Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

31 Mei 2017

Fixed Income Notes 31 Mei 2017

  •   Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 30 Mei 2017 ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  •   Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 2 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana kenaikan  imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 2 - 5 tahun. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya penurunan harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan yang relatif terbatas hingga sebesar 1 bps didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 5 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang mengalami perubahan hingga sebesar 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 20 bps. 
  •   Terbatasnya perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara di tengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri. Pelaku pasar masih menantikan beberapa pada pekan ini menyebabkan pelaku pasar melakukan aksi wait and see. 
  •   Dengan terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara di akhir pekan tersebut, maka imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan juga cenderung terbatas, dimana untuk seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 20 tahun ditutup dengan tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya masing - masing di level 6,670%, dan 7,786%. Adapun imbal hasil tenor 10 tahun di tutup naik sebesar 1,5 bps pada level 6,924%, tenor 15 tahun naik sebesar 2 bps pada level 7,369% didorong penurunan harga hingga sebesar 20 bps. 
  •   Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, perubahan tingkat imbal hasilnya juga terlihat terbatas meskipun dengan kecenderungan mengalami penurunan terutama pada tenor menengah dan panjang. Imbal hasil dari INDO-20, INDO-27 dan INDO-47 ditutup tidak bergerak dari perdagangan sebelumnya di level 2,373%, 3,727%, dan 4,668%. 
  •   Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin terlihat mengalami kenaikan dibandingkan dengan perdagangan di hari Senin, yaitu senilai Rp8,81 triliun dari 37 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,50 triliun. Obligasi Negara seri FR0053 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,03 triliun dari 12 kali transaksi di harga rata - rata 105,78% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0069 senilai Rp991 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 102,61%. 
  •   Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,31 dari 27 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II SMF Tahap II Tahun 2013 Seri C (SMFP02CCN2 menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp332 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata  100,54% dan diikuti oleh perdagangan  Obligasi Berkelanjutan II Medco Energi Internasional Tahap II Tahun 2016 Seri A (MEDC02ACN2) senilai Rp171 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,32%. 
  •   Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah terbatas sebesar 3,00 pts di level 13323,00 per dollar Amerika. Bergerak terbatas dengan arah perubahan yang berfluktuasi pada kisaran 13309,00 - 13342,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut seiring dengan pelemahan mata uang regional terhadap mata uang dollar Amerika. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Ringgit Malaysia (MYR) dan Rupee India (INR). sementara Yen Jepang (JPY) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Singapura (SGD) dan Dollar Hongkong (HKD).
  •   Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak bervariasi dengan peluang terjadinya kenaikan harga seiring dengan penurunan imbal hasil dari US Treasury didukung oleh stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Namun, pergerakan harga masih akan dibatasi oleh pelaku pasar yang masih akan menanti beberapa data dari dalam maupun luar negeri pada pekan ini. 
  •   Sementara itu dari perdagangan surat utang global, imbal hasil dari surat utang Amerika kembali ditutup dengan penurunan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun terbatas di level 2,21% sementara itu untuk tenor 30 tahun ditutup turun pada kisaran 2,88%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) tenor 10 tahun tidak bergerak dari perdagangan sebelumnya di level 0,29% dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun ditutup dengan penurunan pada level 0,99%. Hal tersebut kami perkirkan akan menjadi katalis positif pada perdagangan Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. 
  •   Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada tren kenaikan, sehingga dalam jangka pendek peluang terjadinya kenaikan harga masih akan terjadi. Adapun kondisi harga Surat Utang Negara yang juga telah menjauhi area jenuh beli (overbought) yang terjadi sejak terbatasnya kenaikan harga dalam beberapa hari terakhir, kami perkirakan akan berpeluang  adanya kenaikan harga di pasar sekunder. 
  •   Rekomendasi, Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Bagi investor disarankan melakukan strategi trading. Beberapa seri Surat Utang Negara yang masih cukup menarik untuk ditransaksikan diantaranya adalah FR0066, FR0048, FR0069, FR0036, FR0045, ORI013, FR0057, FR0062 dan FR0050. Adapun dibandingkan dengan seri FR0036, ORI013 menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dengan tenor yang sama sehingga kami menyarankan investor untuk mempertimbangkan ORI013 sebagai instrumen investasi jangka pendek.
  •   Pemerintah meraup dana senilai Rp4,08 triliun dari lelang penjualan Sukuk Negara seri SPN-S 01122017 (New Issuance), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 30 Mei 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group