Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

28 Februari 2017

Fixed Income Notes 28 Februari 2017

  • Jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara, imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 27 Februari 2017 cenderung mengalami kenaikan.

 

  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 5 - 7 tahun.

 

  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 3 - 5 bps. Sementara itu mbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami kenaikan berkisar antara 2 - 4 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 10 - 20 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) ditutup dengan cukup bervariasi dengan perubahan imbal hasil yang terbatas berkisar antara 1 - 2 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 20 bps.

 

  • Imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung bergerak dengan mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin terjadi di tengah minimnya katalis jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan diadakan pada hari ini. Terbatasnya perubahan imbal hasil juga didukung oleh volume perdagangan yang tidak begitu besar mengindikasikan bahwa pelaku pasar menahan diri untuk melakukan transaksi menjelang lelang, dimana pemerintah mentargetkan penerbitan Surat Utang Negara senilai Rp15 triliun dari enam seri Surat Utang Negara yang akan ditawarkan kepada investor.

 

  • Selain itu investor juga masih menantikan data infalsi periode Februari 2017 yang akan disampaikan Badan Pusat Statistik pada hari Rabu, 1 Maret 2017 dimana inflasi diperkirakan masih akan cukup tinggi seiring dengan kenaikan beberapa tarif serta bencana banjir di beberapa wilayah sehingga mendorong kenaikan harga bahan pangan.

 

  • Secara keseluruhan, terbatasnya perubahan imbal hasil pada perdagangan kemarin juga berdampak terhadap terbatasnya perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan, dimana untuk 15 tahun dan 20 tahun relatif tidak banyak mengalami perubahan masing - masing di level 7,827% dan 8,087% sementara itu untuk seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami kenaikan 2 bps dilevel 7,241% dan untuk seri acuan dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 7,503%.

 

  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan seiring dengan tren penurunan imbal hasil surat utang global. Imbal hasil dari INDO-27 mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 3,845% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 15 bps dan imbal hasil dari INDO-47 ditutup dengan penurunan sebesar 4 bps di level 4,813% didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 60 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-20 ditutup turun sebesar 1 bps di level 2,475%.

 

  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan di akhir pekan, senilai Rp5,73 triliun dari 31 seri Surat Utang Negara dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,62 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,38 triliun dari 24 kali transaksi di harga rata - rata 98,99% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp877,97 miliar dari 53 kali transaksi di harga rata - rata 96,51%.

 

  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp995,80 miliar dari 33 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Toyota Astra Financial Services Tahap II Tahun 2017 Seri A (TAFS02ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp389 miliar dari 37 kali transaksi di harga rata - rata 99,98% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Indosat Tahap III Tahun 2015 Seri D (ISAT01DCN3) senilai Rp100 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 110,95%.

 

  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah terbatas sebesar 10,00 pts (0,08%) di level 13341,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13335,00 hingga 13352,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika seiring dengan pergerakan mata uang regional yang cenderung mengalami pelemahan di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Peso Philippina (PHP) dan Yen Jepang (JPY).

 

  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Pada hari ini pemerintah berencana untuk mengadakan lelang penjualan Surat Utang Negara dengan target penerbitan senilai Rp15 triliun dari enam seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor. Pada lelang dua pekan sebelumnya, pemerintah meraup dana senilai Rp18,43 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp31,85 triliun. Kami perkirakan pelaku pasar masih akan mencermati pelaksanaan lelang sebelum kembali melakukan transaksi di pasar sekunder.

 

  • Selain lelang, pemerintah kembali menawarkan Sukuk Negara bagi investro ritel, yaitu Sukuk Negara Ritel seri SR009 yang ditawarkan sejak tanggal 27 Februari 2017 hingga 17 Maret 2017. Tingkat imbal hasil yang ditawarkan pemerintah untuk Sukuk Negara dengan tenor 3 tahun tersebut adalah sebesar 6,90% per tahun yang dibayarkan setiap bulannya kepada investor.

 

  • Adapun pergerakan harga Surat Utang Negara kami perkirakan akan berpotensi untuk mengalami penurunan di tengah pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami kenaikan jelang pidato Presiden Donald Trump yang akan dilaksanakan pada hari ini waktu setempat. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik pada level 2,358% dari posisi penutupan di akhir pekan pada level 2,313%. Imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga terlihat mengalami kenaikan dibandingkan dengan posisi penutupan di akhir pekan masing - masing di level 0,199% dan 1,152%. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika yang telah mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir.

 

  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi, sehingga kami perkirakan pergerakan harganya akan cenderung terbatas dengan arah pergerakan yang cenderung mendatar (sideways).

 

  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Bagi investor dengan horizon jangka panjang dapat mengiktui lelang penjualan Surat Utang Negara, dimana pemerintah menawarkan Surat Utang Negara dengan tenor panjang, yaitu FR0059 (2027), FR0072 (2036) dan FR0067 (2044).

 

  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03170601 (New Issuance), SPN12180301 (New Issuance), FR0061 (Reopening), FR0059 (Reopening), FR0072 (Reopening), dan FR0067 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 28 Februari 2017. Pemerintah akan melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang Rupiah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2017. Target penerbitan senilai Rp15.000.000.000.000,00 (lima belas triliun rupiah).

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group