Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

28 Mei 2018

Fixed Income Notes 28 Mei 2018

  • Pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami penurunan turut mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 25 Mei 2018. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan tersebut berkisar antara 5 - 25 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 11 bps dimana penurunan imbal hasil terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan berkisar antara 5 - 14 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 30 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) juga cenderung mengalami penurunan berkisar antara 4 - 8 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 40 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak mengalami penurunan hingga sebesar 25 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 50 - 275 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami penurunan pada perdagangan di akhir pekan didukung oleh katalis positif dari imbal hasil pasar surat utang regional dan global yang bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan. Imbal hasil seluruh surat utang regional pada perdagangan di akhri pekan ditutup dengan penurunan. Begitu pula surat utang global, dimana imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun kembali turun di kisaran 2,931% setelah sempat menembus level 3,0% di tengah disampaikannya notelun Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika, begitu pula imbal hasil dari surat utang Jerman dan Inggris yang juga mengalami penurunan. Selain itu, penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan didukung oleh menguatnya nilai tukar rupiah ditengah dollar Amerika yang mengalami pelemahan. 
  • Secara keseluruhan, perubahan imbal hasil Surat Utang Negara yang beregrak dengan kecenderungan pada perdagangan di akhir pekan juga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 20 tahun sebesar 20 bps masing - masing di level 7,318% dan 7,778%. Adapun imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami penurunan sebesar 10 bps di level 6,944% dan 15 tahun mengalami penurunan sebesar 30 bps di level 7,711%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya juga bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan pada seluruh tenor. Imbal hasil dari INDO-23 ditutup turun sebesar 2,5 bps di level 4,044% didorong oleh adanya kenaikan sebesar 10 bps dan imbal hasil dari INDO-28 yang ditutup turun sebesar 5 bps di level 4,376% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 40 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-38 ditutup turun sebesar 2 bps di level 5,084% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 25 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp11,04 triliun dari 35 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,79 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,64 triliun dari 72 kali transaksi di harga rata - rata 92,84% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0056 senilai Rp1,03 triliun dari 29 kali transaksi di harga rata - rata 104,7%.
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,40 triliun dari 42 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan IV Sarana Multigriya Finansial Tahap IV  Tahun 2018 Seri A (SMFP04ACN4) menjadi obligasi korporasi denham volume perdagangan terbesar, senilai Rp298 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,04% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Bank BRI Tahap III Tahun 2016 Seri B (BBRI01BCN3) senilai Rp160 miliar dari 14 kali transaksi di harga rata - rata 101,38%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat terbatas sebesar 8,00 pts (0,05%) pada level 14125,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14125,00 hingga 14175,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah terjadi di tengah pergerakan mata uang regional yang bergerak bervariasi terhadap dollar Amerika. Mata uang Rupee India (INR) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Baht Thailand (THB). Sementara itu Peso Philippina (PHP) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Yuan China (CNY). Namun demikian, dalam sepekan terakhir, mata uang Yen Jepang memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika diikuti oleh Baht Thailand dan Dollar Singapura. Adapun mata uang Peso Philippina (PHP) dan Ringgit Malaysia (MYR) menjadi mata uang yang mengalami pelemahan terbesar dalam sepekan terakhir. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan berpeluang untuk mengalami kenaikan didukung oleh katalis eksternal dimana imbal hasil surat utang global yang bergerak dengan mengalami penurunan serta nilai tukar yang masih menunjukkan peluang penguatan di tengah dollar Amerika pada tren pelemahan. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan di akhir pekan ditutup turun pada level 2,931% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,977% jelang disampaikannya notelun Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Penurunan imbal hasil US Treasury salah satunya didorong oleh aksi beli oleh investor di tengah kekhawatiran geopolitik. Penurunan imbal hasil juga terjadi pada surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) masing - masing di level 0,403% dan 1,325%. Kondisi tersebut kami perkirakan akan menjadi katalis positif bagi perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, pergerakan harga Surat Utang Negara yang bergerak pada area konsolidasi dengan sinyal perubahan tren dari penurunan menjadi kenaikan. Kami perkirakan akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung masih mendatar (sideways). 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung mendatar, kami menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi beli secara bertahap di saat harga Surat Utang Negara mengalami penurunan dan melakukan jual di saat harga surat utang mengalami kenaikan dengan pilihan pada seri FR0069, FR0073, FR0058, FR0068, ORI013, FR0072, FR0075 dan FR0067. 
  • Pada sepekan kedepan terdapat satu surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp5,0 triliun. 
  • Peringkat Obligasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) TBk yang akan jatuh tempo tetap di “idAAA” 
  • PT Pemerintkat Efek Indonesia menegaskan peringkat “idA” terhadap peringkat PT Mora Telematika Indonesia dan obligasi

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group