Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

31 Oktober 2017

Fixed Income Notes 31 Oktober 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 30 Oktober 2017 bergerak terbatas dengan kecenderungan      mengalami penurunan di tengah meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah. 
  • Perubahan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 3 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 12 - 17 tahun. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak terbatas dengan mengalami perubahan berkisar antara 1 - 2 bps di tengah perubahan harga yang hanya sebesar 2 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami penurunan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 7 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang juga cenderung bergerak bervariasi dengan adanya perubahan hingga sebesar 3 bps didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 25 bps. 
  • Setelah bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan imbal hasil sejak sepekan kemarin, imal hasil Surat Utang Negara mulai menunjukkan adanya penurunan meskipun penurunan imbal hasil tersebut masih terbatas untuk sebagian besar seri Surat Utang Negara. Penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin didukung oleh meredanya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika seiring dengan dollar Amerika menunjukkan pelemahan terhadap mata uang utama dunia. Pelemahan dollar Amerika terjadi di tengah pelaku pasar yang mencermati bertia mengenai mantan manajer kampanye Donald Trump menghadapi tuduuhan berkomplot melawan Amerika Serikat mendorong pelaku pasar melakukan aksi ambil untung yang mendukung melemahnya dollar Amerika terhadap mata uang dunia. 
  •  
  • Namun demikian, penurunan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin tidak didukung oleh volume perdagangan yang cukup besar, mengindikasikan bahwa pelaku pasar masih cenderung menahan diri untuk melakukan transaksi jelang lelang penjualan Surat Utang Negara pada hari ini. 
  • Sehingga secara keseluruhan, perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin hanya mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang  Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 15 tahun sebesar 2 bps masing - masing di level 6,391%, dan 7,336% serta tenor 20 tahun yang relatif terbatas kurang dari 1 bps di level 7,504% . Sedangkan terhadap seri acuan dengan tenor 10 tahun imbal hasilnya justru cenderung mengalami kenaikan relatif tidak banyak mengalami perubahan di level 6,794%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan harganya cenderung mengalami kenaikan yang terjadi pada seri Surat Utang Negara dengan tenor panjang sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil namun pada tenor pendek mengalami kenaikan imbal hasil. Imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-47 mengalami penurunan sebesar 3 bps masing - masing di level 3,583% dan 4,473% didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 25 bps dan 50 bps. Imbal hasil dari INDO-37 yang ditutup dengan mengalami penurunan sebesar 3,5 bps di level 4,427% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 55 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-20 relatif tidak banyak mengalami perubahan di level 2,173%.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp4,56 triliun dari 35 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp1,98 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,08 triliun dari 45 kali transaksi di harga rata -rata 102,08% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0075 senilai Rp516,2 miliar dari 110 kali transaksi di harga rata - rata 102,16%. 
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,34 triliun dari 43 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Bank BRI Tahap II Tahun 2017 Seri A (BBRI02ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp350 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 100,45% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Bank BTPN Tahap II Tahun 2017 Seri A (BTPN03ACN2) senilai Rp264 miliar dari 18 kali transaksi di harga rata - rata 100,01%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar pts 27,00 pts (0,19%) pada level 13582,00 per dollar Amerika setelah mengalami pelemahan berturut - turut dalam beberapa hari terakhir. Bergerak dengan mengalami penguatan terhadap dollar Amerika sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13566,00 hingga 13608,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah seiring dengan pergerakan mata uang regional yang juga mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. Penguatan mata uang regional dipimpin oleh mata uang Won Korea Selatan (KRW) dan diikuti oleh Rupee India (INR) serta Peso Philippina (PHP). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas dengan arah pergerakan harga yang bervariasi dengan kecenderungan mengalami koreksi pada awal perdagangan didorong oleh adanya lelang penjualan Surat Utang Negara dimana akan menaikkan imbal hasil Surat Utang Negara di awal perdagangan. Kenaikan harga didorong oleh melemahnya dollar Amerika terhadap mata uang dunia serta surat utang global yang mengalami penurunan imbal hasil akan menjadi katalis positif pada lelang maupun perdagangan Surat Utang Negara pada hari ini. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup turun di level 2,370% sebagai respon atas data dan pelaksanaan lelang US Treasury. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) masing - masing juga ditutup turun pada level 0,369% dan 1,343%. Dengan pergerakan imbal hasil surat utang global yang bergerak dengan mengalami penurunan serta membaiknya persepsi resiko, maka akan berpeluang untuk mendorong terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Adapun harga Surat Utang Negara dengan denomiansi mata uang rupiah kami perkirakan masih akan bergerak terbatas dalam jangka pendek, dimana secara teknikal sebagian besar seri Surat Utang Negara berada pada area jenuh jual dengan masih mengalami tren penurunan. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum fluktuasi harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Kami masih merekomendasikan Surat Utang Negara sebagai portofolio trading seperti seri FR0069, FR0053, FR0070, FR0071, FR0073, FR0065, FR0068, serta FR0072. 
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN12180201 (Reopening), SPN12180809 (Reopening), FR0059 (Reopening), FR0061 (Reopening) dan FR0074 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 31 Oktober 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group