Reboundnya harga WTI crude oil +3.6% kelevel US$40.83 yang kemudian mendorong naik harga saham sektor energi dan lebih bagusnya data tingkat pekerjaan Swasta yang bertambah 179,000 unit, lebih besar dari konsensus sebesar 170,000 unit, menjadi faktor DJIA menguat +41.23 poin (+0.23%), setelah turun beruntun selama 7 hari, ditengah ramainya perdagangan Rabu tercermin dalam volume perdagangan berjumlah 6.67 miliar saham (lebih besar dibandingkan rata-rata 20 hari perdagangan terakhir berjumlah 6.6 miliar saham).
Revisi APBN dengan memotong anggaran belanja pemerintah (Rp 65 triliun) dan dana transfer ke daerah (Rp 68.8 triliun) sehingga total sebesar Rp 133.8 triliun pada ABN-P 2016 sebagai antisipasi target penerimaan negara dari perpajakan akan meleset sekitar Rp 219 dibawah target dimana hal tersebut tentunya akan berpengaruh atas daya dorong GDP 2016 ditengah reboundnya DJIA +0.23%, Oil +3.6% & CPO +3.29%.
Perkembangan emiten berkinerja buruk di ambil dari PT Matahari Putra Prima (MPPA) selama 1H2016 membukukan rugi bersih Rp -20.7 miliar atau turun tajam -111.8% padahal periode sama tahun 2015 masih untung Rp 175.5 miliar.
