Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

28 Oktober 2016

Fixed Income Notes 28 Oktober 2016

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 27 Oktober 2016 kembali mengalami kenaikan di tengah tren kenaikan imbal hasil surat utang global. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 7 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 2,8 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar didapati pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang.
  • Pergerakan harga Surat Utang Negara yang mengalami pelemahan pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh tren kenaikan imbal hasil surat utang global yang terjadi pada perdagangan sebelumnya serta kembali meningkatnya persepsi resiko yang tercermin pada kenaikan angka Credit Default Swap (CDS). Nilai tukar rupiah yang kembali mengalami tekanan terhadap dollar Amerika juga turut mempengaruhi koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin.
  • Secara keseluruhan, koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun masing - masing sebesar 3 bps di level 6,829% dan 7,079% serta kenaikan imbal hasil seri acuan 15 tahun sebesar 2 bps di level 7,439%. Sedangkan imbal hasil seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 7 bps di level 7,661%.
  • Tren kenaikan imbal hasil surat utang global juga turut mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. Perubahan imbal hasil berkisar antara 1 - 8 bps dengan kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor panjang. Imbal hasil dari INDO-20 mengalami kenaikan kurang dari 1 bps di level 2,309%. Sementara itu imbal hasil dari INDO-26 dan INDO-46 masing - masing mengalami kenaikan sebesar 6 bps di level 3,474% dan 4,523% setelah mengalami koreksi harga sebesar 50 bps dan 100 bps.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp10,36 triliun dari 33 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,41 triliun. Obligasi Negara seri FR0053 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,07 triliun dari 34 kali transaksi di harga rata - rata 105,64% diikuti oleh volume perdagangan Obligasi Negara seri FR0072 senilai Rp1,11 triliun dari 92 kali transaksi dengan harga rata - rata di level 106,33%.
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp435,4 miliar dari 21 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Antam Tahap I Tahun 2011 Seri B (ANTM01BCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, yaitu senilai Rp78 miliar dari 10 kali transaksi dan diikuti oleh Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap II Tahun 2016 Seri B (BEXI03BCN2) senilai Rp60 miliar dari 2 kali transaksi.
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup melemah sebesar 29,00 pts (0,22%) pada level 13033,00 per dollar Amerika seiring engan pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika. Bergerak pada kisaran 13007,00 hingga 13055,00 per dollar Amerika, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan. Pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika dipimpin oleh Won Korea Selatan (KRW) diikuti oleh Ringgit Malaysia (MYR) dan Baht Thailand (THB). Pelemahan mata uang regional terjadi seiring dengan menguatnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang global di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika pada akhir tahun 2016.
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpeluang untuk kembali mengalami pelemahan dengan masih berlanjutnya koreksi harga surat utang global yang mendorong terjadinya kenaikan imbal hasilnya pada perdagangan di hari Kamis.
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 1,85% dari posisi penutupan sebelumnya di level 1,794% dimana sempat menyentuh level 1,87% yang merupakan level tertingginya sejak 31 Mei 2016. Sementara itu imbal hasil surat utang Jerman (Bund) juga ditutup naik pada level 0,168% dari posisi penutupan sebelumnya di level 0,084% serta imbal hasil surat utang Jepang yang ditutup naik pada level -0,06% sebagai respon atas pernyataan dari Gubernur Bank Sentral Jepang (BOJ) yang menyatakan bahwa BOJ tidak akan menambah jumlah QE yang telah dilakukannya. Dengan mininnya sentimen dari dalam negeri, maka kami perkirakan pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini akan lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal.
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bervariasi, dimana untuk tenor pendek masih bergerak pada tren kenaikan serta beberapa diantaranya mulai memasuki are konsolidasi setelah mengalami koreksi harga dalam beberapa hari terakhir. Adapun pada tenor penjang secara teknikal masih berada pada tren penurunan, sehingga masih terbuka peluang terjadinya koreksi harag dalam jangka pendek.
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi beberapa faktor tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Dengan masih terbukanya peluang koreksi harga pada tenor panjang, kami sarankan kepada investor dengan horizon investasi jengka pendek untuk melakukan pergerseran protofolio dari tenor panjang ke tenor yang lebih pendek guna mengurangi resiko terhadap potensi koreksi harga. Adapun bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, koreksi harga pada tenor panjang dapat dimanfaatkan untuk kembali melakukan akumulasi secara bertahap. Terlebih bagi Industri Keuangan Non Bank (IKNB) yang belum memenuhi persyaratan pemenuhan kewajiban POJK 1 Tahun 2016. Beberapa seri tenor pendek yang cukup menarik untuk diakumulasi diantaranya adalah FR0048, FR0069, FR0031. Adapun untuk tenor panjang pilihan diantaranya adalah FR0054, FR0058, FR0068 dan FR0072.
  • Pencatatan Obligasi Berkelanjutan II Bank Panin Tahap II Tahun 2016 PT Bank Pan Indonesia Tbk.
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menetapkan peringkat "idAAA" terhadap rencana penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Tahun 2016 serta Medium Term Notes I Tahun 2016 oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group