Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

31 Januari 2017

Fixed Income Notes 31 Januari 2017

  • Jelang pelaksanaan lelang, harga Surat Utang Negara pada perdagangan Senin, 30 Januari 2017 masih cenderung bergerak mengalami penurunan sehingga mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil.
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 5 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 13 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 5 - 7 bps. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami perubahan terbatas berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 5 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 2 - 5 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 10 - 20 bps. Adapun untuk Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) imbal hasilnya cenderung bergerak terbatas dengan mengalami perubahan hingga sebesar 2 bps yang didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 20 bps.
  • Perubahan harga Surat Utang Negara yang cenderung mengalami penurunan pada perdagangan kemarin masih didorong oleh aksi jual Surat Utang Negara oleh investor jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan dilaksanakan pada hari ini. Namun demikian, koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin relatif terbatas, di tengah meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah serta volume perdagangan yang tidak begitu besar.
  • Secara keseluruhan, koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 5 bps di level 7,228% dan seri acuan dengan tenor 10 tahun yang mengalami kenaikan kurang dari 1 bps di level 7,581%. Adapun untuk imbal hasil seri acuan dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun masing - masing mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 7,933% dan 8,136%.
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang asing, perubahan tingkat imbal hasilnya masih terbatas dengan arah pergerkan yang cukup bervariasi. Imbal hasil dari INDO-20 mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 2,630% setelah mengalami koreksi harga sebesar 5 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-47 mengalami penurunan, dimana untuk INDO-27 mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 4,167% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 10 bps dan imbal hasil dari INDO-47 mengalami penurunan yang terbatas kurang dari 1 bps di level 5,097%.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp3,80 triliun dari 27 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,80 triliun. Obligasi Negara seri FR0068 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp834,05 miliar dari 31 kali transaksi di harga rata - rata 102,18% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0072 senilai Rp769,33 miliar dari 44 kali transaksi di harga rata - rata 101,10%.
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp609 miliar dari 27 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Permata Tahap II Tahun 2012 (BNLI01SBCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp164 miliar dari 20 kali transaksi di harga rata - rata 100,69% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Astra Sedaya Finance Tahap IV Tahun 2014 seri B (ASDF02BCN4) senilai Rp125 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 102,53%.
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar 11,00 pts (0,08%) di level 13349,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13327,00 hingga 13363,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika terjadi di tengah pergerakan mata uang regional yang cenderung mengalami penguatan terhadap dollar Amerika di tengah melemahnya mata uang dollar terhadap mata uang utama dunia. Penguatan mata uang regional pada perdagangan kemarin dipimpin oleh Dollar Singapura (SGD) yang diikuti oleh Yen Jepang (JPY) dan Rupee India (INR).
  • Pada perdagangan hari kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara serta pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Pemerintah pada hari ini berencana untuk mengadakan lelan penjualan Surat Utang Negara dengan target penerbitan senilai Rp15 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor. Arah pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini akan ditentukan oleh hasil dari pelaksanaan lelang.
  • Selain faktor lelang, terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini dipengaruhi oleh pelaku pasar yang akan mencermati pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika, yang merupakan pertemuan pertamanya di tahun 2017. Analis memperkirakan bahwa Bank Sentral Amerika masih akan mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 0,50 - 0,75% setelah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps di akhir tahun 2016.
  • Imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan setelah kebijakan keimigrasian yang diambil oleh pemerintah Donald Trump meningkatkan kekhawatiran bagi pelaku pasar, sehingga mendorong investor untuk melakukan pembelian pada aset yang lebih aman (safe haven asset). Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun terbatas pada level 2,488% begitu pula dengan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama, ditutup turun pada level 0,45% setelah koreksi yang terjadi di pasar saham sebagai respon atas kebijakan pemerintah Amerika Serikat.

 

  • Dengan pelaku pasar yang masih akan mencermati beberapa agenda ekonomi dalam sepekan kedapan, maka kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak dalam rentang perubahan harga yang terbatas. Adapun secara teknikla, harga Surat Utang Negara secara keseluruhan masih berada pada tren penurunan, sehingga hal tersebut akan membatasi peluang terjadinya kenaikan harga dalam jangka pendek.
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang dapat mengikuti lelang penjualan Surat Utang Negara dimana pemerintah menawarkan dua seri Surat Utang Negara dengan tenor panjang yaitu FR0059 (15 Mei 2027) dan FR0074 (15 Agustus 2032).
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03170501 (New Issuance), SPN12180201 (New Issuance), FR0061 (Reopening), FR0059 (Reopening), dan FR0074 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 31 Januari 2017. Pemerintah akan melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang Rupiah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2017. Target penerbitan senilai Rp15.000.000.000.000,00 (lima belas triliun rupiah).

 

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group