Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

31 Agustus 2017

Fixed Income Notes 31 Agustus 2017

  • Berlanjutnya akumulasi pembelian Surat Utang Negara di tengah membaiknya persepsi resiko di tengah stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika menjadi katalis positif bagi perdagangan Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Rabu, 30 Agustus 2017. 
  •  Imbal hasil Surat Utang Negara bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan, berkisar antara 1 - 8 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 3 bps dimana penurunan imbal hasil terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 2 - 7 bps didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 20 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 8 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 30 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang juga mengalami penurunan berkisar antara 1 - 7 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 50 bps. 
  • Pergerakan harga Surat Utang Negara yang mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin didukung oleh masih berlanjutnya aksi pembelian oleh investor di tengah membaiknya persepsi resiko Surat Utang Indonesia. Angka CDS 5 tahun yang mencerminkan persepsi resiko pada perdagangan di hari Rabu berada pada kisaran 102 bps, terlihat mengalami penurunan dibandingkan dengan posisi di saat meningkatnya ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Korea Utara di semenjanjung korea. Selain itu, stabilnya nilai tukar rupiah pasca penurunan suku bunga acuan Bank Indoensia juga masih menjadi katalis positif bagi pasar Surat Utang Negara. Investor juga terlihat aktif melakukan perdagangan yang tecermin pada tingginya volume perdagangan yang dilaporkan. 
  • Dengan adanya kenaikan harga tersebut, maka telah mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan masing - masing sebesar 3 bps untuk tenor 15 tahun dan 20 tahun masing - masing di level 7,190% dan 7,365%, sebesar 4,5 bps di level 6,701% untuk tenor 10 tahun, sebesar 8 bps di level 6,266% untuk tenor 5 tahun. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya juga mengalami penurunan meskipun sempat dibayangi oleh kenaikan imbal hasil dari US Treasury pada perdagangan di hari Rabu. Imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika tersebut bergerak dengan mengalami penurunan yang terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara. Imbal hasil dari INDO-27 ditutup turun sebesar 2 bps di level 3,530% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 15 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-37 mengalami penurunan sebesar 1,5 bps di level 4,460% didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 25 bps dan imbal hasil dari INDO-47 ditutup turun sebesar 2,5 bps di level 4,440% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 40 bps. Sedangkan imbal hasil INDO-20 ditutup terlihat tidak mengalami perubahan dibandingkan perdagangan di hari Selasa pada level 2,098%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp19,71 triliun dari 36 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp10,96 triliun. Obligasi Negara seri FR0072 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp4,57 triliun dari 273 kali transaksi di harga rata - rata 109,28% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp2,86 triliun dari 123 kali transaksi di harga rata - rata 101,23%. 
  • Sementara itu volume perdagangan obligasi korporasi yang dileporkan senilai Rp942,6 miliar dari 52 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan di akhir pekan. Obligasi Berkelanjutan II Bank OCBC NISP Tahap II Tahun 2017 Seri A (NISP02ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp150 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 100,03% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Sarana Multi Infrastruktur Tahap I Tahun 2016 Seri A (SMII01ACN1) senilai Rp80 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 101,24%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika ditutup pada level 13346,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan terbatas sebesar 6,00 pts (0,04%) setelah bergerak terbatas dengan kecenderungan mengalami pelemahan pada kisaran 13339,00 hingga 13352,00 per dollar Amerika sepanjang sesi perdagangan. Pelemahan terbatas nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah bervariasinya arah pergerakan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika. Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD) dan Rupee India (INR). Sementara itu mata uang Yen Jepang (JPY), Ringgit Malaysia (MYR), dan Dollar Singapura (SGD) terlihat mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara untuk keseluruhan tenor terlihat masih bergerak pada tren kenaikan harga sehingga masih terbuka peluang terjadi kenaikan harga dalam jangka pendek. Namun, adanya sinyal harga Surat Utang Negara yang telah berada pada area jenuh beli juga membuka peluang pelaku pasar untuk melakukan aksi jual yang mendorong penurunan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas dengan peluang mengalami penurunan di tengah minimnya katalis dari dalam maupun luar negeri. Dari luar negeri peluang penurunan harga Surat Utang Negara didorong oleh naiknya imbal hasil surat utang global, adapun dari dalam negeri didorong oleh adanya peluang aksi jual yang dilakukan oleh pelaku pasar didukung oleh analisis teknikalnya. 
  • Adapun dari pergerakan imbal hasil surat utang global, imbal hasil dari US Treasury pada perdagangan kemarin ditutup naik, dimana untuk tenor 10 tahun naik di level 2,129% dan tenor 30 tahun naik di level 2,740% di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di semenanjung Korea. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun juga ditutup dengan kenaikan masing - masing di level 0,356% dan 1,031%. Naiknya imbal hasil dari surat utang global tersebut kami perkirakan akan berdampak negatif terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara untuk melakukan strategi trading. Beberapa seri Surat Utang Negara yang kami perkirakan rawan terjadinya aksi ambil untung adalah sebagai berikut FR0066, FR0032, FR0061, FR0059, FR0074, FR0072 dan FR0075. Adapun seri - seri yang masih cukup menarik untuk diakumulasi adalah FR0069, FR0053, ORI013 untuk tenor pendek dan FR0070, FR0071, FR0065 serta FR0068 untuk pilihan pada tenor panjang.
  • Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap II Tahun 2017 dan Sukuk Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap II Tahun 2017 dengan kupon 11% p.a (ekuivalen). 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia mengafirmasi peringkat “idBBB(cg)” kepada peringkat MTN MNC Guna Usaha Indonesia.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group