Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

29 Januari 2018

Fixed Income Notes 29 Januari 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 26 Januari 2018 ditutup mengalami kenaikan di tengah koreksi yang terjadi di pasar surat utang global serta jelang pelaksanaan  lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 8 bps dengan kecenderungan mengalami kenaikan dimana Surat Utang Negara dengan keseluruhan tenor mengalami kenaikan, sementara itu pada tenor yang lebih panjang terlihat masih mengalami penurunan imbal hasil. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan terbatas berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 2 - 5 bps seiring dengan koreksi harga hingga 3 5 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan yang berkisar antara 1 - 8 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 55 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan di akhir pekan kemarin turut dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan luar negeri. Kenaikan imbal hasil terhadap beberapa Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan masih didukung oleh pelemahan nilai tukar terhadap dollar Amerika yang didorong oleh profit taking pada perdagangan diakhir pekan. Adapun koreksi harga yang mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil lebih dipengaruhi oleh faktor koreksi harga surat utang global serta jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan diadakan pada hari Selasa, 30 januari 2018. 
  • Meskipun bergerak bervariasi, perubahan harga di akhir pekan telah mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami kenaikan sebesar 5 bps di level 5,665%, adapun imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 dan 20 tahun masing - masing sebesar 3,5 bps di level 6,186% dan 6,993%. Adapun untuk seri acuan dengan tenor 15 tahun imbal hasilnya ditutup naik sebesar 2 bps pada level 6,653%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, perubahan tingkat imbal hasilnya pada perdagangan di akhir pekan ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan. Seiring dengan kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan surat utang regional, Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika juga terlihat mengalami koreksi yang mendorong terjadinya kenaikan imbal hasilnya. Imbal hasil dari INDO-28 ditutup mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 3,582% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 8 bps, adapun imbal hasil INDO-38 dan INDO-48 masing - masing ditutup dengan mengalami penurunan sebesar 1,5 bps di level 4,435% dan 4,349% setelah mengalami koreksi harga yang berkisar antara 20 - 25 bps. Sementara itu imbal hasil INDO-23 relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan perdagangan sebelumnya di level 3,087%.  
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp14,75 triliun dari 32 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp5,05 triliun. Volume perdagangan tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan di hari Kamis, yang senilai Rp15,87 triliun. Obligasi Negara seri FR0063 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,69 triliun dari 22 kali transaksi di harga rata - rata 100,39% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0075 senilai Rp1,54 triliun dari 123 kali transaksi di harga rata - rata 105,75%.
  • Adapun Volume perdagangan Project Based Sukuk yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp776,36 miliar dari 6 seri Project Based Sukuk yang diperdagangkan. Project Based Sukuk seri PBS016 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp410 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 101,61% diikuti oleh Project Based Sukuk seri PBS006, senilai Rp130 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 101,39%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp690,49 miliar dari 33 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap I Tahun 2017 Seri C (ISAT02CCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp238 miliar dari 11 kali transaksi di harga rata - rata 104,31% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Panin Tahap II Tahun 2017 (PNBN02SBCN2) senilai Rp95 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 104,91%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 17,00 pts (0,12%) pada level 13306,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13293,00 hingga 13319,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah bervariasinya pergerakan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah melemahnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia lainnya setelah data GDP Amerika Serikat di bawah ekspektasi pelaku pasar. Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Rupiah Indonesia (IDR) dan Dollar Taiwan (TWD). Adapun Ringgit Malaysia (MYR) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Baht Thailand (THB) dan Yen Jepang (JPY).  
  • Dalam sepekan terakhir, mata uang regional juga cenderung mengalami penguatan terhadap dollar Amerika, dengan dipimpin oleh Ringgit Malaysia (MYR) dan Baht Thailand (THB). Adapun mata uang Peso Philippina (PHP) dalam sepekan ditutup melemah terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara maih akan cenderung bergerak menurun jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Namun kami perkirakan koreksi harga pada perdagangan hari ini akan dibatasi oleh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika.  
  • Menjelang lelang penjualan Surat Utang Negara pada hari Selasa, 30 Januari 2018 kami perkirkan harga Surat Utang Negara akan cenderung beregrak terbatas dengan peluang terjadinya koreksi harga pada seri - seri yang akan dilelang, yaitu FR0063, FR0064 dan FR0065. 
  • Selain faktor lelang, terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini juga akan dipengaruhi oleh faktor eksternal, pergerakan imbal hasil surat utang global yang kembali ditutup dengan kenaikan pada perdagangan di akhir pekan juga akan membatasi pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan di akhir pekan ditutup naik pada level 2,660% begitu pula dengan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama yang ditutup naik masing - masing pada level 0,632% dan 1,446%. 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada di area jenuh beli (overbought)i, terutama pada tenor 1 - 15 tahun, sehingga kami perkirakan juga akan mempengaruhi terbatasnya pergerakan harga pada tenor tersebut. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pegerakan harga Surat Utang Negara. Strategi trading masih kami sarankan di tengah kondisi pasar surat utang yang masih bergerak berfluktuasi dengan pilihan pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek hingga menengah seperti seri FR0069, FR0053, FR0061, ORI013, FR0073, FR d47, FR0074, FR0068, an FR0072. 
  •  Pada sepekan kedepan terdapat tiga surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp28,95 triliun. 
  • Bank Sampoerna mendapatkan peringkat “idA” dari PT Pemeringkat Efek Indonesia. 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menegaskan peringkat “idAAA” untuk PT Pegadaian (Persero)

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group