Sekitar dua minggu menjelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden baru Amerika Serikat dan walaupun Minutes Meeting The Fed menunjukkan kekhawatiran percepatan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat di bawah Donald Trump dapat mempercepat kenaikan Fed Fund Rate untuk menghadang percepatan kenaikan inflasi, DJIA kembali mencetak kenaikan sebesar +60.4 poin (+0.3%) di tengah mulai ramainya perdagangan Rabu tercermin dalam volume perdagangan berjumlah 7 miliar saham (lebih ramai ketimbang rata-rata 20 hari perdagangan terakhir berjumlah 6.8 miliar saham).
Dari dalam negeri, berlanjutnya net sell asing di hari ke-2 di Minggu ke-1 mencapai Rp -411.94 miliar di tengah kombinasi naiknya DJIA +0.3%, EIDO +0.74%, Gold +0.6% menjadi faktor penggerak IHSG diperkirakan akan melanjutkan penguatannya terbatas di hari Kamis.
Perkembangan kurang menggembirakan datang dari salah satu anak usaha Astra Group dibidang Keuangan yakni PT Bank Permata (BNLI) yang mencatatkan rugi bersih hingga November 2016 mencapai Rp1.9 triliun, berbanding terbalik dengan laba bersih yang dibukukan November 2015 sebesar Rp527 miliar. Ironisnya, ternyata rugi bersih BNLI membengkak dari Oktober 2016 sebesar Rp1.3 triliun.