Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

29 Desember 2016

Fixed Income Notes 29 Desember 2016

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 28 Desember 2016 masih bergerak bervariasi dengan minimnya volume perdagangan di tengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 6 bps dimana dimana imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah yang cenderung mengalami penurunan sementara itu pada tenor panjang masih terjadi kenaikan imbal hasil yang terbatas. 

 

  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 6 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga 15 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami penurunan hingga sebesar 2 bps yang didorong oleh kenaikan harga yang berkisar antara 3 - 10 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang cenderung mengalami kenaikan dengan perubahan imbal hasil yang terjadi hingga sebesar 3 bps yang didorong oleh koreksi harga Surat Utang Negara yang berkisar antara 5 - 40 bps. 

 

  • Pergerakan harga Surat Utang Negara yang masih terbatas pada perdagangan kemarin masih dipengaruhi minimnya katalis dari dalam dan luar negeri serta pelaku pasar yang masih cenderung menahan diri unuk melakukan transaksi di pasar sekunder. Volume perdagangan yang tidak begitu besar mencerminkan kondisi pelaku pasar yang tidak terlalu aktif melakukan transaksi jelang libur tahun baru. Beberapa seri Surat Utang Negara yang mendominasi perdagangan adalah tenor menengah dan panjang. 

 

  • Investor asing hingga tanggal 27 Desember 2016 masih mencatatkan penjualan bersih Surat Berharga Negara, dengan mengalami penurunan kepemilikan di Surat Berharga Negara senilai Rp155 miliar dibandingkan dengan posisi kepemilikan di tanggal 23 Desember 2016. Di tanggal 27 Desember 2016, kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara mencapai Rp665,41 triliun atau setara dengan 37,52% dari total outstanding Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan. 

 

  • Dengan terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun, 15 tahun dan 20 tahun masing - masing sebesar 1 bps, 2 bps dan 3 bps di level 7,87%, 8,09% dan 8,11%. Adapun untuk seri acuan dengan tenor 10 tahun imbal hasilnya mengalami penurunan terbatas yang kurang dari 1 bps di level 7,48%. 

 

  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, perubahan tingkat imbal hasilnya juga terbatas dengan arah perubahan yang cukup bervariasi. Imbal hasil dadi INDO-27 mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 4,327% yaang didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 15 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-47 juga mengalami penurunan namun kurang dari 1 bps masing - masing di level 2,815%  dan 5,267%. Terbatasnya perubahan tingkat imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika juga turut dipengaruhi oleh pelaku pasar yang mengurangi aktivitas perdagangan jelang libur di akhir pekan.

 

  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp3,42 triliun dari 35 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp682,94 miliar. Obligasi Negara seri FR0057 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp512,6 miliar dari 13 kali transaksi dengan harga rata - rata di level 110,20% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0068 senilai Rp489,71 miliar dari 29 kali transaksi di harga rata - rata 101,00%. 

 

  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp757,35 miliar dari 60 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Astra Sedaya Finance Tahap II Tahun 2016 Seri B (ASDF03BCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp134,00 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,34% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I OCBC NISP Tahap II Tahun 2015 Seri C (NISP01CCN2) senilai Rp80 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 101,71%.  

 

  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin kembali mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika, sebesar 14,00 pts (0,10%) di level 13460,00 per dollar Amerika. Bergerak terbatas pada kisaran 13432,00 hingga 13471,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika. Mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin pelemahan mata uang regional dengan dikkuti oleh mata uang Rupee India (INR) dan Won Korea Selatan (KRW). 

 

  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak terbatas jelang berakhirnya perdagangan di tahun 2016 serta menjelang libur pada awal pekan depan. Pelaku pasar kami perkirakan masih akan menahan diri untuk melakukan transaksi di pasar sekunder di tengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri yang mendorong pelaku pasar untuk melakukan transaksi secara aktif. 

 

  • Harga Surat Utang Negara kami perkirakan berpeluang untuk mengalami kenaikan didorong oleh pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami penurunan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun mengalami penurunan di level 2,506% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,561%. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) masing - masing ditutup turun di level 0,195% dan 1,297%. 

 

  • Dari dalam negari, Bank Indonesia pada hari ini akan menyampaikan data Statistik Posisi Investasi Internasional untuk triwulan III 2016 dan pada hari Selasa, 3 Januari 2016, pemerintah akan mengadakan lelang penjualan Surat Utang Negara dengan terget penerbitan senilai Rp15 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang ditawarkan. Pelaku pasar kami perkirakan akan mencermati hasil dari lelang perdana di awal tahun 2017 tersebut dimana pada kuartal I 2017 pemerintah mentargetken penerbitan Surat Berharga Negara melalui lelang senilai Rp155 triliun. 

 

  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi sehingga dalam jangka pendek kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak terbatas dengan arah perubahan yang cenderung mendatar (sideways). 

 

  • Rekomendasi : Dengan demikian, kami menyarankan kepada investor mencermati pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, kami melihat beberapa seri Surat Utang Negara dengan tenor panjang cukup menarik untuk diakumulasi dengan menawarkan tingkat imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata - rata imbal hasil produk deposito perbankan, diantaranya adalah FR0047, FR0064, FR0071, FR0058, FR0065 dan FR0068.

 

  • PT Pemeringkat Efek Indonesia mempertahankan peringkat "idA" terhadap Obligasi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk yang akan jatuh tempo.

 

  • Peringkat Obligasi PT Pegadaian (Persero) yang akan jatuh tempo dipertahankan pada peringkat "idAA+" oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group