Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

30 April 2018

Fixed Income Notes 30 April 2018

  • Meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah dukung penurunan imbal hasil Surat Utang Negara di tengah tren penurunan imbal hasil surat utang global pada perdagangan di hari Jum’at, 27 April 2018. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 10 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 3,1 bps dimana penurunan imbal hasil pada tenor pendek cenderung mengalami penurunan sedangkan jangka panjang cenderung mengalami kenaikan imbal hasil. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 4 - 10 bps dengan adanya kenaikan harga hingga sebesar 35 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) yang mengalami perubahan berkisar antara 1 - 10 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 45 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang cenderung bervariasi mengalami perubahan berkisar antara 1 - 10 bps setelah didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 200 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang mengalami penurunan pada perdagangan kemarin didukung oleh stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah mata uang regional yang cenderung mengalami penguatan terhadap dollar Amerika jelang Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika pada hari Rabu waktu setempat. Investor terlihat aktif melakukan pembelian Surat Utang Negara di pasar sekunder sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasilnya. 
  • Selain itu, penurunan imbal hasil juga didorong oleh masih berlanjutnya tren penurunan imbal hasil surat utang global di akhir pekan kemarin. Penurunan imbal hasil surat utang global menjadi katalis positif untuk perdagangan di akhir kemarin di tengah minimnya katalis positif dari dalam negeri.  
  • Sehingga kombinasi dari keda faktor tersebut mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun masing - masing sebesar 10 bps di level 6,505% dan 6,944% serta penurunan imbal hasil seri acuan dengan tenor 15 tahun sebesar 8 bps di level 7,192% dan 20 tahun sebesar 7 bps di level 7,480%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya masih terlihat mengalami penurunan seiring dengan penurunan imbal hasil surat utang global. Imbal hasil dari INDO-23 turun sebesar 1,5 bps di level 3,820% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 7 bps dan INDO-28 mengalami penurunan imbal hasil sebesar 6 bps di level 4,344% didorong kenaikan harga sebesar 45 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-38 mengalami penurunan sebesar 4 bps di level 4,936% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 55 bps. Sementara itu imbal hasil INDO-48 mengalami penurunan sebesar 5,5 bps di level 4,822% didorong kenaikan harga sebesar 80 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin masih cukup besar, senilai Rp14,37 triliun dari 30 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,06 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,75 triliun dari 74 kali transaksi di harga rata - rata 95,13% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0061 senilai Rp1,53 triliun dari 20 kali transaksi di harga rata - rata 102,4%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,11 triliun dari 52 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II PNM Tahap II Tahun 2018 Seri A (PNMP02ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp163 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100.11% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Maybank Finance Tahap II Tahun 2016 Seri A (BIIF01ACN2) senilai Rp120 miliar dari 2 kali transaksi di harga 102,61%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika masih cenderung mengalami pelemhan namun sudah mulai terbatas sebesar 2,00 pts (0,01%) pada level 13893,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan bervariasi pada kisaran 13875,00 hingga 13897,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang juga didapati pada mata uang Baht Thailand (THB) diikuti oleh Ringgit Malaysia (MYR) dan Dollar Hongkong (HKD). Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatab mata uang regional yang diikuti oleh Peso Philippina (PHP) dan Dollar Taiwan (TWD) jelang dimulainya Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak bervariasi dengan masih berpeluang untuk mengalami kenaikan harga di tengah penurunan imbal hasil surat utang global serta adanya potensi penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup pada level 2,959% mengalami penurunan dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,990%. Imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan mengalami penurunan masing - masing di level 0,573% dan 1,441%. Kondisi tersebut kami perkirakan akan kembali membuka peluang terjadinya kenaikan harga terhadap Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Adapun dari dalam Negeri, pelaku pasar masih menantikan disampaikannya data inflasi yang akan disampaikan oleh Badan Pusat Statistika pada pekan ini. 
  • Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area jenuh jual sehingga dalam jangka pendek harga Surat Utang Negara masih berpeluang mengalami kenaikan didukung oleh aksi beli oleh investor. Pelaku pasar perlu mencermati pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, dikarenakan secara teknikal dollar Amerika telah berada pada tren penguatan terhadap mata uang utama dunia. Hal tersebut akan membatasi peluang berlanjutnya kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Rekomendasi : Dengan demikian, kami masih menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara dengan pilihan masih pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek hingga menengah seperti seri FR0069, FR0073, FR0068, FR0072, ORI013, FR0075 dan FR0067. 
  • Pada sepekan kedepan terdapat dua surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp6,424 triliun. 
  • Trimegah Sekuritas Indonesia dan MTN Perusahaan mendapat peringkat “idA” 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menegaskan peringkat “idA+” untuk Obligasi PT Medco Energi Internasional Tbk yang akan jatuh tempo.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group