Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

30 Januari 2017

Fixed Income Notes 30 Januari 2017

  • Kombinasi faktor pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serta pergerakan imbal hasil surat utang global kembali mendorong terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 27 Januari 2017.
  • Koreksi harga yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan kemarin kembali mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara dimana kenaikan yang terjadi berkisar antara 1 - 5 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1,5 bps.
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan yang berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 3 - 5 bps. Sementara itu imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 3 bps yang didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 15 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 5 bps dengan adanya koreksi harga hingga sebesar 40 bps.
  • Aksi ambil untung oleh investor di tengah pelemahan nilai tukar rupiah serta harga surat utang global yang juga mengalami koreksi menjadi faktor yang mendorong terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan sehingga berakibat terhadap terjadinya kenaikan imbal hasilnya. Namun demikian, koreksi harga yang terjadi tidak didukung oleh volume perdagangan, dimana pada perdagangan di akhir pekan kemarin volume perdagangan yang dilaporkan justru mengalami penurunan. Hal tersebut mengidikasikan bahwa pelaku pasar tidak cukup aktif melakukan transaksi di pasar sekunder jelang disampaikannya rilis data pertumbuhan ekonomi Amerika di kuartal IV 2017 serta jelang liburnya beberapa pasar keuangan regional dalam rangka memperingati tahun baru China.
  • Minimnya katalis dari dalam negeri, menyebabkan arah pergerakan harga Surat Utang Negara di akhir pekan kemarin lebih dipangaruhi oleh faktor eksternal. Dengan demikian, koreksi harga yang terjadi telah mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 2 bps di level 7,181% dan untuk tenor 10 tahun imbal hasilnya naik sebesar 1 bps di level 7,577%. Adapun untuk tenor 15 tahun imbal hasilnya naik sebesar 5 bps di level 7,910% dan tenor 20 tahun imbal hasilnya ditutup naik sebesar 3 bps di level 8,118%.
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya ditutup cukup bervariasi dimana untuk tenor pendek terlihat mengalami kenaikan imbal hasil sementara itu pada tenor panjang ditutup dengan penurunan imbal hasil meskipun dengan perubahan imbal hasil yang relatif terbatas. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup naik kurang dari 1 bps di level 2,625%. Adapun untuk imbal hasil dari INDO-27 ditutup turun kurang dari 1 bps di level 4,181% dan imbal hasil dari INDO-47 yang ditutup turun sebesar 1 bps di level 5,102% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 15 bps.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp6,69 triliun dari 34 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp3,32 triliun. Obligasi Negara seri FR0072 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,38 triliun dari 68 kali transaksi di harga rata - rata 101,17% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0061 senilai Rp903,09 miliar dari 38 kali transaski di harga rata - rata 99,29%.
  • Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp561,20 miliar dari 16 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Astra Sedaya Finance Tahap IV Tahun 2014 Seri B (ASDF02BCN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp250 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 102,50% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Bank Panin Tahap II Tahun 2016 (PNBN02CN2) senilai Rp219,5 miliar dari 4 kali transaksi di harga 100,00%.
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup dengan pelemahan, sebesar 28,00 pts (0,21%) pada level 13360,00 per dollar Amerika. Bergerak melemah sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13343,00 hingga 13381,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah seiring dengan pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Pelemahan mata uang regional dipimpin oleh Yen Jepang (JPY) dan diikuti oleh Peso Philippina (PHP) dan Baht Thailand (THB). Adapun dalam sepekan terakhir, mata uang regional masih bergerak dengan kecenderungan mengalami penguatan terhadap dollar Amerika, dimpimpin oleh penguatan Won Korea Selatan (KRW) dan diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD).
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas dengan masih berpeluang untuk mengalami penurunan jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Pada hari Selasa, 31 Januari 2017 pemerintah berencana untuk mengadakan lelang penjualan Surat Utang Negara dengan target penerbitan senilai Rp15 triliun dimana menjelang lelang, harga Surat Utang Negara cenderung bergerak dengan mengalami penurunan dikarenakan investor berharap untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi melalui lelang.
  • Adapun dari perdagangan surat utang global, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan di akhir pekan kemarin ditutup dengan mengalami penurunan di level 2,475% setelah data pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2016 tumbuh di bawah perkiraaan. Data GDP Amerika serikat pada kuartal IV 2016 tumbuh sebesar 1,9% di bawah estimasi analis sebesar 2,2% serta turun dibandingkan dengan pertumbuhan di kuartal III 2016 yang mencapai 3,5%. Sementara itu imbal hasil dari surat utag Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama pada perdagangan di akhir pekan juga terlihat mengalami penurunan dimana masing - masing ditutup turun pada level 0,463% dan 1,468%.
  • Meredanya tekanan jual pada pasar surat utang global kami perkirakan akan berdampak positif terhadap perdagangan Surat Utang Negara pada hari ini meskipun dibayangi faktor teknikal yang mengindikasikan berlanjutnya penurunan harga di pasar sekunder.
  • Indikator teknikal menunjukkan bahwa harga Surat Utang Negara berada pada tren penurunan harga yang terlihat pada Sebagian besar surat utag negara dengan tenor penjang. Hal tersebut kami perkirakan akan membuka peluang terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara dengan tenor menengah dan panjang dalam jangka pendek.
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading pada Surat Utang Negara bertenor pendek dan menengah bagi investor dengan horizon investasi jangka pendek, dimana pilihan seri yang kami sarankan diantaranya adalah seri ORI013, FR0066, FR0038, FR0069, FR0053 dan FR0070. Adapun bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang kami menyarankan pembelian bertahap memanfaatkan momentum koreksi harga guna mendapatkan Surat Utang Negara yang manawarkan tingkat imbal hasil yang cukup menarik seperti seri FR0073, FR0058, FR0065, FR0068 dan FR0072.
  • Dalam sepekan kedepan terdapat dua surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp5,14 triliun.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group