di samping itu, di pasar komoditi, harga minyak mentah WTI menguat signifikan +3.17%, tertinggi dalam 4 hari. Penguatan yang berlanjut terutama disebabkan oleh: 1) ekspor minyak OPEC menurun pada Des18 dan 2) kembali berlakunya sanksi AS atas Iran terkait kebijakan nuklir. Namun demikian, kekhawatiran penurunan pada permintaan minyak mentah relatif tinggi akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Adapun, pada perdagangan 15Jan, bursa saham domestik menguat mengikuti penguatan pada mayoritas bursa saham emerging markets Asia. Shanghai (+1.36%); Nifty index (+1.39%); dan IHSG (+1.15%). Penguatan pada IHSG merupakan tertinggi sejak awal 2019 dan didorong oleh penguatan pada sektor: industri dasar (+2.43%); properti (+1.87%); dan infrastruktur (+1.79%). Investor asing berlanjut mencatatkan net buy IDR 1.9 triliun, tertinggi sejak awal 2019. Saham-saham yang menjadi leading movers, seperti: CPIN, UNVR, TLKM, BBCA, dan HMSP.
