Aksi penantian pemberlakuan tariff baru atas produk-produk asal China yang masuk ke AS menjadikan Indeks DJIA kembali turun -0.54%, salah satu kejatuhan terburuk mingguan, ditengah kejatuhan harga Oil -0.66%, Coal -1.09%, Nikel -0.98%, Timah -0.4%, CPO -1.57% dan EIDO -1.43% menjadi faktor negatif untuk perdagangan di Bursa Indonesia diakhir pekan ini. Dilain pihak adanya rebound tipis di Bursa Asia dan Dow Futures pagi ini sedikitnya membawa "angin segar" bagi investor domestik. Adanya angin segar dari Bursa Asia pagi ini mendorong kami merekomendasikan investor untuk melakukan aksi BUY saham dari sektor Properti Retail, Konsumer, Infrastruktur dan Rokok. Adapun saham – saham yang kami rekomendasikan hari ini adalah WOOD, SMRA, SSIA, HMSP, TBIG. Sementara itu IHSG hari bergerak pada support-resistance di range 6.155 - 6.247.
Mayoritas bursa saham di developed economies bergerak melemah. Bursa saham benua kuning bergerak melemah pada perdagangan kemarin seiring dengan perkembangan perang dangan AS-China. Indeks Nikkei ditutup mengalami perlemahan sebesar –0.93%, Indeks Hang Seng melemah sebesar –2.39%, dan diikuti oleh indeks Kospi dan Straits Times yang masing masing melemah sebesar 3.04% dan 0.43%. Sementara itu, Dow ditutup melemah tipis sebesar –0.54 ke level 25,828, perlemahan tersebut seiring dengan perlemahan pada S&P 500 (-0.30%). Langakah yang tengah diambil oleh Trump mengenakan bea masuk sebesar US$325 miliar ditengah diskusi perang dangan bukan tanpa alasan pasalnya AS merespon rancangan perjanjian dagang yang dikirimkan China pekan lalu diluar komitmen China. Hal ini membuat AS berpendapat China melanggar kesepakan. Namun ketidak pastian perang dagang cukup membuat pelaku pasar under confidance oleh karena itu mereka lebih memilih untuk menunggu hasil diskusi yang berlangsung Kamis-Jumat pekan ini. Sementara di pasar komoditi, harga minyak mentah WTI mengalami penguatan sebesar –0.68% ke USD 61.7 per barel.
Pada perdagangan 09Mei, IHSG ditutup menguat sebesar –1.14% ke 6,198. Sejalan dengan hal tersebut investor portofolio membukukan net sell sebesar IDR 1,4 Triliun.
