Beranda

RESEARCH

Daily Highlight

02 November 2016

Early Bird 02 November 2016

Ketidakpastian siapa yang akan menjadi Presiden Amerika Serikat, terutama setelah Direktur Federal Bureau of Investigation membuka kasus email Hillary Clinton, suara Donald Trump naik cukup tajam bahkan menurut polling ABC News dan Los Angeles Times menempatkan Trump unggul atas Clinton serta kejatuhan kembali harga minyak WTI -1.13% kelevel $46.33 menjadi faktor DJIA turun -105.32 poin (-0.58%) dihari Selasa.


Merujuk pencapaian Tax Amnesty di sisa waktu 59 hari lagi hingga akhir tahun 2016, pencapaian Tax Amnesty hingga hari ke-125 (02 November 2016 jam 05.00), Repatriasi mencapai Rp 143 T (Target Rp 1000 T), Deklarasi Luar Negeri Rp 983 T, Deklarasi Dalam Negeri Rp.2,761 T, Tebusan murni Rp 94.5 T, Total tebusan Rp 98 T (Target Rp 165 T) dan Total harta Rp 3,887 T ditengah turun nya DJIA -0.58%, EIDO -1.33%, Oil -1.13%, CPO -1.12% dan Nickel -0.67%, mendorong IHSG yang diperkirakan akan turun dihari Rabu. 


Perkembangan emiten terbaru diambil dari PT Indofarma (INAF) yang bergerak anomali dimana harga sahamnya dari awal tahun hingga 1 November 2016 meningkat +1745% kelevel Rp 3100, sementara kinerja keuangan hingga Q3/2016 masih membukukan rugi bersih Rp 30.4 miliar membuat valuasi saham INAF sangat mahal. Pertanyaan sederhana muncul, siapakah yang mengangkat dan menikmati kenaikan tajam saham INAF? Apakah pihak Otoritas Bursa baik pihak BEI ataupun OJK aware akan kenaikan tajam saham INAF tanpa didukung kinerja fundamental?

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group