Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

31 Juli 2018

Fixed Income Notes 31 Juli 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 30 Juli 2018 kembali bergerak terbatas dengan arah perubahan yang bevariasi di tengah pelaku pasar yang menahan diri untuk melakukan transaksi jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 8 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1,8 bps dimana imbal hasil Surat Utang Negara sebagian besar tenor cenderung mengalami penurunan. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak bervariasi dengan mengalami perubahan berkisar antara 2 - 8 bps didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 10 bps. Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) cenderung mengalami penurunan dengan perubahan sebesar 2 - 3 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 10 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak cukup bervariasi dengan perubahan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 45 bps. 
  • Terbatasnya perubahan tingkat imbal hasil pada perdagangan kemarin dipengaruhi oleh pelaku pasar yang masih menahan diri untuk melakukan transaksi di pasar sekunder jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan diadakan pada hari ini. Hal tersebut juga tercermin pada volume perdagangan yang tidak begitu besar dan mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan pada hari Senin. Investor juga masih mencermati rencana kebijakan pemerintah Amerika yang akan disampaikan dalam beberapa pekan kedepan serta Bank of Japan setelah laporan muncul pada awal bulan ini bahwa Bank of Japan dapat memodifikasi kebijakan moneternya untuk membuat program yang lebih berkelanjutan. 
  • Dengan terbatasnya perubahan imbal hasil pada perdagangan kemarin, maka imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor 5 tahun turun sebesar 2,5 bps di level 7,566% dan 10 tahun ditutup turun sebesar 1 bps pada level 7,679%. Adapun imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 20 tahun turun sebesar 1,5 bps di level 8,120%. Sementara itu imbal hasil 15 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan terbatas kurang dari 1 bps di level 8,099%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya juga terlihat bervariasi dimana Surat Utang Negara dengan pada tenor pendek cenderungan mengalami kenaikan terbatas kurang dari 1 bps. Terbatasnya perubahan imbal hasil tersebut juga terlihat pada imbal hasil dari INDO-23 terbatas kurang dari 1 bps di level 3,986% setelah mengalami koreksi terbatas sebesar 2,5 bps , imbal hasil INDO-28 ditutup naik sebesar 4 bps di level 4,286% didorong oleh koreksi harga sebesar 30 bps. Adapun imbal hasil INDO-43 dan INDO-48 yang masing - masing mengalami kenaikan sebesar 5 bps di level 4,876% dan 4,802% setelah mengalami koreksi harga sebesar 70 bps dan 75 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp7,45 triliun dari 30 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangans eri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,04 triliun. Obligasi Negara seri FR0073 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,42 triliun dari 18 kali transaksi di harga rata - rata 103,85% dan diiktui oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0063 senilai Rp1,21 triliun dari 23 kali transaksi di harga rata - rata 92,36%.
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp812 miliar dari 38 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan IV BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2018 Seri B (BFIN04BCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp300 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,01% dan diikuti oleh perdagangan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Adira Finance Tahap II Tahun 2018 Seri A (SMADMF03ACN2) senilai Rp60 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 99,22%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup dengan mengalami penguatan terbatas sebesar 2,00 pts (0,01%) pada level 14415,00 per dollar Amerika setelah bergerak bervariasi sepanjang sesi perdagangan di kisaran 14398,00 hingga 14418,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika terjadi seiring dengan pergerakan mata uang regional yang juga bergerak bervariasi terhadap dollar Amerika di tengah menguatnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Peso Phillipina (PHP) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Ringgit Malaysia (MYR) dan Rupiah Indonesia (IDR). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas di awal perdagangan jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Menjelang lelang, harga Surat Utang Negara akan cenderung beregrak terbatas dikarenakan investor yang masih akan menantikan hasil dari pelaksanaan lelang dimana arah pergerakan harga akan dipengaruhi oleh hasil dari pelaksanaan lelang. Pada hari ini pemerintah berencana untuk mengadakan lelang penjualan Surat Utang Negara dengan target penerbitan senilai Rp10 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor. 
  • Selain lelang, pergerakan harga Surat Utang Negara juga akan dipengaruhi oleh pergerakan imbal hasil surat utang global, dimana pada perdagangan kemarin kembali ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,971% di tengah pelaku pasar yang masih akan fokus pada kebijakan yang akan dilakukan oleh The Fed. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan kenaikan masing - masing di level 0,443% dan 1,351%. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara umum masih berada pada area konsolidasi, sehingga pergerakan harga dalam jangka pendek akan cenderung beregrak terbatas dengan arah pergerakan yang mendatar (sideways). 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan fokus pada pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Bagi investor yang membutuhkan Surat Utang Negara dengan tenor panjang dapat mengikuti lelang dimana pemerintah menawarkan tiga seri Surat Utang Negara dengan tenor panjang, yaitu seri FR0063 (2023), FR0064 (2028) dan FR0065 (2033).
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN 03181101 (New Issuance), SPN 12190801 (Reopening), FR0063 (Reopening), FR0064 (Reopening), FR0065 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 31 Juli 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group