Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

29 Desember 2017

Fixed Income Notes 29 Desember 2017

  • Meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah serta pergerakan imbal hasil surat utang regional yang mengalami penurunan mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 28 Desember 2017.
  •  Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 8 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dimana penurunan imbal hasil Surat Utang Negara yang cukup besar terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 3 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) bergerak bervariasi berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 15 bps dan imbal hasil Surat Utang  Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan hingga sebesar 8 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 95 bps. 
  • Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin seiring dengan tren penurunan imbal hasil surat utang regional sebagai respon atas pelemahan nilai tukar dollar Amerika yang mendorong penguatan mata uang regional yang menjadi katalis positif pada imbal hasil surat utang regional. 
  • Penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin juga didukung oleh faktor penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah pelemahan mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia didorong oleh harga minyak yang mengalami lonjakan harga menyusul sebuah ledakan pada jaringan pipa di Libya. 
  • Secara keseluruhan, penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin telah mendorong imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan turun pada posisi 5,930% (-1,5 bps) untuk tenor 5 tahun, di posisi 6,312% (-2 bps) untuk tenor 10 tahun, di posisi 6,915% (-2 bps) untuk tenor 15 tahun dan di posisi 7,128% (-2,5 bps) untuk tenor 20 tahun. 
  • Penurunan imbal hasil juga terjadi pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika di tengah kenaikan imbal hasil dari US Treasury setelah rilis data PMI dan jobless claim. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup naik terbatas kurang dari 1 bps di level 2,354% setelah mengalami koreksi harga sebesar 1 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-47 mengalami penurunan yang lebih besar yaitu masing - masing sebesar 2 bps di level 3,576% dan 4,433% didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 15 bps dan 35 bps. Sementara imbal hasil dari INDO-37 mengalami penurunan sebesar 1,5 bps di level 4,427% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 25 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporan pada perdagangan kemarin menunjukkan adanya peningkatan dibandingan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp12,19 triliun dari 35 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dimana untuk seri acuan, volume perdagangan yang dilaporkan mencapai Rp3,19 triliun. Surat Perbendaharaan Negara seri SPN12180104 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,45 triliun dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 99,94% yang diikuti oleh perdagangan Surat Perbendaharaan Negara seri SPN12180201 senilai Rp1,39 triliun dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 99,69%.
  •  Adapun Volume perdagangan Project Based Sukuk yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp208,8 miliar dari 3 seri Project Based Sukuk yang diperdagangkan. Project Based Sukuk seri PBS013 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp100 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,71% yang diikuti oleh perdagangan Project Based Sukuk seri PBS009 senilai Rp90 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 100,22%
  • Adapun dari perdagangan obligsi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,13 triliun dari 62 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Sukuk Ijarah Berkelanjutan I XL Axiata Tahap I Tahun 2015 Seri D (SIEXCL01DCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp220 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 111,92% dan diikuti oleh  Obligasi Berkelanjutan II TAFS Tahap II Tahun 2017 Seri A (TAFS02ACN2) senilai Rp177 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,30%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat terbatas sebesar 5,00 pts (0,03%) pada level 13557,00 per dollar Amerika. Bergerak dengan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13544,00 hingga 13566,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah tersebut terjadi seiring dengan penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah pelemahan nilai tukar dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Dollar Taiwan (TWD) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Yen Jepang (JPY) dan Ringgit Malaysia (MYR). Sedangkan hanya mata uang Dollar Hongkong (HKD) yang mengalami pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara berpeluang untuk mengalami koreksi di tengah naiknya imbal hasil dari US Treasury.  Imbal hasil dari US Treasury pada perdagangan hari Kamis kembali ditutup dengan mengalami kenaikan setelah sempat mengalami penurunan  pada perdagangan di hari Rabu. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik pada level 2,434% begitu pula dengan tenor 30 tahun yang ditutup naik pada level 2,758%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (bund) dan Inggris (gilt) dengan tenor 10 tahun juga ditutup naik masing - masing pada level 0,427% dan 1,202%. Adanya kenaikan imbal hasil surat utang tersebut kami perkirakan juga akan mendorong terjadinya koreksi harga terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini, terlebih setelah mengalami kenaikan harga yang cukup besar pada perdagangan kemarin. 
  • Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak dalam tren kenaikan, hanya saja kenaikan harga akan dibatasi oleh kondisi harga Surat Utang Negara yang telah berada pada area jenuh beli (overbought). Hal tersebut kami perkirakan akan mendorong pelaku pasar untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking) sehingga akan mendorong terjadinya koreksi harga di pasar sekunder. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut, kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergarakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga. Beberapa seri yang masih cukup menarik adalah seri FR0069, FR0053, ORI013, FR0061, FR0071, FR0073, FR0058, FR0068, dan FR0072.
  • Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko tentang Surat Utang Negara seri benchmark tahun 2018.
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03180404 (New Issuance), SPN12190104 (New Issuance), FR0063 (Reopening), FR0064 (Reopening) dan FR0075 (Reopening) pada hari Rabu, tanggal 3 Januari 2018.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group