Mengecewakannya beberapa data ekonomi Amerika Serikat seperti melambatnya Factory Activity bulan April, tidak berubahnya Consumer Spending bulan Maret dan turunnya data CPI bulanan terendah sejak 2001 menjadi faktor DJIA ditutup turun sebesar -27.05 poin (-0.13%) di hari Senin.
Setelah selama pekan lalu IHSG menguat sekitar +20.8 poin (+0.37%) sedangkan selama bulan April 2017 menguat +117.2 poin (+2.1%). Dengan penguatan selama bulan April, IHSG selama empat bulan di tahun 2017 ini telah menguat sebesar +388.6 poin (+7.34%) disertai Net Buy Asing hingga minggu ke-21 mencapai Rp+22.29 triliun, menjadikan IHSG diperkirakan berpeluang melemah terbatas di hari Selasa di tengah penantian release data CPI bulan April. Disamping itu hal penting lain yang ditunggu investor selama bulan Mei; selain data ekspor-impor, adalah apakah rating agency S&P akan menaikkan rating Indonesia di tengah berakhirnya masa pembagian dividen beberapa emiten besar.
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) membukukan laba bersih tertinggi dalam tujuh tahun terakhir pada periode kuartal I per 31 Maret 2017, ADHI membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp19.14 miliar (EPS Rp5.38), coba bandingkan dengan laba bersih Adhi Karya sebesar Rp10.45 miliar (yang diperoleh pada kuartal I/2016), Rp10.62 miliar (kuartal I/2015), Rp16.23 miliar (kuartal I/2014), Rp11.52 miliar (kuartal I/2013), Rp5.47 miliar (kuartal I/2012) dan Rp2.47 miliar (kuartal I/2011).