Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

29 September 2017

Fixed Income Notes 29 September 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 28 September 2017 kembali mengalami kenaikan di tengah masih berlanjutnya koreksi harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada akhir pekan kemarin berkisar antara 1 - 13 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 5 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 1 - 6 tahun. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan sebesar berkisar antara 2 - 4 bps setelah mengalami koreksi harga hingga sebesar 15 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 5 - 13 bps setelah mengalami koreksi harga yang berkisar antara 30 - 60 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 9 bps dengan adanya koreksi harga hingga sebesar 90 bps. 
  • Kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin masih didorong oleh adanya koreksi harga Surat Utang Negara di tengah kenaikan imbal hasil surat utang global di tengah pidato presiden Amerika mengenai kebijakan pajaknya. Pelaku pasar merespon kondisi tersebut dengan melakukan pembelian dollar yang mendorong dollar menguat serta melemahkan mata uang regional. 
  • Selain faktor eksternal, koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin  juga didorong oleh tekanan terhadap nilai tukar rupiah yang berlanjut selama sepekan ini mendorong koreksi harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Adapun, kami melihat koreksi harga pada perdagangan kemarin diikuti oleh volume perdagangan yang besar, mengindikasikan bahwa pelaku pasar cenderung melakukan aksi ambil untung yang didorong pelemahan nilai tukar rupiah. 
  • Dengan adanya koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun mengalami kenaikan masing - masing sebesar 10 bps dan 6 bps di level 6,149% dan 6,517%, adapun untuk tenor 15 tahun dan 20 tahun mengalami kenaikan masing - masing sebesar 1 bps dan 4 bps di level 7,043% dan 7,368%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya masih mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan imbal hasil surat utang global di tengah berlanjutnya aksi jual oleh investor. Kenaikan imbal hasil terjadi pada keseluruhan seri Surat Utang Negara dengan imbal hasil dari INDO-20, INDO-27, dan INDO-47 masing - masing mengalami kenaikan sebesar 6 bps di level 2,152%, 3,589%, 4,516% setelah mengalami koreksi harga masing - masing sebesar 15 bps, 50 bps, dan 110 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-37 mengalami kenaikan sebesar 7 bps di level 4,496% setelah mengalami koreksi harga sebesar 100 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp25,79 triliun dari 44 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp11,20 triliun. Obligasi Negara seri FR0072 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senila Rp4,32 triliun dari 151 kali transaksi di harga rata - rata 109,07% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp3,18 triliun dari 124 kali transaksi di harga rata - rata 103,20%. 
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,22 triliun dari 43 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Medco Energi Internasional Tahap VI Tahun 2017 Seri A (MEDC02ACN6) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp186 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,03% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II PNM Tahap I Tahun 2017 Seri A (PNMP02ACN1) senilai Rp155 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,12%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup kembali melemah sebesar 70,00 pts (0,51%) di level 13575,00 per dollar Amerika. Bergerak berfluktuasi pada kisaran 13426,00 hingga 13594,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah terjadi di tengah pergerakan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang cenderung mengalami pelemahan. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Rupiah Indoensia (IDR) dan Yuan China (CNY). Adapun mata uang Rupee India (INR) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Yen Jepang (JPY) dan Peso Philippina (PHP). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih kembali berpeluang untuk mengalami penurunan di tengah tren kenaikan imbal hasil surat utang global serta terlihat belum ada katalis positif untuk penguatan nilai tukar rupiah membuka peluang pelaku pasar untuk melakukan aksi ambil untung pada hari ini. Imbal hasil dari US Treasury bergerak bervariasi, dimana untuk tenor 10 tahun imbal hasilnya cenderung mengalami penurunan pada level 2,309% dan untuk tenor 30 tahun naik ke level 2,869%. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup naik di level 0,474% sedangkan imbal hasil surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama ditutup turun di level 1,371%. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada di area jenuh beli (overbought) dengan masih berada pada tren kenaikan, mengindikasikan bahwa harga Surat Utang Negara akan bergerak terbatas dengan peluang adanya aksi ambil untung yang dilakukan pelaku pasar. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Kami menyarankan untuk melakukan strategi trading dengan seri seri yang masih cukup menarik seperti seri FR0069, FR0053, FR0070, FR0071, FR0073, FR0065, FR0068, FR0072 dan FR0075. 
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN12180104 (Reopening), SPN12181004 (New Issuance), FR0061 (Reopening), FR0074 (Reopening) dan FR0075 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 3 Oktober 2017.
  • Keterangan pers hasil Lelang Pembelian Kembali Obligasi Negara dengan cara penukaran (debt switch) menggunakan mekanisme staple bonds pada tanggal 28 September 2017.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group