Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

31 Januari 2018

Fixed Income Notes 31 Januari 2018

  • Jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika, harga Surat Utang Negara pada perdagangan Selasa, 30 Januari 2018 masih cenderung bergerak mengalami penurunan sehingga mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 2 - 15 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 3,4 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 5 - 15 bps. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami perubahan terbatas berkisar antara 3 - 5 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 15 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 4 - 7 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 20 - 40 bps. Adapun untuk Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) imbal hasilnya cenderung bergerak mengalami perubahan hingga sebesar 15 bps yang didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 155 bps. 
  • Perubahan imbal hasil pada perdagangan kemarin jelang dimulainya Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika serta adanya meeting terakhir Yellen sebelum pensiun. Adapun Mata uang rupiah yang mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika juga mendorong adanya kenaikan imbal hasil pada perdagangan kemarin. 
  • Secara keseluruhan, koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun sebesar 5 bps masing - masing di level 5,809% dan 6,335%. Adapun seri acuan dengan tenor 15 tahun yang mengalami kenaikan sebesar 4 bps di level 6,772%. Sementara itu untuk imbal hasil seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 1,5 bps di level 7,108%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang asing, perubahan tingkat imbal hasilnya masih mengalami kenaikan seiring dengan surat utang global yang mengalami kenaikan imbal hasil. Imbal hasil dari INDO-23 dan INDO-28 mengalami kenaikan sebesar 3,5 bps masing - masing di level 3,155% dan 3,681% setelah mengalami koreksi harga sebesar 16,5 bps dan 30 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-38 mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 4,490% didorong oleh koreksi harga sebesar 35 bps. Adapun INDO-48 mengalami kenaikan sebesar 3 bps di level 4,417% setelah mengalami koreksi harga sebesar 50 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp17,76 triliun dari 35 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp7,59 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,18 triliun dari 105 kali transaksi di harga rata - rata 98,66% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp2,04 triliun dari 35 kali transaksi di harga rata - rata 103,48%. 
  • Adapun Volume perdagangan Project Based Sukuk yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp1,50 triliun dari 6 seri Project Based Sukuk yang diperdagangkan. Project Based Sukuk seri PBS013 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp800 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 101,3% diikuti oleh Project Based Sukuk seri PBS012, senilai Rp600 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 117,01%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp874,8 miliar dari 29 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Panin Tahap II Tahun 2017 (PNBN02SBCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp166 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 102,16% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III BFI Finance Indonesia Tahap III Tahun 2017 Seri C (BFIN03CCN3) senilai Rp138 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup melemah sebesar 68,00 pts (0,50%) di level 13434,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13374,00 hingga 13442,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika seiring dengan pergerakan mata uang regional yang cenderung mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika di tengah melemahnya mata uang dollar terhadap mata uang utama dunia. Pelemahan mata uang regional pada perdagangan kemarin dipimpin oleh Won Korea Selatan (KRW) yang diikuti oleh Rupiah Indonesia (IDR) dan Peso Philippina (PHP). 
  • Pada perdagangan hari kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak koreksi didukung oleh faktor teknikal maupun nilai tukar yang masih tertekan juga akan menjadi katalis negatif pada perdagangan hari ini. Adapaun pelaku pasar masih akan mencermati hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang akan berakhir pada hari ini. Sementara itu 
  • Selain faktor dalam negeri, koreksi pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini dipengaruhi oleh pelaku pasar yang akan mencermati pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Adapun Imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan setelah kebijakan kenaikan suku bunga acuan pada tahun lalu. Adapun dampak yang terjadi pada kenaikan suku bung acuan berimpas pada perekonomian Amerika pada tahun ini, hal ini juga terjadi pada negara besar lainnya yang melakukan kebijakan kenaikan suku bunga acunannya.  Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,724% begitu pula dengan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama, ditutup naik pada level 0,691% dan surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun juga mengalami kenaikan imbal hasil di level 1,462%. 
  • Dengan pelaku pasar yang masih akan mencermati Rapat Dewan Gubernur Bank Sentra Ameriika, maka kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak dalam rentang perubahan harga yang terbatas. Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara keseluruhan masih berada pada tren penurunan, sehingga hal tersebut akan membatasi peluang terjadinya kenaikan harga dalam jangka pendek. 
  • Rekomendasi : Kombinasi dari beberapa faktor tersebut kami perkirakan akan berdampak positif terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini sehingga kami sarankan kepada investor untuk memanfaatkan momentum tersebut untuk melakukan strategi trading. Adapun bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, kami masih merekomendasikan beli secara bertahap pada beberapa seri Surat Utang Negara yang masih memberikan tingkat imbal hasil yang cukup menarik seperti seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0073, FR0058, FR0074, FR0068, dan FR0072. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp17,55 triliun dari lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN03180430 (New Issuance), SPN12190131 (New Issuance), FR0063 (Reopening), FR0064 (Reopening) dan FR0065 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 30 Januari 2018.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group