Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

29 Agustus 2016

Fixed Income Notes 29 Agustus 2016

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Jum'at, 26 Agustus 2016 bergerak terbatas dengan arah perubahan yang bervariasi jelang pidato Gubernur Bank Sentral Amerika. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 5 bps dengan kecenderungan mengalami penurunan untuk Surat Utang Negara dengan tenor di atas 20 tahun.
 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 2 bps dengan adanya perubahan harga yang relatif terbatas berkisar antara 2 - 6 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan sebesar 1 bps dengan adanya perubahan harga yang berkisar antara 3 - 6 bps. Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 5 bps dengan kecenderungan mengalami penurunan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 3 - 50 bps.
 
  • Terbatasnya perubahan harga yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan kemarin dikarenakan pelaku pasar yang cenderung untuk menahan diri melakukan transaksi jelang  pidato dari Gubernur Bank Sentral Amerika dimana pelaku pasar berharap adanya sinyal terhadap arah kebijakan moneter Bank Sentral Amerika pada pidato tersebut. Aktivitas perdagangan yang terbatas juga tercermin pada volume perdagangan pada akhir pekan kemarin yang tidak begitu besar.
 
  • Secara keseluruhan, perubahan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 1 bps pada level 6,72% dan sebesar 2 bps untuk tenor 20 tahun di level 7,40%. Adapun untuk imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 15 tahun meskipun mengalami penurunan, perubahan imbal hasilnya kurang dari 1 bps yang masing - masing berada pada level 7,03% dan 7,32%.
 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi juga bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan imbal hasil yang terbatas di tengah pelaku pasar yang juga menahan diri untuk melakukan transaksi. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-46 masing - masing mengalami penurunan sebesar 1 bps pada level 2,09% dan 4,31%. Adapun imbal hasil dari INDO-26 relatif tidak banyak mengalami perubahan pada level 3,26%.
 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp4,85 triliun dari 38 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya yang mencapai Rp7,35 triliun. Adapun volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp1,75 triliun. Obligasi Negara seri FR0056 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,05 triliun dari 43 kali transaksi dengan harga rata - rata pada level 109,51% dengan tingkat imbal hasil sebesar 7,037%.
 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp669,62 miliar dari 48 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Sarana Multigriya Finansial Tahap V Tahun 2016 Seri A (SMFP03ACN5) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp100 miliar dari 2 kali transaksi. Obligasi dengan peringkat "idAA" dan akan jatuh tempo pada 27 Juni 2017 tersebut diperdagangkan pada harga rata - rata 100,01% dan tingkat imbal hasilnya sebesar 7,58%.
 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 30,00 pts (0,23%) pada level 13212,00 per dollar Amerika. Bergerak pada kisaran 13210,00 hingga  13251,00 per dollar Amerika, nilai tukar rupiah cenderung mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan dan memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika. Selain rupiah, mata uang regional yang terlihat menguat terhadap dollar Amerika adalah Won Korea Selatan (KRW), Dollar Singapura (SGD) dan Yen Jepang (JPY). Sementara itu mata uang Yuan China (CNY) menjadi mata uang yang mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika pada perdagangan di akhir pekan.
 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan berpeluang untuk mengalami koreksi sebagai respon atas pidato yang disampaikan oleh Gubernur Bank Sentral Amerika di akhir pekan. Pada pidato tersebut Gubernur Bank Senral Amerika menyatakan bahwa kondisi ekonomi Amerika mengalami perbaikan sehingga mampu mendorong terjadinya inflasi sebesar 2,0% sebagaimana yang ditergetkan oleh Bank Sentral Amerika untuk kembali menaikkan suku bunga acuan. Setelah pidato tersebut, probabilitas kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika menjadi meningkat di bulan September 2016 dari kemunginan sebesar 32% menjadi 40%.
 
  • Hal tersebut mendorong terjadinya koreksi pada pasar US Treasury sehingga mendorong kenaikan imbal hasil dari US Treasury dimana untuk imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 1,621% dari posisi penutupan sebelumnya di level 1,574%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama ditutup dengan tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya yaitu pada kisaran -0,07% meskipun sempat turun hingga mendekati level -0,09%. Sedangkan imbal hasil surat utang Jepang ditutup dengan kenaikan pada level -0,075% dari posisi penutupan sebelumnya di -0,090%. Dengan kondisi tersebut kami perkirakan akan memberikan dampak terhadap perdagangan Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini.
 
  • Rekomendasi : Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak dengan tren penurunan, sehingga dalam jangka pendek peluang terjadinya koreksi harga masih akan terjadi. Dengan kondisi tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Bagi investor dengan horizon inestasi jangka pendek, dapat melakukan profit taking di tengah tren penurunan harga dengan pilihan pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek. Adapun bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, momentum koreksi harga dapat dimanfaatkan untuk kembali melakukan akumulasi pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang dengan pilihan diantaranya ada pada seri FR0071, FR0052, FR0073, FR0054, FR0058, FR0068, FR0072 dan FR0067.
 
  • Penawaran Sukuk Tabungan Seri ST-001 Tahun 2016. Masa penawaran Sukuk Tabungan seri ST-001 Tahun 2016 dimulai pada tanggal 22 Agustus hingga 2 September 2016. Sukuk Tabungan seri ST-001 memiliki jangka waktu 2 tahun dan memberikan tingkat imbalan sebesar 6,9% per tahun. Pembayaran imbalan dilakukan secara bulanan dalam jumlah tetap (fixed). Sukuk Tabungan seri ST-001 tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder (non-tradable), namun demikian diberikan fasilitas pencairan sebelum jatuh tempo (early redemption).
 
  • Pada sepekan kedepan terdapat surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp1,5 triliun.
 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menetapkan peringkat "idAAA" terhadap peringkat obligasi PT Bank CIMB Niaga Tbk yang akan jatuh tempo.
 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia memberikan peringkat "idAA-" terhadap rencana penerbitan Obligasi oleh PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group