Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

29 Juni 2018

Fixed Income Notes 29 Juni 2018

  • Aksi ambil untung dari investor di tengah berlanjutnya tekanan terhadap nilai tukar rupiah oleh dollar Amerika mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 28 Juni 2018. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 5 - 30 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 13,5 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor pendek dan menengah. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 4 - 30 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 100 bps. Sementara itu imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 15 - 30 bps dengan adanya koreksi harga yang berkisar antara 60 - 165 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 20 bps setelah mengalami perubahan harga hingga sebesar 200 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin didorong oleh adanya aksi ambil untung oleh investor di tengah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Setelah bergerak dengan mengalami tren penurunan harga dalam sepekan terakhir, pelaku pasar masih terlihat melakukan aksi ambil untung di pasar Surat Utang Negara sehingga mendorong terjadiya koreksi harga di pasar sekunder. Aksi ambil untung tersebut memanfaatkan momentum pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah mata uang regional yang juga mengalami pelemahan. 
  • Sehingga secara keseluruhan, kombinasi dari beberapa faktor tersebut mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan masing - masing sebesar 15 bps untuk tenor 5 tahun dan tenor 20 tahun di level 7,573% dan 8,227%, sebesar 13 bps untuk tenor 10 tahun di level 7,853%, sebesar 14 bps untuk tenor 15 tahun di level 8,234%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, imbal hasilnya mengalami kenaikan yang terjadi pada keseluruhan tenor, dimana kenaikan imbal hasil yang terjadi berkisar antara 2 - 4 bps dengan tenor pendek mengalami kenaikan imbal hasil yang lebih besar dibandingkan dengan yang didapati pada tenor panjang. Imbal hasil dari INDO-23 ditutup dengan kenaikan sebesar 3,5 bps di level 4,182%. Sedangkan imbal hasil dari INDO-28 mengalami kenaikan sebesar 3 bps di level 4,498% setelah mengalami koreksi harga sebesar 20 bps dan imbal hasil dari INDO-43 yang mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 5,163% setelah mangalamin koreksi harga sebesar 30 bps. Adapun imbal hasil INDO-48 mengalami kenaikan sebesar 4 bps di level 5,059% didorong oleh koreksi harga sebesar 50 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin masih cukup besar, senilai Rp18,34 triliun dari 36 seri Surat Utang Negara yang dilaporkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp5,17 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,32 triliun dari 52 kali transaksi di harga rata - rata 98,21% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0075 senilai Rp2,31 triliun dari 183 kali transaksi di harga rata - rata 95,7%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,42 triliun dari 55 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan IV BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2018 Seri B (BFIN04BCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp275 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi TPS Food I Tahun 2013 (AISA01) senilai Rp114 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 99,62%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 215,00 pts (1,49%) pada level 14394,00 per dollar Amerika. Setelah bergerak dengan mengalami pelemahan dalam beberapa hari perdagangan terakhir sejak dibuka kembali setelah libur nasional. Bergerak melamah sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14192,00 hingga 14395,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah terjadi di tengah mata uang regional yang cenderung mengalami pelemahan ditengah melemahnya dollar Amerika. Mata uang Rupiah Indonesia (IDR) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD) dan Won Korea Selatan (KRW). 
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpotensi mengalami tekanan di tengah pelemahan nilai tukar rupiah jelang lelang perdagangan Surat Utang Negara pada pekan depan. Namun kenaikan imbal hasil kami lihat akan dibatasi oleh surat utang global yang mengalami penurunan imbal hasil. 
  • Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 2,840% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,880%. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup turun masing - masing di level 0,317% dan 1,262%. Penurunan imbal hasil surat utang global tersebut kami perkirakan akan memberikan kelonggaran terhadap harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Adapun dari dalam negeri, rencana lelang Surat Utang Negara pada pekan depan juga akan turut mempengaruhi pergerakan harga Surat Utang Negara, dimana menjelang lelang, harga Surat Utang Negara cenderung bergerak dengan mengalami pelemahan. Pada lelang pekan depan, pemerintah berencana untuk menerbitkan Surat Utang Negara senilai Rp15 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara mulai mendekati area jenuh jualnya (oversold) dengan adanya sinyal tren harga penurunan. Hal tersebut kami perkirakan akan mendorong harga Surat Utang Negara bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan, namun terbatas. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor dari dalam dan luar negeri tersebut, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Dengan peluang adanya koreksi, kami menyarankan kepada investor untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking) terhadap portofolio yang telah memberikan keuntungan dan kembali masuk setelah tekanan jual mereda yang kami perkirakan akan terjadi setelah pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika pada pekan depan. Adapun pilihan seri Surat Utang Negara yang cukup menarik diperdagangkan adalah seri FR0056, FR0059, FR0071, ORI013, FR0073, FR0058, FR0074, FR0065, FR0068, FR0072 dan FR0078. 
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN 12190704 (New Issuance), SPN 12181004 (Reopening), FR0063 (Reopening), FR0065 (Reopening), FR0075 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 3 Juli 2018. 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia mempertahankan peringkat “idBBB” untuk Obligasi Perkebunan Nusantara X yang akan jatuh tempo.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group