Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

29 April 2019

Fixed Income Notes 29 April 2019

Pada perdagangan hari Jumat, 26 April 2019, harga Surat Utang Negara mengalami penurunan yang didorong oleh melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika ditengah minimnya katalis domestik maupun eksternal, sehingga para pelaku pasar cenderung menahan diri melakukan transaksi di pasar sekunder.

Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 26 April 2019 bergerak bervariasi dengan perubahan tingkat imbal hasil yang relatif terbatas di tengah minimnya volume perdagangan. Perubahan tingkat imbal hasil pada perdagangan di akhir pekan kemarin baik untuk tenor pendek, menengah dan bertenor panjang mencapai sebesar 43 bps. 

Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan hingga 42 bps dengan didorong oleh adanya rata-rata penurunan harga sebesar 17 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami perubahan hingga sebesar 6 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 9 - 35 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan hingga 12 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 115 bps.

Perubahan harga pada perdagangan di akhir pekan kemarin terjadi di tengah rendahnya volume perdagangan. Investor cenderung menahan diri untuk melakukan transaksi di tengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri. Dengan tidak banyaknya perubahan harga yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan kemarin, juga berpengaruh terhadap perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan di pasar sekunder dimana imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun terlihat mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 7,19%. Adapun untuk seri acuan dengan tenor 10 tahun, 15 tahun dan 20 tahun mengalami kenaikan kurang dari 1 bps sehingga masing-masing berada di level 7,75% dan 8,20% dan 8,31%.

Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, perubahan tingkat imbal hasil cenderung mengalami penurunan yang terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara di tengah imbal hasil surat utang global yang juga mengalami penurunan. Imbal hasil dari INDO24 dan INDO29 mengalami penurunan sehingga berada di level 3,399% dan 3,881% setelah mengalami kenaikan harga yang relatif terbatas hingga sebesar 15 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO44 dan INDO 49 mengalami penurunan masing-masing sebesar 2,2 bps di level 4,708% dan 1 bps di level 4,609% yang diakibatkan oleh kenaikan harga hingga 38 bps.

Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan kemarin menurun dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya, senilai Rp18,02 triliun dari 45 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp7,13 triliun. Obligasi Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,27 triliun dari 74 kali transaksi di harga rata - rata 103,80% dan diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Negara seri FR0068 senilai Rp2,47 triliun dari 39 kali transaksi di harga rata - rata 102,73% dan seri FR0063 senilai Rp2,10 triliun dari 7 kali perdagangan di harga rata-rata 88,93%.

Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,63 triliun dari 64 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap V Tahun 2019 Seri A (ADMF04ACN5) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp426,00 miliar dari 21 kali transaski di harga rata - rata 100,04% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap III Tahun 2018 Seri (ADMF04CCN3) senilai Rp120,00 miliar dari 2 kali di harga rata - rata 100,49%. Adapun untuk Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap II Tahun 2018 Seri D (ADMF04DCN2) dan Obligasi III Oto Multiartha Tahun 2019 Seri A (OTMA03A) masing—masing didapati volume sebesar Rp91,00 miliar untuk 3 kali transaksi di harga 95,50% dan sebesar Rp65,00 miliar untuk 1 kali perdagangan di harga 99,95%.

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah terbatas sebesar 4,00 pts (0,02%) dilevel 14190,00 per dollar Amerika. Pada awal sesi perdagangan nilai tukar Rupiah tersebut bergerak dengan arah yang berfluktuatif sehingga pada pertengahan sesi perdagangan bergerak menguat sesaat dan kembali melemah hingga akhir sesi perdagangan di kisaran 14175 hingga 14203. Pelemahan nilai tukar rupiah terjadi di tengah mata uang regional yang cenderung bergerak bervariasi terhadap dollar Amerika. Penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika diantaranya didapati pada Baht Thailand (THB) sebesar 0,41% diikuti oleh Rupee India (INR) sebesar 0,32% dan Ringgit Malaysia (MYR) sebesar 0,12%. Adapun pelemahan mata uang regional didapati pada Yen Jepang (JPY) sebesar 0,12% diikuti oleh Peso Filipina sebesar 0,09% dan Won Korea Selatan sebesar 0,03% terhadap Dollar Amerika.

Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas di tengah pelaku pasar yang masih akan mencermati pelaksanaan lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang diadakan oleh pemerintah pada hari Selasa, tanggal 30  April 2019. Pemerintah berencana untuk melakukan lelang dengan satu seri Surat Perbendaharaan Negara—Syariah dan lima seri Project Based Sukuk melalui lelang dengan target indikatif senilai Rp6,00 triliun yang ditawarkan kepada investor. Selain lelang, pelaku pasar juga akan mencermati data ekonomi yang akan disampaikan oleh Badan Pusat Statistik pada pekan ini, yaitu data inflasi di bulan April 2019. Analis memperkirakan bahwa di bulan April 2019 terjadi inflasi sebesar 0,29% (MoM) dengan inflasi tahunan (YoY) sebesar 2,60%. 

Sementara itu dari perdagangan Surat utang global, pergerakan imbal hasilnya di akhir pekan kemarin juga cenderung mengalami penurunan dimana untuk imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 2,50% yang juga terjadi pada tenor 30 tahunnya yaitu mengalami penurunan pada level 2,92%. Namun penurunan tingkat imbal hasil pada US Treasury tersebut tidak diikuti pada kondisi saham utama Amerika yang mengalami kenaikan pada indeks NASDAQ sebesar 34 bps di level 8126,40 dan untuk indeks DJIA mengalami kenaikan sebesar 31 bps di level 26543,33. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) pada tenor 10 tahun mengalami penurunan di level –0,021% sedangkan untuk surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama mengalami kenaikan pada level 1,15%.

Rekomendasi

Dengan kondisi tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan fokus kepada pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. Strategi trading masih kami sarankan kepada investor di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang masih akan bergerak berfluktuasi di awal pekan ini. Beberapa seri yang kami lihat cukup menarik untuk diperdagangkan diantaranya adalah: FR053, FR061, FR0063, FR0070, FR0056, dan FR0059. 

Melebihi Target Indikatif, Pembelian SBR006 Didominasi Oleh Investor Baru

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group