Kejatuhan bursa regional seiring jatuhnya Bursa di Wall Street menjadi faktor Bursa Indonesia juga mengalami kejatuhan sebesar -0.6% walaupun jatuhnya Bursa Indonesia tidak setajam yang diperkirakan disertai Net Sell Asing sebesar Rp-656.6 miliar sehingga saat ini YTD berubah menjadi Net Sell Asing mencapai Rp-122.5 miliar. Kabar bagus kembali datang dari Wall Street menyusul DJIA turun sebesar -4.6% akibat kekhawatiran persoalan Shut Down Goverment dan diperparah dengan adanya dugaan MARGIN CALL client di Wall Street. Melihat indikasi kejatuhan Wall Street lebih disebabkan persoalan yang sudah 18 kali terjadi (shut down foverment) dan karena margin call, oleh karenanya setiap koreksi yang terjadi di bursa saham JUSTRU HARUS DIMANFAATKAN untuk melakukan AKUMULASI BELI ditengah perekonomian Indonesia diindikasikan mengalami perbaikan dan akan berlanjut menguat ditahun 2018 yang pastinya akan berdampak positif terhadap kinerja emiten.
PT Indosat (ISAT) mengalokasikan 30% (sekitar Rp 2 triliun) belanja modal pada tahun 2018 yang sebesar Rp 7 triliun untuk penguatan kapasitas jaringan LTE perseroan di lima provinsi di luar Pulau Jawa.
BUY: ADRO, BBRI, GGRM, HMSP, INDF, JPFA, BKSL
BOW: BRPT, TPIA, INCO, ANTM, TINS, BUMI, HRUM, UNTR, INDY, ASII, ADHI, TOTL, WTON, BBCA, BBTN, BSDE, CTRA, SMRA, TLKM, EXCL, ISAT, ICBP, PTPP, SMRA, UNVR, SRIL, ACES, APLN, BMRI, INTP, ITMG, MDLN, PTRO.
