Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

28 Desember 2017

Fixed Income Notes 28 Desember 2017

  • Pergerakan imbal hasil surat utang global yang mengalami penurunan turut mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 27 Desember 2017.
  •  Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 8 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 2 bps dimana penurunan imbal hasil terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 4 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 8 bps yang didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 35 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak cukup bervariasi dengan masih cenderung mengalami penurunan hingga sebesar 8 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 1 - 100 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami penurunan pada perdagangan kemarin didukung oleh katalis positif dari pasar surat utang regional dan global yang bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan. Imbal hasil surat utang regional pada perdagangan di akhri pekan ditutup dengan penurunan, kecuali surat utang Jepang yang justru mengalami kenaikan. Begitu pula surat utang global, dimana imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun kembali turun di kisaran 2,412% setelah sempat menembus level 2,5%, begitu pula imbal hasil dari surat utang Jerman dan Inggris yang juga mengalami penurunan. Selain itu, penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin didukung oleh membaiknya persepsi resiko yang tercermin pada penurunan angka CDS setelah Indonesia mendapatkan kenaikan peringkat kredit oleh Fitch. 
  • Secara keseluruhan, perubahan imbal hasil Surat Utang Negara yang bergerak dengan kecenderungan pada perdagangan kemarin juga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 15 tahun sebesar 1 bps masing - masing di level 6,330% dan 6,933%. Adapun imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 7,155%. Sementara itu imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun relatif tidak banyak mengalami perubahan di level 5,945%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya juga bervariasi pada setiap tenornya. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-37 ditutup naik terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 2,352% dan 4.444% didorong oleh adanya koreksi harga sebesar 1 bps. Imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-47 yang ditutup turun terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 3,594% dan 4,452% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 2 bps dan 1 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp10,73 triliun dari 34 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp6,20 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,26 triliun dari 21 kali transaksi di harga rata - rata 104,28% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0074 senilai Rp1,56 triliun dari 46 kali transaksi di harga rata - rata 104,84%.
  •  Adapun Volume perdagangan Project Based Sukuk yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp315,7 miliar dari 5 seri Project Based Sukuk yang diperdagangkan. Project Based Sukuk seri PBS009 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp100 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,36% yang diikuti oleh perdagangan Project Based Sukuk seri PBS014 senilai Rp72 miliar dari 10 kali transaksi di harga rata - rata 101,17% 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,37 triliun dari 51 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Bank OCBC NISP Tahap III Tahun 2017 Seri A (NISP02ACN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp660 miliar dari 10 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap I Tahun 2017 Seri A (ADMF04ACN1) senilai Rp226 miliar dari 19 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 7,00 pts (0,05%) pada level 13561,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13547,00 hingga 13564,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah terjadi di tengah pergerakan mata uang regional yang bergerak bervariasi terhadap dollar Amerika. Mata uang Dollar Singapura (SGD) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Peso Philippina (PHP). Sementara itu Yuan China (CNY) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Rupee India (INR). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan berpeluang untuk mengalami kenaikan didukung oleh katalis eksternal dimana imbal hasil surat utang global yang bergerak dengan mengalami penurunan serta masih tingginya volume perdagangan. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup turun pada level 2,412% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,474% serta imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 30 tahun juga ditutup turun di level 2,747%. Penurunan imbal hasil dengan tenor 10 tahun juga terjadi pada surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) masing - masing di level 0,384% dan 1,170%. Kondisi tersebut kami perkirakan akan menjadi katalis positif bagi perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, pergerakan harga Surat Utang Negara terlihat mengalami tren kenaikan kami perkirakan akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung naik dalam jangka pendek. Namun kami juga melihat ini akan dibatasi oleh harga Surat Utang Negara yang telah berada di area jenuh beli (overbought), membuka peluang adanya aksi ambil untung oleh investor. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung mendatar, kami menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi beli secara bertahap di saat harga Surat Utang Negara mengalami penurunan dan melakukan jual di saat harga surat utang mengalami kenaikan dengan pilihan pada seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0073, FR0058, ORI013, FR0068, dan FR0072.
  •  PT Pemeringkat Efek Indonesia menetapkan “idBBB-” untuk PT Ricobana Abadi dan rencana MTN.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group