Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

28 Januari 2019

Fixed Income Notes 28 Januari 2019

  • Harga Surat Berharga Negara pada perdagangan di akhir pekan  Jumat, 25 Januari 2019 mengalami kenaikan didukung oleh penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika di tengah estimasi pelaku pasar bahwa Bank Sentral Amerika masih akan mempertahankan suku bunga acuan pada FOMC Meeting mendatang.
  • Kenaikan harga yang terjadi pada perdangangan akhir pekan hari Jumat, tanggal 25 Januari 2019 kemarin terjadi pada sebagian besar seri Surat Berharga Negara dimana kenaikan harga mencapai 25 bps yang mendorong terjadinya penurunan imbal hasil hingga sebesar 3 bps. Imbal hasil Surat Berharga Negara dengan tenor pendek mengalami penurunan yang berkisar antara 0,5 - 3,1 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 9 bps. Sementara itu imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah terlihat mengalami penurunan hingga sebesar 1 bps yang didukung oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 5,6 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang mengalami penurunan imbal hasil yang hingga 3 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga 30 bps.  Dari Surat Berharga Negara dengan seri acuan, perubahan harga juga terjadi di beberapa seri, dimana untuk tenor 5 tahun mengalami kenaikan harga sebesar 3 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil sebesar 0,7 bps di level 7,948% dan untuk tenor 10 tahun mengalami kenaikan harga sebesar 4 bps yang menyebabkan terjadinya penurunan tingkat imbal hasil sebesar 0,6 bps di level 8,077%. Sementara itu pada seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami kenaikan harga sebesar 25 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil hingga sebesar 1,6 bps dan untuk Surat Berharga Negara seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami kenaikan harga yang paling tinggi diantara seri acuan lainnya yaitu sebesar 25 bps dengan didorong oleh penurunan tingkat imbal hasil yang sebesar 2,6 bps.
  • Perubahan harga yang terjadi pada perdagangan hari Jumat, tanggal 25 Januari 2019 kemarin didorong oleh faktor nilai tukar Rupiah yang menguat terhadap Dollar Amerika serta menurunnya persepsi risiko di tengah gejolak yang terjadi di pasar keuangan global, terutama di pasar sahamnya. Para pelaku pasar masih akan mencermati kondisi pasar dan melakukan aksi pembelian secara selektif menjelang disampaikannya notulen Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Meeting) yang akan diselenggarakan pada pekan ini. Pelaku pasar mengestimasi bahwa Bank Sentral Amerika masih akan mempertahankan suku bunga acuannya.
  • Harga Surat Berharga Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika masih menunjukkan tren kenaikan yang seiring dengan penurunan imbal hasil US Treasury dan terus membaiknya persepsi risiko di tengah gejolak yang terjadi di pasar keuangan global. Kenaikan harga terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika. Harga INDO24 mengalami kenaikan sebesar 16 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil sebesar 3,37 bps di level 3,868%. Sementara itu INDO29 mengalami kenaikan harga sebesar 34 bps yang menyebabkan penurunan imbal hasil sebesar 4,13 bps di level 4,242%. Adapun untuk INDO44 mengalami kenaikan harga sebesar 56,20 bps sehingga tingkat imbal hasilnya mengalami penurunan sebesar 3,4 bps di level 5,020%. Sementara itu, untuk INDO 49 mengalami kenaikan harga sebesar 36,40 bps sehingga mengalami penurunan tingkat imbal hasil sebesar 2,22 bps di level 4,912%.
  • Volume perdagangan Surat Berharga Negara mengalami peningkatan dibandingkan dengan perdagangan di hari Kamis, dengan volume perdagangan senilai Rp12,10 triliun dari 41 seri Surat Berharga Negara yang dilaporkan, dengan volume terbesar didapati pada Obligasi Negara seri FR0068 senilai Rp2,409 triliun dari 31 kali transaksi di harga rata - rata 99,125% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0075 senilai Rp1,564 triliun dari 84 kali transaksi di harga rata - rata 92,25%. Sementara itu dari perdagangan Project Based Sukuk seri PBS016 didapati volume perdagangan terbesar senilai Rp220,00 miliar dari 1 kali transaksi di harga 98,73% dan diikuti oleh perdagangan Project Based Sukuk seri PBS013 senilai Rp161,50 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 99,88%.
  • Dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan lebih besar daripada volume perdagangan sebelumnya, senilai Rp840,61 miliar dari 35 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan terbesar didapati pada seri Sukuk Mudharabah Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry I Tahun 2018 Seri B (SMLPPI01B) senilai Rp224,00 miliar dari 2 kali transaksi dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Bank Maybank Indonesia Tahap III Tahun 2018 Seri A (BNII02ACN3) senilai Rp105,00 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,14%. Selanjutnya untuk volume obligasi korporasi sebesar Rp90,00 miliar untuk 4 kali transaksi di harga rata-rata 111,10% didapati pada Obligasi PLN VIII Tahun 2006 Seri B (PPLN08B).
  • Nilai tukar Rupiah pada perdagangan hari Jumat, tanggal 25 Januari 2019 ditutup menguat sebesar 77,50 pts (0,55%) di level 14092,50 per Dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami penguatan di sepanjang sesi perdagangan pada kisaran antara 14092,50 hingga 14167,50 per Dollar Amerika. Penguatan nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin terjadi di tengah penguatan sebagian besar nilai tukar mata uang regional. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) dan mata uang Peso Filipina (PHP) merupakan mata uang yang mengalami penguatan tertinggi, masing—masing sebesar 0,66% dan 0,63% dan diiringi oleh penguatan mata uang Rupiah Indonesia sebesar 0,55%. Selanjutnya, mata uang Ringgit Malaysia (MYR) mengalami penguatan mata uang regional sebesar 0,48% yang dilanjutkan dengan penguatan mata uang Yuan China (CNY) sebesar 0,35% terhadap mata uang Dollar Amerika. Sedangkan arah pergerakan yang berlawanan terjadi pada pelemahan mata uang Rupee India (INR) dan Yen Jepang (JPY). Keduanya mengalami pelemahan nilai tukar terhadap mata uang regional masing-masing sebesar 0,17% dan 0,15%.
  • Imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun ditutup dengan kondisi mengalami penguatan terbatas sebesar 4,6 bps berada pada level 2,758%, serta Imbal hasil US Treasury dengan tenor 30 tahun juga menguat di level 3,066%. Hal ini seiring dengan kondisi pasar saham Amerika Serikat dimana indeks saham utamanya mengalami pergerakan yang positif. Indeks DJIA menguat sebesar 75 bps di level 24737,20, sedangkan untuk indeks NASDAQ menguat sebesar 129 bps di level 7164,86. Adapun untuk imbal hasil surat utang Inggris bertenor 10 tahun mengalami penguatan sehingga berada pada level 1,325%. Sementara itu, untuk surat utang Jerman bertenor 10 tahun mengalami koreksi sehingga berada pada level 0,19%.
  • Pada perdagangan hari ini, Senin, 28 Januari 2019 kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak dengan arah perubahan yang bervariasi dengan arah pergerakan nilai tukar rupiah masih akan mempengaruhi arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Disamping itu, para pelaku pasar juga akan mencermati kondisi pasar jelang disampaikannya notulen Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Meeting) pada pekan ini, sehingga mereka akan melakukan aksi pembelian secara selektif. 
  • Rekomendasi
    Dengan kondisi tersebut, kami perkirakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini akan cenderung bergerak terbatas. Kami masih menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading di tengah harga Surat Utang Negara yang masih bergerak berfluktuasi. Kami juga masih merekomendasikan seri - seri Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah sebagai pilihan di tengah kondisi pasar yang masih berfluktuasi, yaitu seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0073, FR0058, FR0074, FR0068, FR0072 dan FR0067.
  • Pada sepekan kedepan terdapat satu surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp5,00 triliun. 
  • Kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara mengalami kenaikan senilai Rp 8,66 triliun

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group