Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

27 September 2017

Fixed Income Notes 27 September 2017

  • Pelemahan nilai tukar serta pergerakan imbal hasil surat utang regional yang cenderung mengalami kenaikan mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 26 September 2017. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 11 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 3 bps dimana kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara yang cukup besar terjadi pada tenor pendek dan menengah. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak bervariasi dimana untuk tenor 1 tahun mengalami penurunan imbal hasil sebesar  5 bps sementara itu pada tenor 2 - 4 tahun mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 11 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 20 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 4 - 10 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 45 bps dan imbal hasil Surat Utang  Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan hingga sebesar 9 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 90 bps. 
  • Pergerakan harga Surat Utang Negara yang mengalami koreksi pada perdagangan kemarin di tengah kembali meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Korea Utara di semenanjung Korea mendorong mata uang regional mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika. Adapun meningkatnya persepsi resiko Surat Utang Indonesia mendukung imbal hasil Surat Utang Negara mengalami kenaikan yang akhirnya mendorong harga Surat Utang Negara mengalami penurunan. Angka CDS 5 tahun yang mencerminkan persepsi resiko pada perdagangan kemarin berada pada kisaran 103 bps, terlihat mengalami kenaikan dibandingkan dengan posisi di saat Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan tingkat suku bunga acuannya pada akhir pekan kemarin. Selain itu, Kembali melemahnya nilai tukar rupiah menjadi katalis negatif bagi pasar Surat Utang Negara, pelemahan tersebut menjadi yang keenam secara berturut - turut. Sementara itu Investor terlihat aktif melakukan perdagangan yang tecermin pada tingginya volume perdagangan yang dilaporkan serta positifnya hasil lelang SBSN tidak mampu mendorong harga Surat Utang Negara mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin. 
  • Secara keseluruhan, kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin telah mendorong imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan naik pada posisi 5,919% (11 bps) untuk tenor 5 tahun, di posisi 6,323% (6 bps) untuk tenor 10 tahun, di posisi 6,890% (9 bps) untuk tenor 15 tahun dan di posisi 7,179% (6,5 bps) untuk tenor 20 tahun. 
  • Kenaikan imbal hasil juga terjadi pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika seiring dengan kenaikan imbal hasil dari US Treasury. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup naik terbatas kurang dari 1 bps di level 2,069% setelah mengalami koreksi harga yang juga terbatas sebesar 1 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-27 ditutup naik sebesar 3,5 bps di level 3,449% setelah mengalami koreksi harga sebesar 30 bps. Sementara itu INDO-37 mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 4,368% didorong oleh koreksi harga  sebesar 15 bps dan INDO-47 mengalami kenaikan sebesar 3 bps di level 4,375% didorong oleh adanya koreksi harga sebesar 50 bps. 
  •  Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporan pada perdagangan kemarin menunjukkan adanya peningkatan dibandingan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp17,29 triliun dari 39 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dimana untuk seri acuan, volume perdagangan yang dilaporkan mencapai Rp7,60 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,98 triliun dari 73 kali transaksi di harga rata - rata 104,34% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0072 senilai Rp1,55 triliun dari 73 kali transaksi di harga rata - rata 110,56%. 
  • Adapun dari perdagangan obligsi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp598,30 miliar dari 28 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap I Tahun 2017 Seri A (BMTR01ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp244 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 100,78% dan diikuti oleh Obligasi Berkelanjutan IV Sarana Multigriya Finansial Tahap I Tahun 2017 Seri A (SMFP04ACN1) senilai Rp202 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,57%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 49,00 pts (0,36%) pada level 13374,00 per dollar Amerika. Bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13334,00 hingga 13395,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika seiring dengan penguatan nilai tukar dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) masih memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Peso Philippina (PHP) dan Rupee India (INR). Sedangkan hanya Dollar Hongkong (HKD) yang mengalami penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak bervariasi dengan peluang untuk mengalami koreksi di tengah kembali naiknya imbal hasil dari surat utang global. Imbal hasil dari US Treasury pada perdagangan hari Selasa kembali ditutup dengan mengalami kenaikan setelah kembali meningkatnya tensi geopolitik. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik pada level 2,236% begitu pula dengan tenor 30 tahun yang ditutup naik pada level 2,774%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (bund) dan Inggris (gilt) dengan tenor 10 tahun juga ditutup naik masing - masing pada level 0,407% dan 1,333%. Adanya kenaikan imbal hasil surat utang tersebut kami perkirakan juga akan mendorong terjadinya koreksi harga terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini. 
  • Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak dalam tren kenaikan, hanya saja kenaikan harga akan dibatasi oleh kondisi harga Surat Utang Negara yang telah berada pada area jenuh beli (overbought). Hal tersebut kami perkirakan akan mendorong pelaku pasar untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking) sehingga akan mendorong terjadinya koreksi harga di pasar sekunder. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut, kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergarakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga. Beberapa seri yang masih cukup menarik adalah seri FR0069, FR0053, FR0070, FR0071, FR0073, FR0065, FR0068, FR0072, dan FR0075. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp7,00 triliun dari lelang penjualan Sukuk Negara seri SPN-S 13032018 (reopening), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 26 September 2017.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group