Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

31 Maret 2017

Fixed Income Notes 31 Maret 2017

  • Tren penurunan imbal hasil surat utang global serta penerbitan Sukuk Global oleh pemerintah mendukung terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Kamis, 30 Maret 2017.

 

  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 9 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 5 bps dimana penurunan imbal hasil terjdi pada keseluruhan tenor Surat Utang Negara. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan imbal hasil berkisar antara 3 - 4 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 6 - 7 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 25 - 40 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami penurunan imbal hasil yang berkisar antara 1 - 7 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 80 bps.

 

  • Penurunan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin didukung oleh faktor pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami penurunan serta hasil penjualan Sukuk Global yang dilakukan oleh pemerintah. Imbal hasil surat utang global bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan setelah pelaku pasar mencermati proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) serta kelanjutan dari rencana kebijakan fiskal pemerintah Amerika Serikat setelah pada pekan lalu paket kebijakan kesehatan yang diajukan oleh pemerintah tidak disetujui oleh legislatif.

 

  • Sementara itu keberhasilan pemerintah untuk kembali menerbitkan Sukuk Global senilai US$3 miliar juga menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Total penawaran yang masuk pada penerbitan tersebut mencapai US$10,84 miliar, mengindikasikan tingginya minta investor global untuk menempatkan dananya pada Sukuk Global yang diterbitkan oleh pemerintah.

 

  • Dengan kombinasi dari kedua katalis tersebut, imbal hasil Surat Utang Negara mengalami penurunan yang cukup besar termasuk pada Surat Utan Negara seri acuan, dimana untuk tenor 10 tahun tingkat imbal hasilnya turun sebesar 5 bps di level 7,01%; imbal hasil seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 15 tahun turun sebesar 6 bps masing - masing di level 6,798% dan 7,396% sedangkan untuk tenor 20 tahun imbal hasilnya turun sebesar 7 bps di level 7,665%.

 

  • Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan kemarin juga ditutup dengan mengalami penurunan seiring dengan penurunan imbal hasil dari US Treasury. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-27 masing - masing ditutup turun sebesar 2 bps di level 2,546% dan 3,848%. Sedangkan imbal hasil dari INDO-47 ditutup dengan penurunan sebesar 3 bps di level 4,743% didorong oleh adanya kenaikan harga yang sebesar 50 bps.

 

  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin masih cukup besar, senilai Rp16,95 triliun dari 35 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp10,52 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp5,21 triliun di harga rata - rata 99,87% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0072 senilai Rp3,41 triliun di harga rata - rata 105,92%. Sedangkan ditinjau dari frekuensi perdagangan, Obligasi Negara seri FR0072 menjadi yang paling sering diperdagangkan, sebanyak 197 kali transaksi dan diikuti oleh Obligasi Negara seri FR0059 sebanyak 179 kali transaksi.

 

  • Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp392,7 miliar dari 31 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Adira Finance Tahap V Tahun 2017 Seri A (ADMF03ACN5) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp50 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,02% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Sarana Multi Infrastruktur Tahap I Tahun 2016 Seri A (SMII01ACN1) senilai Rp50 miliar dari 1 kali transaksi di harga 100,22%.

 

  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup melemah terbatas sebesar 2,00 pts (0,02%) pada level 13316,00 per dollar Amerika setelah bergerak cukup berfluktuasi pada kisaran 13310,00 hingga 13328,00 per dollar Amerika. Melemahnya nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin seiring dengan tren pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah kembali menguatnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Pelemahan mata uang regional dipimpin oleh Won Korea Selatan (KRW) yang diikuti oleh Peso Philippina (PHP) dan Dollar Taiwan (TWD). Indeks Dollar Amerika kembali mengalami kenaikan di tengah optimisme agenda reformasi kebijakan pajak oleh Presiden Trump.

 

  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas setelah mengalami kenaikan yang cukup tinggi pada perdagangan kemarin. Terbatasnya pergerakan harga dipengaruhi oleh faktor eksternal dimana tingkat imbal hasil dari surat utang global yang cenderung mengalami kenaikan.

 

  • Imbal hasil dari US Treasury pada perdagangan kemarin ditutup naik pada level 2,42% untuk tenor 10 tahun dan di level 3,032% untuk tenor 30 tahun setelah data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat untuk kuartal IV 2016 tumbuh sebesar 2,1% di atas estimasi awal yang sebesar 1,9%. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup naik terbatas di level 0,34% adapun imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) ditutup dengan penurunan di level 1,117% di tengah mulai berjalannya proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Dengan kondisi tersebut maka pergerakan harga dari Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika juga akan mengalami tekanan pada perdagangan hari ini.

 

  • Adapun dari faktor domestik, pelaku pasar akan mencermati data inflasi yang akan disampaikan oleh Badan Pusat Statistik pada hari Senin, 3 April 2017 dimana estimasi inflasi di bulan Maret 2017 akan di bawah 0,20% seiring dengan terjaganya harga kebutuhan pokok. Adapun hasil dari penerbitan Sukuk Global senilai US$3 miliar masih akan menjadi katalis positif bagi pasar Surat Utang Negara dikarenakan dengan penerbitan tersebut maka akan menambah posisi cadangan devisa yang dapat digunakan oleh Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah masih berpeluangnya penguatan mata uang dollar Amerika terhadap mata uang dunia.

 

  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada tren kenaikan harga, sehingga masih berpeluang untuk melanjutkan kenaikannya dalam jangka pendek. Hanya saja kenaikan tersebut akan dibatasi oleh faktor harga Surat Utang Negara yang secara teknikal juga telah berada pada area jenuh beli (overbought) yang terlihat sejak pertengahan bulan Maret 2017.

 

  • Rekomendasi : Dengan pertimbangan beberapa faktor tersebut maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Dengan masih berpeluangnya terjdi kenaikan harga Surat Utang Negara dalam jangka pendek, beberapa seri Surat Utang Negara yang realtif lebih murah dibandingkan denga  seri lainnya diantaranya adalah Obligasi Negara seri FR0069, FR0036, FR0031, FR0034, ORI013 dan FR0053 untuk tenor pendek serta seri FR0043, FR0063, FR0064, FR0071, FR0058, FR0065 dan FR0068 untuk tenor panjang.

 

  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 05102017  (New Issuance), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 4 April 2017. Pemerintah akan melakukan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada hari Selasa, tanggal 4 April 2017. Seri SBSN yang akan dilelang adalah seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara - Syariah) dan PBS (Project Based Sukuk) untuk memenuhi  sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2017. Target penerbitan adalah senilai Rp6 triliun.

 

  • Pemerintah menerbitkan Sukuk Global senilai US$3 miliar. Pemerintah Republik Indonesia kembali menerbitkan Sukuk Global di pasar internasional sebesar US$3 miliar yang terdiri dari US$1,0 miliar untuk tenor 5 tahun dan US$2,0 miliar untuk tenor 10 tahun. Sukuk Global ini diterbitkan oleh Pemerintah melalui Perusahaan penerbit SBSN Indonesia lll, sebuah badan hukum yang dibentuk oleh Pemerintah Republik Indonesia khusus untuk melakukan penerbitan SBSN. Penerbitan Sukuk Global akan dicatatkan di Singapore Stock Exchange dan NASDAQ Dubai (dual listing). Setelmen akan dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2017. Sukuk Global ini diterbitkan pada harga par dengan imbalan sebesar 3,40% untuk tenor 5 tahun dan 4,15% untuk tenor 10 tahun.

 

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group