Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

28 Maret 2019

Fixed Income Notes 28 Maret 2019

Pada perdagangan hari Rabu tanggal 27 Maret 2019, harga Surat Utang Negara bergerak dengan arah bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika serta minimnya sentimen dari ekternal.

Perubahan harga Surat Utang Negara mencapai 44 bps dengan rata-rata  penurunan sebesar 4,1 bps yang mendorong adanya perubahan tingkat imbal hasil hingga sebesar 5 bps. Sementara itu, untuk Surat Utang Negara keseluruhan seri acuannya mengalami penurunan harga. Adapun untuk Surat Utang Negara dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun didapati penurunan harga masing-masing sebesar 2 bps dan 10 bps yang mendorong naiknya imbal hasil sebesar 0,4 bps di level 7,049% dan 1,4 bps di level 7,601%. Sementara itu, untuk Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun mengalami penurunan harga masing-masing sebesar 26 bps dan 1 bps yang mengakibatkan kenaikan tingkat imbal hasil sebesar 3 bps di level 8,040% dan 0,0 bps di level 8,100% 

Pada perdagangan kemarin, perubahan harga Surat Utang Negara bergerak dengan arah yang bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan. Hal ini masih dipengaruhi oleh faktor nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika yang mengalami penurunan di sepanjang sesi perdagangan. Hal ini turut dipicu oleh isu eksternal dimana kondisi global saat ini belum menunjukan arah yang jelas. Isu Brexit masih berpotensi membuat pelaku pasar kembali melakukan aksi wait and see. Begitu juga dengan isu dagang antara Amerika—China yang belum menunjukan adanya kesepakatan dagang. Sementara itu, persepsi risiko global menunjukan adanya peningkatan yang tercermin dari naiknya angka CDS di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia. Kondisi ini akan membuat para pelaku pasar lebih cenderung memilih aset yang lebih aman (safe haven asset).

Perubahan harga terlihat pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika yang mengalami kenaikan dimana terjadi ditengah turunnya tingkat imbal hasil US Treasury. Kenaikan harga didapati pada keseluruhan seri acuan Surat Utang Negara berdonominasi mata uang Dollar Amerika. Adapun untuk harga seri INDO24 mengalami kenaikan harga sebesar 6,8 bps yang mendorong penurunan imbal hasil sebesar 1,5 bps di level 3,479%. Adapun untuk seri INDO29 dan INDO44, keduanya mengalami kenaikan harga masing—masing sebesar 40 bps dan 72,2 bps sehingga berdampak kepada penurunan tingkat imbal hasil masing-masing di level 3,839% dan 4,767%. Sementara itu,  untuk seri INDO49 mengalami kenaikan harga sebesar 84 bps yang mengakibatkan turunnya tingkat imbal hasil sebesar  4,8 bps di level 4,652%.

Volume perdagangan Surat Berharga Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp20,56 triliun dari 52 seri Surat Utang Negara yang ditransaksikan. Surat Utang Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,64 triliun dari 63 kali transaksi di harga rata - rata 104,29% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0068 senilai Rp3,10 triliun dari 67 kali transaksi di harga rata - rata 99,50%. Adapun untuk perdagangan Sukuk Negara, Project Based Sukuk seri PBS014 menjadi Sukuk Negara dengan volume terbesar, yaitu sebesar Rp1,15 triliun dari 9 kali transaksi dan diiringi dengan volume Project Based Sukuk seri PBS016 sebesar Rp55,50 miliar untuk 7 kali transaksi.

Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan lebih besar daripada volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp1,35 triliun dari 46 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan IV Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2019 Seri A (TUFI04ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp352,05 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 100,10% dan diikuti oleh Obligasi Berkelanjutan II Bank Maybank Indonesia Tahap IV Tahun 2019 Seri A (BNII02ACN4) dan Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap II Tahun 2018 Seri B (WSKT03BCN2) masing—masing senilai Rp113,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan Rp113,00 dari 10 kali perdagangan di harga rata—rata 95,65% 

Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika pada perdagangan kemarin hari Rabu, tanggal 27 Maret 2019 mengalami pelemahan sebesar 24 pts (0,16%) di level 14195,00 per Dollar Amerika. Pergerakan nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan dimana diikuti pelemahan sebagian besar mata uang regional. Mata uang Yen Jepang (JPY) satu-satunya mata uang regional yang mengalami penguatan sebesar 0,29%. Adapun mata uang yang mengalami pelemahan terbesar didapati pada mata uang Baht Thailand (THB) sebesar 0,37% dan diikuti pelemahan mata uang Peso Filipina (PHP) dan mata uang Rupiah Indonesia (IDR) masing-masing sebesar 0,33% dan 0,16%. Sementara itu, mata uang Dollar Singapura (SGD) dan mata uang Renminbi China melemah sebesar 0,13% dan 0,12% terhadap Dollar Amerika.

Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,7bps di level 2,365% dan 1,1 bps di level 2,81%. Adapun tingkat imbal hasil US Treasury yang mengalami penurunan ini, seiring dengan kondisi pasar saham Amerika yang mengalami koreksi, dimana indeks DJIA turun sebesar 13 bps di level 25625,59 dan indeks NASDAQ ditutup melemah sebesar 63 bps di level 7643,38. Sementara itu, untuk pasar obligasi Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun dan tenor 30 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan masing-masing di level 1,029% dan 1,551%. Adapun untuk imbal hasil obligasi Jerman (Bund) untuk tenor 10 tahun mengalami kenaikan di level –0,073% sedangkan untuk tenor 30 tahunnya turun di level 0,54%.

Pada perdagangan hari Kamis, 28 Maret 2019, kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak bervariasi dengan adanya peluang untuk mengalami koreksi yang didorong oleh pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. Selain itu, para pelaku pasar juga akan melakukan aksi wait and see terlebih dahulu atas minimnya sentimen baik dari global maupun domestik.

Rekomendasi

Dengan masih terbukanya peluang terjadinya koreksi harga, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati pergerakan harga Surat Utang Negara dengan fokus pada seri Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah. Arah pergerakan harga Surat Utang Negara masih akan banyak dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. Beberapa seri yang cukup menarik untuk dicermati diantaranya adalah sebagai berikut ini : FR0070, FR0056, FR0071, FR0059, FR0053 dan FR0058.

Kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara mengalami kenaikan senilai Rp 0,961 triliun. 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group