Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

28 September 2016

Fixed Income Notes 28 September 2016

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 27 September 2016 bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah meningkatnya persepsi resiko. Perubahan tingkat imbal hasil relatif terbatas berkisar antara 1 - 4 bps dimana imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah dan panjang cenderung mengalami kenaikan.
 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 2 - 5 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan yang berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 3 - 15 bps. Adapun untuk Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) cenderung mengalami kenaikan, berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 5 - 40 bps.
 
  • Harga Surat Utang Negara yang cenderung mengalami penurunan pada perdagangan kemarin didorong oleh meningkatnya persepsi resiko yang tercermin pada kenaikan angka CDS, dimana pada perdagangan kemarin angka CDS 5 tahun berada di angka 154,12 bps naik dari posisi sebelumnya di angka 149,19 bps seiring dengan kekhawatiran investor global jelang pelaksanaan Pemilihan Presiden Amerika Serikat. Hasil positif dari pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang diadakan oleh pemerintah kemarin, dimana pemerintah meraup dana senilai Rp14 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp19,73 triliun, mengalami peningkatan dari jumlah penawaran lelang sebelumnya yang sebesar Rp16,52 triliun tidak cukup kuat guna mendorong kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder.
 
  • Secara keseluruhan, perubahan harga yang cenderung terbatas pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan masing - masing sebesar 1 bps di level 6,699% untuk tenor 5 tahun, di level 7,195% untu tenor 15 tahun dan di level 7,329% untuk tenor 20 tahun. Adapun imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun relatif tidak banyak mengalami perubahan di level 6,876%.
 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya cukup bervariasi dengan perubahan tingkat imbal hasilnya yang relatif terbatas. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-46 mengalami kenaikan yang kurang dari 1 bps masing - masing pada level 2,265% dan 4,339%. Sedangkan untuk imbal hasil dari INDO-26 mengalami penurunan sebesar 2 bps pada level 3,248% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 20 bps.
 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara mengalami peningkatan seiring dengan pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara, dimana volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp27,28 triliun dari 44 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp7,85 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp6,06 trilun dari 73 kali transaksi di harga rata - rata 101,30% dengan tingkat imbal hasil sebesar 6,716%. Sedangkan Project Based Sukuk seri PBS009 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,09 triliun dari 11 kali transaksi dengan harga rata - rata di level 101,62% dengan tingkat imbal hasil sebesar 6,44%.
 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp976,49 miliar dari 32 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi II Intiland Development Tahun 2016 Seri A (DILD02A) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp200 miliar dari 9 kali transaksi. Obligasi dengan peringkat "idA-" dan akan jatuh tempo pada 29 Juni 2019 tersebut diperdagangkan pada harga rata - rata 100,23% dengan tingkat imbal hasil sebesar 10,65%.
 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar 86,00 pts (0,66%) pada level 12955,00  per dollar Amerika. Begerak dengan mengalami penguatan sejak awal perdagangan di kisaran 12886,00 hingga 13042,00 per dollar Amerika, pergerakan nilai tukar rupiah seiiring dengan penguatan yang terjadi pada mata uang regional terhadap dollar Amerika. Hampir keseluruhan mata uang regional mengalami penguatan terhadap dollar Amerika dengan dipimpin oleh  mata uang Won Korea Selatan (KRW).
 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara berpeluang untuk mengalami kenaikan dengan didorong oleh katalis positif dari hasil pelaksanaan lelang, penguatan nilai tukar rupiah serta penurunan imbal hasil surat utang global. Di tengah nilai tukar rupiah yang berada di bawah 13000 per dollar Amerika serta hasil positif dari pelaksanaan lelang, maka kami perkirakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini akan berpeluang untuk mengalami kenaikan. Penurunan imbal hasil surat utang global, dimana imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun yang ditutup dengan penurunan pada level 1,565% serta imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama di level -0,143% akan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara baik dengan denominasi mata uang rupiah serta dollar Amerika.
 
  • Hasil sementara dari debat calon Presidan Amerika Serikat mengindikasikan bahwa calo presiden dari kubu Partai Demokrat untuk sementara unggul dari calon Partai Republik, setidaknya memberikan kepastian terhadap kebijakan yang akan dimbil oleh pemernintah Amerika. Namun demikian proses pemilihan umum tersebut masih akan menjadi perhatian investor global, sehingga pasar keuangan global masih akan cenderung bergerak berfluktuasi merespon hasil kampanye dari calon persiden tersebut.
 
  • Rekomendasi : Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara yang masih berada pada area konsolidasi kami perkirakan akan menyebabkan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak mendatar dalam jangka pendek. Kami masih menyarankan kepada investor dengan horizon investasi jangka panjang untuk melakukan pembelian Surat Utang Negara di tengah masih terbukanya peluang bagi Bank Indonesia untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan seiring dengan terkendalinya laju inflasi. 
 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp14 triliun dari hasil lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN12170608 (Reopening), FR0061 (Reopening), FR0059 (Reopening) dan FR0072 pada hari Selasa, tanggal 27 September 2016.Total penawaran yang masuk pada lelang kemarin senilai Rp19,73 triliun dari empat seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group