Beranda

RESEARCH

Daily Highlight

02 Oktober 2017

Early Bird 02 Oktoberr 2017

Cukup tajamnya kenaikan IHSG dihari Jumat pekan lalu sebesar 1% akibat adanya window dressing kuartal 3/ 2017 ternyata dijadikan kesempatan investor asing untuk terus membukukan Net Sell sebesar Rp -1.13 triliun sehingga selama 1 minggu Net Sell investor asing sebesar Rp -2.47 triliun dan ternyata IHSG selama 1 minggu lalu terkoreksi sebesar -0.18%. Jika diambil view yang lebih, katakan selama bulan September, IHSG menguat sebesar +0.48% tetapi Net Sell investor asing semakin menggurita karena berjumlah Rp -11.45 triliun sehingga menjadikan Net Sell Asing YTD sebesar Rp -11.04 trilun atau TURUN TAJAM Rp-39.84 trilun atau turun sangat tajam sekitar -138.33% dari level tertinggi Net Buy Asing yang sempat tercatat Rp 28.8 triliun. Untuk Senin ini IHSG diperkirakan berpeluang melanjutkan penguatannya seiring kenaikan EIDO +1.87%, DJIA +0.11%, Oil +0.21%, Nikel +0.57% dan Tin +0.36% sambil mewaspadai munculnya profit taking seiring selesainya window dressing Q3/2017 sambil menunggu release data inflasi September dan kick-off release laporan keuangan kuartal 3 tahun 2017 yang akan dimulai oleh LPKR (2 Okt), BBNI (11 Okt), HMSP (19 Okt) dan BMRI, BBRI, MEDC, TLKM, UNVR (23 Okt), dst.

 

PT Adhi Karya (ADHI) kembali MENUNDA waktu pelaksanaan rencana penawaran umum perdana saham (IPO) PT Adhi Persada Gedung, anak usaha ADHI, menjadi kuartal II/2018 dari rencana awal pada kuartal I/2018. Sebelumnya, IPO Adhi Persada Gedung sempat dijadwalkan pada 2017. Padahal dana dari IPO pastinya untuk modal kerja terutama membangun stasiun-stasiun LRT (kereta ringan), pembangunan proyek-proyek TOD (transit oriented development) dan proyek lainnya. Dari aksi korporasi dengan melepas sekitar 30% saham ke publik itu, Adhi Persada Gedung mengincar dana sekitar Rp1,5 triliun-Rp2 triliun. Pada saat ini, 99% saham Adhi Persada Gedung dimiliki oleh Adhi Karya. Sebagai gambaran, Adhi Persada Gedung merupakan anak usaha Adhi Karya yang bergerak di bidang usaha konstruksi bangunan gedung dan gedung tinggi. Seperti diketahui, Adhi Karya sedang mengerjakan pekerjaan konstruksi proyek LRT Jabodebek (Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi). Proyek LRT itu memiliki TOD atau kawasan sekitar stasiun yang dimanfaatkan untuk proyek properti. Proyek LRT itu terdiri dari jalur pelayanan Cawang–Cibubur, Cawang–Kuningan--Dukuh Atas,  Cawang – Bekasi  Timur,  Dukuh  Atas –Palmerah – Senayan,  Cibubur – Bogor  dan Palmerah –Grogol. Adhi Karya akan membangun stasiun di jalur tersebut. Dalam proyek LRT itu, Adhi Karya menjadi kontraktor berdasarkan penugasan pemerintah. Nilai kontrak yang dibukukan oleh Adhi Karya dari proyek itu senilai Rp19,7 triliun atau salah satu kontrak terbesar yang dikantongi perseroan pada 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group